Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan sedang bertengkar (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi pasangan sedang bertengkar (pexels.com/RDNE Stock project)

Setiap hubungan pasti menghadapi tantangan, termasuk pertengkaran yang terkadang tak terhindarkan. Dalam situasi penuh emosi, sering kali keputusan diambil secara impulsif tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjangnya.

Hal ini bisa berujung pada penyesalan dan merusak hubungan yang telah dibangun dengan penuh usaha. Mengendalikan diri saat bertengkar menjadi kunci untuk menjaga hubungan tetap sehat dan harmonis.

Supaya masalah tidak semakin melebar, yuk, terapkan ketujuh cara menghindari keputusan impulsif saat bertengkar dengan pasangan berikut ini. Jangan dilewatkan!

1. Mengatur napas dan menenangkan diri

ilustrasi pasangan sedang bertengkar (pexels.com/Vera Arsic)

Saat emosi sedang tinggi, tubuh secara otomatis masuk ke dalam mode respons stres, seperti jantung yang berdetak lebih cepat dan pernapasan yang menjadi pendek. Dalam kondisi ini, sulit untuk berpikir jernih.

Mengatur napas secara perlahan bisa membantu menurunkan intensitas emosi. Menarik napas dalam selama beberapa kali memungkinkan tubuh dan pikiran untuk lebih rileks. Selain itu, memberikan waktu beberapa detik untuk tenang sebelum merespons pasangan akan mencegah ucapan atau tindakan yang nantinya bisa disesali.

2. Memberi jarak untuk refleksi

ilustrasi pasangan sedang bertengkar (pexels.com/Timur Weber)

Mengambil waktu sejenak untuk menjauh dari situasi yang memanas dapat memberikan ruang bagi pikiran untuk berpikir lebih rasional. Pergi ke ruangan lain, berjalan sebentar, atau sekadar duduk diam bisa membantu menenangkan diri.

Jarak yang diberikan ini bukan untuk menghindari masalah, tetapi untuk memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil berasal dari pikiran yang lebih jernih. Setelah merasa lebih tenang, pembicaraan bisa dilanjutkan dengan cara yang lebih sehat tanpa ada tekanan emosional yang berlebihan.

3. Fokus pada solusi, bukan pada emosi

ilustrasi pasangan sedang bertengkar (pexels.com/Keira Burton)

Ketika bertengkar, mudah sekali terbawa perasaan dan mulai mengungkit kesalahan-kesalahan masa lalu. Hal ini justru memperburuk keadaan dan menjauhkan dari penyelesaian masalah.

Fokus utama seharusnya adalah mencari solusi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak. Dengan mengalihkan perhatian dari emosi yang meluap ke langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaan, pertengkaran akan berubah menjadi diskusi yang lebih konstruktif.

4. Menghindari kata-kata yang menyakiti

ilustrasi pasangan sedang bertengkar (pexels.com/RDNE Stock project)

Dalam kondisi emosi yang tidak stabil, kata-kata bisa menjadi senjata yang melukai pasangan. Ucapan yang kasar atau sarkastik hanya akan memperburuk keadaan dan meninggalkan luka yang sulit disembuhkan.

Menggunakan kata-kata yang lebih netral dan tetap menghormati pasangan akan menjaga hubungan tetap sehat. Jika tidak yakin dengan kata-kata yang akan diucapkan, lebih baik diam sejenak daripada mengeluarkan sesuatu yang bisa membawa penyesalan di kemudian hari.

5. Memahami bahwa emosi bersifat sementara

ilustrasi pasangan sedang bertengkar (pexels.com/RDNE Stock project)

Saat pertengkaran terjadi, perasaan marah atau sedih mungkin terasa sangat mendominasi dalam hati. Namun, penting untuk diingat bahwa emosi adalah sesuatu yang bersifat sementara.

Perasaan yang begitu kuat saat ini mungkin akan terasa lebih ringan setelah beberapa jam atau keesokan harinya. Dengan menyadari bahwa emosi ini tidak akan berlangsung selamanya, keputusan besar yang bisa mengubah hubungan sebaiknya tidak diambil dalam kondisi emosi yang belum stabil.

6. Menunda keputusan besar sampai emosi mereda

ilustrasi pasangan sedang bertengkar (pexels.com/Keira Burton)

Keputusan yang diambil saat marah atau kecewa sering kali tidak mencerminkan keinginan yang sebenarnya. Mengakhiri hubungan, pergi dari rumah, atau membuat pernyataan yang terlalu drastis hanya akan menimbulkan penyesalan ketika suasana hati sudah lebih tenang.

Menunda keputusan besar hingga emosi mereda memungkinkan adanya evaluasi yang lebih rasional. Setelah situasi lebih stabil, bisa dipertimbangkan kembali apakah keputusan tersebut benar-benar diperlukan atau hanya reaksi sesaat dari emosi yang belum terkendali.

7. Mengembangkan kemampuan komunikasi yang lebih baik

ilustrasi pasangan sedang bertengkar (pexels.com/cottonbro studio)

Komunikasi yang buruk sering menjadi pemicu utama dalam pertengkaran. Salah paham atau cara menyampaikan pendapat yang kurang tepat bisa menyebabkan konflik yang lebih besar.

Meningkatkan kemampuan komunikasi dengan belajar mendengarkan secara aktif, mengungkapkan perasaan dengan jelas, dan menghindari nada yang provokatif dapat membantu mencegah pertengkaran menjadi lebih parah. Dengan komunikasi yang lebih baik, penyelesaian masalah akan lebih efektif tanpa harus terjebak dalam keputusan impulsif yang merugikan.

Dalam setiap hubungan, pertengkaran memang tidak bisa dihindari, tetapi bagaimana cara menyikapinya sangat menentukan masa depan hubungan tersebut. Menghindari keputusan impulsif saat bertengkar dengan pasangan adalah langkah penting untuk menjaga hubungan tetap sehat dan harmonis.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team