Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Cara Menghentikan Inner Critic dalam Diri Pria, Pahami!

ilustrasi cemas (pexels.com/Timur Weber)
Intinya sih...
  • Kenali dan beri nama inner critic untuk menciptakan jarak emosional dari pikiran negatif.
  • Tantang pikiran negatif dengan pertanyaan logis agar otak keluar dari mode emosi.
  • Fokus pada proses, ganti narasi dengan afirmasi positif, dan jaga kesehatan mental serta fisik secara seimbang.

Inner critic atau suara negatif dalam pikiran bisa menjadi hambatan besar bagi banyak pria. Ia muncul sebagai keraguan diri, ketakutan gagal, dan sering kali menghina setiap langkah kecil yang dicapai. Jika tidak dikendalikan, inner critic bisa menghancurkan kepercayaan diri dan relasi sosial.

Banyak pria tidak menyadari betapa kuatnya pengaruh suara internal ini dalam kehidupan sehari-hari. Untungnya, ada berbagai cara yang bisa membantu mengurangi kekuatannya. Berikut ini tujuh cara menghentikan inner critic yang bisa mulai kamu praktikkan hari ini.

1. Kenali dan beri nama inner critic

ilustrasi merenung (pexels.com/MART PRODUCTION)

Langkah pertama untuk mengendalikan inner critic adalah menyadari keberadaannya. Perhatikan saat kamu mulai berbicara negatif pada diri sendiri dan identifikasi pola pikir yang muncul. Memberi nama pada inner critic bisa membantu menciptakan jarak emosional dari pikiran tersebut.

Dengan memberi nama, kamu seakan memperlakukan suara itu sebagai pihak luar, bukan bagian dari dirimu. Hal ini akan membuatmu lebih mudah menolak atau menantangnya. Seiring waktu, kamu akan terbiasa memisahkan identitas dirimu dari pikiran negatif tersebut.

2. Tantang pikiran negatif dengan logika

ilustrasi berpikir (pexels.com/Dziana Hasanbekava)
ilustrasi berpikir (pexels.com/Dziana Hasanbekava)

Inner critic sering kali tidak rasional dan berbicara berdasarkan ketakutan, bukan kenyataan. Saat kamu menyadari suara itu muncul, cobalah tantang dengan pertanyaan logis. Misalnya, "Apa bukti bahwa aku akan gagal?" atau "Apakah ini benar terjadi atau hanya asumsi?"

Pertanyaan ini membantu otakmu keluar dari mode emosi dan masuk ke mode analitis. Kamu mulai melihat bahwa tidak semua pikiran adalah kebenaran. Semakin sering kamu menantang inner critic, semakin lemah pengaruhnya dalam kehidupanmu.

3. Fokus pada proses, bukan hasil

ilustrasi fokus (pexels.com/Pixabay)

Inner critic senang menyoroti kegagalan dan mengabaikan usaha yang sudah dilakukan. Untuk mengatasinya, fokuskan perhatianmu pada proses, bukan semata hasil akhir. Apresiasi setiap langkah kecil yang sudah kamu ambil.

Ketika kamu menghargai proses, kamu belajar melihat pertumbuhan pribadi di balik tantangan. Ini menciptakan ruang bagi belas kasih terhadap diri sendiri. Hasil akan datang seiring waktu, tetapi fondasi yang kuat terbentuk dari menghargai perjalananmu.

4. Ganti narasi dengan afirmasi positif

ilustrasi bercermin (pexels.com/Min An)

Salah satu cara melawan inner critic adalah mengganti narasi internal yang negatif dengan afirmasi positif. Pilih kalimat-kalimat yang membangun, seperti "Aku mampu belajar dari kesalahan" atau "Aku cukup seperti apa adanya." Ulangi afirmasi ini secara rutin.

Kebiasaan ini membantu membentuk ulang koneksi di otak dan memperkuat rasa percaya diri. Afirmasi tidak harus sempurna, yang penting jujur dan relevan dengan kondisimu. Semakin sering dilakukan, suara positif dalam pikiranmu akan semakin kuat.

5. Bicaralah pada diri sendiri seperti ke sahabat

ilustrasi bercermin (pexels.com/Diva Plavalaguna)
ilustrasi bercermin (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Pikirkan bagaimana kamu berbicara pada sahabat yang sedang kesulitan. Apakah kamu akan mengkritiknya habis-habisan? Tidak, kamu pasti bersikap suportif. Lakukan hal yang sama pada dirimu sendiri.

Ganti kalimat seperti "Kamu bodoh!" dengan "Wajar kok kalau belum tahu." Ini bukan berarti kamu menolak kritik, tetapi menyampaikannya dengan cara yang membangun. Perlakukan dirimu dengan empati adalah bentuk kedewasaan emosional yang sehat.

6. Jaga kesehatan mental dan fisik secara seimbang

ilustrasi olahraga (pexels.com/Vitaly Gariev)

Inner critic cenderung lebih aktif saat kamu kelelahan, stres, atau kurang tidur. Menjaga pola makan, tidur cukup, dan olahraga teratur bisa mengurangi intensitas suara negatif ini. Kondisi fisik yang prima mendukung pikiran yang lebih jernih.

Selain itu, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika diperlukan. Konseling atau terapi bukan tanda kelemahan, justru menunjukkan keberanian untuk sembuh. Inner critic akan lebih mudah dikendalikan saat kamu berada dalam kondisi mental dan fisik yang stabil.

7. Kembangkan lingkungan yang suportif

ilustrasi teman (pexels.com/Helena Lopes)
ilustrasi teman (pexels.com/Helena Lopes)

Lingkungan sekitar sangat memengaruhi cara kamu memandang diri sendiri. Jika kamu dikelilingi oleh orang-orang yang mendukung dan tidak judgmental, suara inner critic akan lebih jarang terdengar. Pilih teman yang membuatmu merasa diterima dan dimengerti.

Hindari lingkungan yang toxic atau terlalu kompetitif tanpa empati. Hubungan yang sehat membantu memperkuat narasi positif dalam dirimu. Ketika kamu merasa dihargai oleh orang lain, lebih mudah untuk menghargai dirimu sendiri.

Menghadapi inner critic memang tidak mudah, tetapi bukan tidak mungkin. Dengan kesadaran dan latihan yang konsisten, kamu bisa meredam kekuatannya secara bertahap. Jangan biarkan suara negatif itu mengendalikan hidupmu. Kamu layak untuk merasa cukup dan berkembang jadi versi terbaik dari dirimu sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us