5 Hal yang Perlu Selalu Kamu Ingatkan pada Diri Sendiri, Bikin Tenang!

Pada dasarnya, istilah 'terpaksa' atau 'gak punya pilihan' itu tidaklah benar. Kamu bisa memilih meski dalam situasi terdesak sekalipun. Bertahan atau beranjak, tetap tinggal atau pergi, diam atau bereaksi, semua pilihan ada di tanganmu sendiri dan bukan terpaksa dijalani demi orang lain atau terdesak oleh situasi.

Kontrol atas pilihan hidup tetaplah ada pada dirimu. Bahkan saat pilihan yang kamu ambil ternyata gak sesuai harapan, semua tetap jauh lebih baik untukmu karena dipilih sendiri dengan pertimbangan dan kesadaran penuh. Gak ada rasa bersalah apalagi penyesalan karena sebelum memilih kamu sudah paham konsekuensi yang bakal didapat.

Gak ada manusia di dunia ini yang akan selalu putih atau hitam. Bahkan, lebih sering mereka dan kita sendiri berada di titik abu-abu hingga jadi mudah terombang-ambing oleh situasi untuk memilih akan berbuat baik atau buruk pada orang lain. Melabeli orang dengan 'gelar' baik dan jahat hanya akan membuat pikiran kita jadi sempit.

Pahami dulu bahwa setiap manusia gak cuma punya satu sisi kepribadian. Mereka yang baik bisa saja berbuat buruk, sedangkan mereka yang kerap dianggap jahat masih sangat mungkin berbuat baik pada orang lain. Sebab, manusia sendiri adalah makhluk kompleks yang sifat dan perilakunya sangat sulit ditebak.

Asumsi sering kali banyak memegang kendali atas pemahaman sifat atau sikap orang lain, termasuk masalah yang mungkin ditimbulkan. Sayangnya, asumsi ini mampu menyita pikiran dan perasaan, terlebih jika orang mulai melakukan penilaian sepihak terhadap sekitar seolah menjadi sosok yang paling tahu banyak hal.

Kamu gak harus selalu memikirkan tingkah polah mereka, lho. Jangan pula terlalu diambil hati saat sikap atau ucapan orang mulai bikin gak nyaman. Ingat, kamu gak akan pernah bisa mengendalikan mereka tapi kamu bisa mengendalikan pikiran dan perasaanmu sendiri agat tidak mudah terpengaruh situasi.

Sering kali masalah dalam hidup muncul akibat cara berkomunikasi yang cenderung kekanak-kanakan. Jika menyadari usia sudah dewasa, ubahlah juga caramu berkomunikasi agak sesuai dengan umur. Saat butuh dipahami orang lain, sampaikan secara lebih asertif dan jelas demi menghindari kesalahpahaman.

Hindari kebiasaan silent treatment, perilaku pasif agresif, atau bahkan hobi sindir-menyindir dan sarkasme dalam berkomunikasi. Menyadari kebutuhan akan pemahaman positif dari orang lain akan membuatmu mengawali komunikasi dengan cara-cara yang positif juga.

Ketika hati dan pikiran dikuasai emosi negatif, kembalilah pada rutinitas napasmu. Atur napas kembali untuk mencari ketenangan di tengah kekalutan dan kegelisahan yang mungkin sedang kamu rasakan. Ambil napas dalam-dalam lalu hembuskan secara perlahan.

Meski terkesan sepele, tapi cara ini terbilang masih cukup ampuh untuk mengambil kembali kendali atas diri. Jangan pernah bosan kembali pada napasmu hingga menjadikannya sebagai teman terbaik untuk mendapatkan sebuah ketenangan demi mengawali pencarian solusi tanpa emosi.

Dengan selalu mengingat kelima hal tadi dalam diri, setidaknya setiap permasalahan hidup tidak menjadi beban yang mempengaruhi kestabilan mentalmu. Self-reminder akan selalu jadi benteng kokoh yang mampu menjagamu dari perasaan cemas dan kemungkinan mengalami depresi akibat kesulitan mendapatkan 'obat' penenang diri.