Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Rock Climbing dan Persiapannya? Pemula Wajib Tahu!

ilustrasi panjat tebing atau rock climbing (pexels.com/Jozef Fehér)

Rock climbing merupakan salah satu jenis olahraga ekstrem serta menantang dengan mendaki tebing atau dinding batu untuk sampai ke puncak. Kegiatan ini awalnya untuk mencari sumber daya alam, seperti sarang burung atau mata air, di daerah yang sulit dijangkau.

Seiring waktu, rock climbing berkembang menjadi olahraga populer, terutama di kalangan pecinta alam dan mereka yang mencari tantangan. Di bawah ini sudah IDN Times rangkum buat kamu tentang jenis rock climbing, peralatan yang harus disiapkan, hingga teknik yang tepat bagi pemula.

1. Apa itu rock climbing?

ilustrasi seorang wanita memanjat tebing di atas laut (pexels.com/Dylan Flying)

Rock climbing, atau panjat tebing, merupakan olahraga yang mengandalkan kelenturan, kekuatan, daya tahan tubuh, kecerdikan, hingga kemampuan bekerja sama dalam tim. Selain itu, strategi dan kecerdasan individu sangat penting untuk mencapai puncak tebing.

Pada awalnya, rock climbing merupakan kegiatan outdoor yang belum memiliki aturan baku. Pemanjat biasanya menggunakan peralatan seadanya, yang meningkatkan risiko kecelakaan karena kurangnya standar keselamatan.

Seiring waktu, olahraga ini berkembang dan mulai diatur dengan peraturan yang jelas. Berbagai peralatan keselamatan seperti tali karmantel, carabiner, sepatu khusus, harness, ascender, descender, piton, hammer, dan helm diperkenalkan untuk menjaga keselamatan pemanjat dan memastikan pendakian dilakukan dengan aman.

2. Jenis-jenis rock climbing

ilustrasi orang panjat tebing (pexels.com/RDNE Stock project)

Rock climbing ada beberapa jenisnya, yaitu:

  1. Free climbing
    Free climbing merupakan jenis rock climbing di mana pemanjat hanya mengandalkan kekuatan tangan dan kaki untuk mendaki. Meskipun pemanjat tidak menggunakan alat bantu seperti tali untuk mendaki, mereka tetap menggunakannya sebagai pengaman jika terjadi kecelakaan.
  2. Bouldering
    Bouldering merupakan kegiatan memanjat jalur rock climbing tanpa menggunakan tali, namun tetap membutuhkan perlindungan berupa matras atau crash pad untuk menghindari cedera jika terjatuh. Aktivitas ini dapat dilakukan baik di luar ruangan (outdoor) maupun di indoor.
  3. Lead climbing
    Lead climbing adalah jenis rock climbing yang melibatkan dua orang atau lebih, di mana pemanjat pertama (leader) memasang alat pengaman berupa tali yang terhubung dengan pemanjat berikutnya (belayer).
  4. Top rope climbing
    Top rope climbing merupakan jenis rock climbing yang cocok untuk pemula. Dalam aktivitas ini, tali pengaman sudah terpasang pada anchor di atas dan terhubung dengan belayer, yang menjaga keselamatan pemanjat. Pemanjat hanya fokus pada teknik mendaki, karena risiko jatuhnya sangat rendah karena belayer akan menahan pemanjat jika terjatuh.

3. Peralatan yang harus disiapkan

ilustrasi peralatan untuk panjat tebing atau rock climbing (pexels.com/Katya Wolf)

Buat kamu yang baru mau mencoba olahraga ini, terlebih bila pemula, ada beberapa peralatan yang perlu disiapkan, diantaranya:

  1. Carabiner
    Alat berbentuk cincin logam dengan pengunci yang digunakan untuk menghubungkan berbagai peralatan pendakian, seperti tali, harness, dan pengaman lainnya, salah satu barang yang penting untuk dibawa.
  2. Ascender dan descender
    Ascender adalah alat yang digunakan untuk membantu pendakian vertikal dengan cara menempelkan alat ini pada tali dan menggerakkan alat ke atas untuk memudahkan pemanjat bergerak ke atas. Sebaliknya, descender digunakan untuk menuruni tebing atau dinding pendakian dengan aman, mengontrol kecepatan turun dengan memanfaatkan gesekan pada tali.
  3. Harness
    Harness merupakan alat pengaman yang dikenakan di tubuh untuk mengikat kamu pada tali. Biasanya terbuat dari bahan yang kuat dan nyaman, harness sangat penting untuk memastikan keselamatan pemanjat, terutama saat melakukan climbing yang memerlukan tali pengaman.
  4. Tali karmantel
    Tali karmantel adalah jenis tali yang sering digunakan dalam rock climbing karena kekuatannya yang sangat tinggi dan tahan terhadap gesekan. Tali ini terbuat dari serat sintetis dengan lapisan luar yang melindungi inti tali, sehingga lebih tahan lama dan aman digunakan dalam pendakian.

