Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Etika Memberi dan Menerima Angpau Imlek untuk Pria, Pahami! 

ilustrasi tradisi angpau saat Imlek (pexels.com/RDNE Stock Project)

Angpau menjadi salah satu tradisi dalam Imlek yang sering ditunggu-tunggu. Baik anak-anak maupun orang dewasa sangat menantikan angpau. Sebagai simbol kepedulian dan kasih sayang terhadap sesama, tradisi memberi atau menerima angpau identik dengan perayaan Imlek.

Meski sudah umum dilakukan, namun menerima dan memberi angpau ada etikanya lho, Bro. Sehingga angpau yang diberikan atau diterima bisa lebih bermakna ketika dibarengi dengan etika yang tepat. Baik saat ini kamu menerima atau memberi angpau, kamu perlu tahu apa saja etika yang tepat. Jadi simak penjelasannya di bawah ini ya, Bro!

1. Angpau diberikan oleh orang dewasa yang sudah menikah

ilustrasi tradisi angpau saat Imlek (pexels.com/RDNE Stock project)

Etika dalam memberi angpau adalah dari orang dewasa yang sudah menikah kepada keluarga. Bisa kepada orangtua, saudara yang belum menikah, dan juga kepada anak-anak. Memberi angpau juga merupakan tanda kedekatan.

Sehingga bisa diberikan kepada orang lain sebagai tanda kasih sayang dan pemberian. Tidak ada batasan usia siapa yang harus memberi dan menerima karena sifatnya adalah hubungan kedekatan.

2. Tidak ada jumlah minimum uang untuk angpau

ilustrasi tradisi angpau saat Imlek (pexels.com/RDNE Stock project)

Tidak ada aturan tertentu berapa nominal minimum untuk memberikan angpau. Pemberian angpau merupakan berkat sehingga berapa pun nominalnya diperbolehkan asalkan yang memberi tidak merasa terbebani.

Namun ada anjuran untuk memberi dengan angka genap. Karena dalam tradisi Tionghoa, angka genap cenderung lebih disukai karena melambangkan pasangan. 

Ada juga saran untuk mengindari nominal dengan angka empat. Karena angka empat dalam bahasa Cina terdengar seperti kematian, sehingga sebaiknya dihindari agar tidak membawa sial.

3. Sebaiknya gunakan amplop bernuansa merah

ilustrasi tradisi angpau saat Imlek (pexels.com/RDNE Stock project)

Amplop angpau memang identik dengan warna merah. Warna ini sangat khas dan melekat dalam tradisi Imlek. Sehingga jika ingin memberi angpau, sebaiknya gunakan amplop berwarna merah, atau paling tidak memiliki nuansa warna merah.

Warna merah dalam tradisi Tionghoa melambangkan keberuntungan dan keberkahan, baik bagi yang memberi, maupun yang menerima. Sehingga ini menjadi etika penting saat akan memberi angpau.

4. Terima dengan dua tangan dan ucapkan kalimat yang baik kepada pemberi

ilustrasi tradisi angpau saat Imlek (pexels.com/RDNE Stock project )

Jika kamu adalah penerima angpau, sebaiknya selalu terima angpau dengan kedua tangan. Karena ini merupakan sopan santun dan bentuk menghargai orang yang memberi, serta terkesan lebih baik daripada menerimanya hanya dengan satu tangan.

Tak hanya itu, sebelum menerima angpau, sebaiknya ucapkan dahulu ucapan selama tahun baru kepada orang yang memberi angpau. Setelah kamu menerimanya, ucapkan terima kasih, dan beri doa dan harapan yang baik kepada orang yang memberimu angpau.

5. Sebaiknya jangan buka angpau di depan orang yang memberi

ilustrasi tradisi angpau saat Imlek (pexels.com/RDNE Stock project)

Ketika mendapatkan angpau, ada perasaan penasaran dengan isinya. Sehingga terkadang muncul rasa tidak sabar untuk membukanya. Namun sebagai orang yang beretika, sebaiknya tahan dulu untuk tidak membuka angpau di depan orang yang memberi. Karena ini kurang sopan jika dilakukan.

Sebaiknya buka angpau di tempat pribadi, saat sudah tidak ada orang lain. Ini untuk menghormati orang yang memberi dan orang lain yang berada di sekitar. Selain itu, jika kamu memiliki anak atau saudara kecil yang menerima angpau, sebaiknya beri tahu mereka juga tentang etika ini.

Angpau merupakan bentuk berbagai keberkahan. Sehingga baik kamu memberi atau menerimanya, perlu dilakukan dengan penuh etika dan tata krama ya, Bro!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us