Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi berpikir (pexels.com/Michael Burrows)

Intinya sih...

  • Ubah asumsi yang kamu milikiBongkar asumsi lama untuk memicu ide segar dan model bisnis baru.

  • Ajukan pertanyaan “bagaimana jika?”Pertanyaan ini membuka ruang diskusi dan imajinasi yang tak terbatas.

  • Gunakan teknik provokasiMengundang ide-ide radikal dengan pernyataan ekstrem dan mencari alasan logis di baliknya.

Pernah dengar istilah lateral thinking? Ini adalah metode berpikir yang mengajak kamu keluar dari pola logis yang biasa. Teknik ini dikembangkan oleh Edward de Bono dan dipopulerkan lewat buku-buku Paul Sloane. Berbeda dengan berpikir vertikal atau analitis, lateral thinking justru memicu ide-ide segar lewat pendekatan tak terduga.

Jika dilatih dengan baik, kemampuan ini bisa bikin kamu lebih inovatif dalam menyelesaikan masalah. Dalam artikel ini, kita akan bahas tujuh cara praktis untuk melatih lateral thinking menurut Paul Sloane. Siap-siap membuka perspektif baru dalam cara kamu berpikir, ya!

1. Ubah asumsi yang kamu miliki

ilustrasi berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Banyak ide mentok karena kamu terjebak pada asumsi lama yang tak pernah dipertanyakan. Cobalah melatih diri dengan bertanya, “Apa asumsi aku soal ini?” dan ubah itu sebagai eksperimen berpikir. Paul Sloane menekankan bahwa kreativitas sering muncul ketika kita membongkar asumsi yang selama ini dianggap kebenaran.

Misalnya, ketika kamu berpikir restoran harus punya tempat duduk, coba bayangkan jika konsepnya tanpa kursi. Gagasan ini mungkin terdengar aneh, tapi bisa memicu model bisnis baru seperti food truck. Latihan seperti ini menstimulasi pikiran untuk mengeksplorasi kemungkinan tak terduga.

2. Ajukan pertanyaan “bagaimana jika?”

ilustrasi berpikir (pexels.com/Jack Sparrow)

Pertanyaan ini mendorong pikiran kamu ke wilayah yang belum terpetakan. Misalnya, “Bagaimana jika lampu lalu lintas diganti dengan suara musik?” Ini membuka ruang diskusi dan imajinasi yang sebelumnya tertutup oleh logika umum.

Menurut Paul Sloane, pertanyaan “bagaimana jika” adalah pintu gerbang menuju solusi kreatif. Teknik ini juga bisa kamu gunakan dalam brainstorming, baik untuk proyek kerja maupun ide pribadi. Kuncinya, jangan langsung menolak ide hanya karena terdengar tidak realistis.

3. Gunakan teknik provokasi

ilustrasi berpikir (pexels.com/Dziana Hasanbekava)

Paul Sloane menyarankan latihan provokasi untuk mengundang ide-ide radikal. Kamu bisa memulainya dengan membuat pernyataan ekstrem seperti “kantor tanpa atasan” atau “sekolah tanpa guru”. Tujuannya bukan untuk diterapkan, tapi memancing cara pandang baru.

Setelah membuat pernyataan provokatif, lanjutkan dengan mencari alasan logis di baliknya. Dari situ, kamu bisa menemukan solusi kreatif untuk masalah nyata. Metode ini sangat berguna ketika solusi biasa tak lagi berhasil.

4. Kumpulkan analogi dari berbagai bidang

ilustrasi berpikir (pexels.com/cottonbro studio)

Sloane percaya bahwa inspirasi bisa datang dari mana saja, termasuk bidang yang tampaknya tak ada hubungannya. Cobalah belajar dari dunia luar seperti olahraga, seni, atau biologi. Temukan bagaimana prinsip di sana bisa diterapkan pada masalah kamu.

Misalnya, analogi dari cara semut bekerja bisa menginspirasi struktur organisasi yang lebih dinamis. Atau sistem pertahanan tubuh manusia bisa menginspirasi sistem keamanan digital. Dengan melatih ini, kamu akan lebih mudah melihat pola dan koneksi yang tak biasa.

5. Coba ubah urutan proses yang ada

ilustrasi berpikir (pexels.com/Julia M Cameron)

Dalam banyak situasi, kamu mengikuti langkah-langkah berdasarkan kebiasaan. Tapi apa jadinya kalau urutannya dibalik? Paul Sloane mendorong kamu untuk membongkar proses dan menyusunnya ulang.

Contohnya, dalam menyusun acara, biasanya kamu pikirkan tempat dulu baru undangan. Coba balik: pikirkan siapa yang diundang dulu, lalu pilih tempat yang sesuai. Ini terdengar sederhana, tapi sering kali mengubah cara pandang dan hasil akhirnya.

6. Berlatih storytelling untuk menjelaskan ide

ilustrasi berpikir (pexels.com/Ron Lach)

Paul Sloane menyebut bahwa cerita adalah alat kuat dalam berpikir lateral. Ketika kamu menyusun narasi, otakmu terlatih untuk menghubungkan ide yang tampaknya tidak berkaitan. Ini sangat membantu untuk menemukan solusi dari berbagai sudut pandang.

Mulailah dengan bercerita tentang masalah yang ingin kamu selesaikan. Tambahkan tokoh, konflik, dan alur cerita yang tidak biasa. Lewat cerita, ide-ide aneh sekalipun bisa terasa logis dan menarik.

7. Bermain puzzle dan teka-teki lateral

ilustrasi main puzzle (pexels.com/Thirdman)

Puzzle logika sering kali hanya mengasah nalar vertikal, sedangkan teka-teki lateral memancing kamu untuk keluar dari jalur logika biasa. Paul Sloane sendiri banyak menulis buku berisi teka-teki jenis ini. Latihan ini bisa kamu lakukan tiap hari sebagai hiburan sekaligus latihan otak.

Beberapa teka-teki sengaja dirancang untuk membuat kamu bingung karena jawabannya sangat tidak terduga. Dari situ, kamu belajar melepaskan pola pikir yang kaku. Ini membantu kamu menjadi lebih fleksibel dalam menghadapi tantangan sehari-hari.

Melatih lateral thinking bukan hanya soal menjadi lebih kreatif, tapi juga tentang cara hidup yang lebih adaptif. Dengan berpikir dari berbagai arah, kamu bisa lebih mudah menghadapi ketidakpastian. Jangan takut mencoba metode Paul Sloane, karena perubahan besar dimulai dari cara pikir yang berbeda.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team