4. Teknik rock climbing yang tepat bagi pemula

ilustrasi panjat tebing atau rock climbing (pexels.com/Davyd Bortnik)

Bagi yang baru mencoba rock climbing, mungkin akan merasa agak canggung atau kesulitan di awal. Jangan khawatir, berikut beberapa teknik dasar yang bisa membantu mempermudah pendakianmu:

  • Three point contact
    Salah satu teknik dasar yang bisa diterapkan oleh pemula adalah memastikan ada tiga titik kontak tubuh yang menyentuh dinding. Biasanya, ini terdiri dari dua tangan dan satu kaki, atau sebaliknya. Dengan cara ini, tubuh kamu akan lebih stabil dan memudahkan kamu untuk bergerak ke atas.
  • Tangan selalu lurus
    Sebisa mungkin, pertahankan posisi tangan dalam keadaan lurus saat memanjat. Menekuk siku akan membuat tangan cepat lelah. Sebaliknya, dengan tangan lurus, tubuh bagian bawah akan menahan sebagian besar beban, sehingga tangan bisa lebih ringan.
  • Memanjat dengan kaki
    Salah satu kesalahan umum pemula adalah terlalu bergantung pada tangan saat memanjat. Padahal, rock climbing merupakan olahraga yang lebih mengutamakan kekuatan kaki. Gunakan kaki untuk mendorong tubuh ke atas, dan biarkan tangan lebih berfungsi sebagai penopang.

5. Cara memilih sepatu khusus rock climbing

ilustrasi panjat tebing atau rock climbing (pexels.com/Becerra Govea Photo)

Salah satu peralatan penting lainnya yang harus disiapkan sebelum melakukan rock climbing adalah sepatu. Sepatu climbing dirancang khusus untuk mendukung kenyamanan dan kinerja sesuai dengan tingkat kemahihan. Agar tidak salah pilih, berikut beberapa tips untuk memilih sepatu rock climbing yang tepat:

  • Pilih sepatu sesuai budget
  • Gunakan sepatu yang pas
    Pilih yang tidak terlalu longgar dan tidak terlalu sempit. Biasanya atlet rock climbing profesional mengurangi satu hingga dua nomor untuk mengukur sepatu rock climbing yang mereka punya.
  • Pilih sepatu sesuai tingkat kemahiran
    Buat kamu pemula, bisa memilih sepatu dengan tingkat kelenturan yang tinggi.
  • Pilih sesuai dengan rute dan teknik pemanjatan
    Sepatu rock climbing ternyata didesain untuk jenis, rute, hingga teknik memanjat yang berbeda lho. Jadi jangan salah pilih, ya.

6. Berbeda dengan wall climbing

Ilustrasi pria panjat tebing (pexels.com/ShotPot)

Rock climbing dan wall climbing memang terlihat serupa, namun keduanya memiliki sejumlah perbedaan. Dari lokasi pendakian hingga peralatan yang digunakan, kedua jenis olahraga ini memiliki ciri khasnya masing-masing. Berikut beberapa perbedaannya:

  1. Medan pendakian
    Medan yang digunakan dalam rock climbing cenderung lebih menantang dibandingkan dengan wall climbing. Pada rock climbing, pendakian dilakukan di alam terbuka dengan tebing alami yang memiliki berbagai tingkat kesulitan. Sebaliknya, wall climbing dilakukan di dinding buatan yang dirancang dengan jalur-jalur pendakian yang telah ditentukan.
  2. Lokasi pendakian
    Panjat tebing alami dalam rock climbing biasanya berlangsung di lokasi luar ruangan, seperti gunung atau tebing yang terbentuk secara alami. Sementara wall climbing bisa dilakukan di dalam ruangan (indoor) maupun luar ruangan (outdoor), dengan banyak dinding buatan yang dapat ditemukan di pusat kebugaran atau fasilitas olahraga terdekat.
  3. Peralatan yang digunakan
    Meskipun kedua olahraga ini menggunakan beberapa peralatan yang serupa, perlengkapan yang digunakan dalam rock climbing lebih canggih dan lengkap. Sementara itu, peralatan wall climbing lebih fokus pada pengurangan kelembapan tangan, seperti menggunakan chalk magnesium untuk mencegah tangan terasa licin.
  4. Persiapan sebelum memanjat
    Persiapan untuk wall climbing relatif lebih mudah karena bisa dilakukan di dalam ruangan dengan kondisi yang terkontrol. Yang perlu dipastikan adalah kebugaran tubuh. Di sisi lain, persiapan untuk rock climbing membutuhkan lebih banyak waktu, termasuk latihan fisik untuk menguatkan otot tubuh dan persiapan mental, terutama jika pendakian dilakukan di alam terbuka dengan cuaca yang tidak selalu dapat diprediksi.

 

Penulis: Syifa Putri Naomi

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Putri Ambar
Wahyu Kurniawan
Putri Ambar
EditorPutri Ambar
Follow Us