5 Cara Terbebas dari Sifat Toxic yang Merusak Hubungan Sosial

Apakah kamu hobi banget mengomentari orang-orang di sekitarmu? Apakah saat melakukan kesalahan kamu gak pernah mau mengakui dan meminta maaf? Atau kamu adalah orang yang gak bisa menghargai privasi orang lain dan cenderung bersikap posesif terhadap mereka? Apakah kamu juga susah banget untuk memahami perasaan orang lain? Bahkan, saat melihat orang lain senang, kamu merasa gak suka jika kamu gak terlibat dalam hal yang menyenangkan itu?
Dari beberapa hal di atas, kira-kira yang ada pada dirimu berapa? Jika ada salah satu, dua atau bahkan semua hal tersebut relate banget sama kamu, bisa jadi kamu adalah orang yang toxic bagi orang-orang di sekitarmu. Tenang saja, semua pasti ada faktor penyebabnya, mengapa kamu bisa menjadi toxic seperti itu. Bisa karena ada pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan, atau kamu pun menjadi korban dari orang-orang yang toxic juga.
Terlepas dari sikapmu yang santai dan asyik setiap harinya, jika kamu masih memiliki sifat toxic dalam diri. Tetap saja itu akan bisa merusak keharmonisan hubunganmu dengan orang-orang di sekitarmu, entah itu keluarga, teman, atau rekan kerja. Berikut lima cara untuk membebaskan diri dari sifat toxic agar hubungan sosialmu tetap terjalin dengan baik.
1.Melatih rasa empati diri
Rasa empati adalah kemampuan yang kamu miliki untuk dapat mengerti perasaan orang lain. Bagaimana caranya supaya kamu bisa mengerti dan memahami sesuatu? Pada dasarnya kamu bisa mengerti karena kamu pernah mengalami rasa yang sama seperti yang orang lain rasakan itu. Namun, kalau kamu masih memiliki sifat toxic biasanya akan sulit untuk berempati ke orang lain.
Mengapa bisa begitu? Bisa jadi karena pengalamanmu di masa lalu bersama orang toxic membuat hatimu terluka sangat dalam, sehingga kamu berusaha melindungi diri dengan cara gak merasakan tentang apa yang kamu rasakan saat itu, seperti kesedihan, kekecewaan, kemarahan dan emosi negatif lainnya. Ini pun kamu lakukan karena ada alasannya, apabila kamu merasakan hal negatif itu, maka luka di hatimu akan semakin dalam. Jika ini dibiarkan berlarut, maka kamu akan memiliki hubungan buruk juga terhadap diri sendiri. Jika dengan perasaan sendiri saja kamu mengabaikannya, bagaimana dengan perasaan orang lain?
Melatih empati dalam diri yang pertama harus kamu lakukan adalah mendengarkan. Belajarlah mendengarkan perasaanmu sendiri dulu, setelah itu baru belajar mendengarkan perasaan orang lain. Jangan lupa juga untuk mulai peduli dengan orang lain, bukan untuk kepo, namun untuk bisa lebih mengerti perilaku orang lain agar kamu bisa mengerti juga tentang apa yang sedang dia rasakan.