Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

⁠EF Dorong Pembelajaran Bahasa Inggris Lebih Humanis yang Berbasis AI

ilustrasi belajar skill (pexels.com/Armin Rimoldi)
ilustrasi belajar skill (pexels.com/Armin Rimoldi)
Intinya sih...
  • Pendekatan humanis tetap menjadi fondasi
  • Kemampuan berbicara dan menulis yang kuat merupakan kunci
  • Sistem pembelajaran yang memadukan teknologi AI
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kemampuan bahasa Inggris masih menjadi persoalan besar di Indonesia. Dalam laporan EF English Proficiency Index (EF EPI) yang dirilis tahun lalu, Indonesia berada pada peringkat ke-80 dari 116 negara, dengan skor 468 - kategori Low Proficiency. Posisi ini juga menempatkan Indonesia di urutan ke-12 dari 23 negara Asia.

Namun, apakah kemampuan bahasa Inggris tetap relevan ketika teknologi AI semakin canggih dalam menerjemahkan bahasa? Studi-studi terbaru menunjukkan bahwa AI memang mampu memberi bantuan teknis, tetapi tidak dapat menggantikan nuansa komunikasi manusia, seperti spontanitas, empati, dan konteks budaya.

EF Education First dalam laporan EF EPI 2025 menegaskan bahwa pembelajaran bahasa Inggris tidak semakin berkurang relevansinya, justru semakin penting. Tahun ini EF memperkenalkan teknologi evaluasi berbasis AI yang mampu menilai kemampuan produktif, seperti berbicara dan menulis, secara lebih cepat dan akurat.

"AI saat ini sedang mengubah cara kita belajar dalam menggunakan bahasa Inggris. Namun, justru karena hal itu, nilai kemampuan berbahasa Inggris menjadi semakin penting," ujar Fanno Hendriawan, Operations Director EF dalam keterangan resminya.

1. Pendekatan humanis tetap menjadi fondasi

ilustrasi belajar bersama (paxels.com/Armin Rimoldi)
ilustrasi belajar bersama (paxels.com/Armin Rimoldi)

Fanno mengatakan, teknologi AI memang memudahkan personalisasi pembelajaran, tetapi tidak bisa menggantikan komunikasi manusia. Pendekatan humanis tetap menjadi fondasi, terutama dalam kelas tatap muka yang masih memegang peranan penting.

“AI memang bisa menerjemahkan kata, tapi belum bisa menggantikan spontanitas, empati, dan koneksi antar manusia yang hanya bisa terbentuk lewat komunikasi langsung,” kata Fanno.

2. Kemampuan berbicara dan menulis yang kuat merupakan kunci

ilustrasi belajar dengan menggunakan ponsel (freepik.com/freepik)
ilustrasi belajar dengan menggunakan ponsel (freepik.com/freepik)

Menurut Yunita Yanti, Academic Operations Manager EF EFEKTA English for Adults, AI seharusnya dilihat sebagai alat pendukung, bukan pengganti proses pembelajaran.

AI membuka peluang baru dalam pembelajaran bahasa Inggris yang lebih personal dan adaptif. Namun, kemajuan teknologi ini juga menuntut siswa dan pengajar untuk lebih berfokus pada kemampuan produktif, karena kemampuan berbicara dan menulis yang kuat merupakan kunci untuk komunikasi efektif di era AI," ujar Yunita.

3. Sistem pembelajaran yang memadukan teknologi AI

ilustrasi belajar untuk ujian mandiri (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi belajar untuk ujian mandiri (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Nah, EF lewat EF EFEKTA English for Adults melanjutkan komitmennya menghadirkan sistem pembelajaran yang memadukan teknologi AI dengan pengajaran langsung.

“Harus terus diingat bahwa pembelajaran berbasis AI sejatinya adalah untuk mendukung pembelajaran utama yang masih mengikutsertakan komponen humanis, dengan tujuan agar hasil dari pembelajaran itu sendiri akan maksimal,” kata Yunita.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us

Latest in Men

See More

9 Model Rambut Bayi Laki-Laki Sesuai Jenis Rambut, Cek Yuk!

19 Des 2025, 18:22 WIBMen