7 Irama Baca Alquran yang Bikin Tilawah Makin Merdu, Cek Yuk!

Membaca Alquran merupakan ibadah yang mendatangkan pahala dan ketenangan hati. Selain memahami makna setiap ayat, memperindah cara membaca Alquran juga dianjurkan dalam Islam. Seni membaca Alquran atau dikenal sebagai An-Naghom fil Quran adalah upaya memperindah suara ketika melantunkan ayat-ayat suci.
Salah satu bentuk dari seni ini adalah dengan menggunakan irama baca Alquran atau lagu tilawah yang memiliki keunikan masing-masing. Irama ini tak hanya membuat bacaan terdengar lebih merdu, tetapi juga bisa menyentuh hati para pendengarnya. Yuk, kenali tujuh irama Alquran yang umum digunakan dalam tilawah!
1. Irama Bayyati punya karakter lembut dan penuh penghayatan

Irama Bayyati merupakan salah satu irama baca Alquran yang paling sering digunakan, terutama di awal dan akhir bacaan. Ciri khas irama ini adalah suaranya yang lembut, meliuk, dan menenangkan. Nada dalam irama Bayyati bergerak secara perlahan, dengan transisi turun-naik yang tajam namun tetap terasa halus.
Irama ini memiliki empat tingkatan nada yang memberikan warna emosional pada bacaan. Karena sifatnya yang damai, Bayyati sangat cocok digunakan untuk menyampaikan ayat-ayat bertema kasih sayang, kedamaian, atau kisah-kisah nabi. Pendengar pun biasanya langsung terbawa suasana yang hening dan penuh kekhusyukan.
2. Irama Hijaz terdengar cepat dan emosional

Irama Hijaz dikenal dengan tempo yang cepat, ringan, dan dinamis. Perpindahan nadanya cukup ekstrem sehingga memberikan kesan yang kuat dan emosional pada bacaan. Irama ini sangat cocok untuk ayat-ayat yang menggambarkan perjuangan, semangat iman, atau ajakan bertakwa.
Dengan sifatnya yang allegro, Hijaz sering digunakan oleh qari profesional dalam perlombaan maupun tilawah formal. Karakter irama ini juga memberikan efek dramatis sehingga membuat pendengar terhanyut. Meski terdengar kuat, Hijaz tetap bisa dikombinasikan dengan irama lain agar bacaan terasa seimbang.
3. Irama Shaba menggugah perasaan dengan nada mendatar

Irama Shaba memiliki keunikan tersendiri karena walau iramanya bersifat ringan, alurnya cenderung mendatar. Namun, justru kesederhanaan ini membuatnya mampu menggugah emosi pendengar secara mendalam. Shaba sering dipakai untuk ayat-ayat yang menyentuh aspek hati dan spiritualitas.
Terdapat empat variasi nada dalam irama ini yang bisa disesuaikan dengan tema ayat yang dibaca. Karakter Shaba sangat cocok digunakan untuk bacaan yang menekankan kelembutan, keprihatinan, atau rasa haru. Qari biasanya menggunakan Shaba untuk bagian-bagian bacaan yang ingin memberikan efek kontemplatif.
4. Irama Rast cocok untuk bacaan cepat dan ringan

Irama Rast memiliki karakter ringan dan cepat yang cocok digunakan dalam suasana semangat dan energik. Lagu tilawah ini terdiri dari enam tingkatan nada yang fleksibel untuk berbagai jenis ayat. Rast sering digunakan dalam kumandang azan dan bacaan imam saat memimpin salat.
Irama ini memberikan kesan optimis dan tenang sehingga sangat cocok untuk membacakan ayat-ayat bertema ajakan kebaikan atau kabar gembira. Qari yang menggunakan Rast dapat menjaga perhatian pendengar tetap fokus karena perubahan nadanya yang tidak monoton. Dengan latihan yang tepat, irama ini bisa dikuasai oleh pemula sekalipun.
5. Irama Jiharkah khas dengan perpaduan minor dan nada tinggi

Jiharkah dikenal dengan perpaduan unik antara nada minor yang lembut dan diikuti oleh nada tinggi yang tegas. Irama ini hanya memiliki dua tingkatan nada, namun mampu menciptakan efek emosional yang kuat. Biasanya, Jiharkah digunakan saat melantunkan takbiran atau ayat-ayat yang menyuarakan kebesaran Allah.
Karakter irama ini membuat bacaan terdengar megah dan menggugah semangat keislaman. Selain untuk takbiran, Jiharkah juga sering digunakan untuk memperindah bacaan ayat-ayat yang menyuarakan kemenangan iman atau pengakuan terhadap kebesaran Tuhan. Suara yang dibentuk dari Jiharkah bisa memberi kesan takzim dalam tilawah.
6. Irama Sika menghadirkan suasana khusyuk dan tenang

Irama Sika memiliki karakter lembut yang dikenal dengan istilah grave, yaitu irama lambat yang mendalam dan penuh penjiwaan. Dengan empat jenis nada, irama ini membawa pembacanya masuk ke suasana yang sangat khusyuk dan damai. Sika biasanya digunakan untuk membaca ayat-ayat bertema pengingat atau introspeksi diri.
Karena iramanya yang tidak mencolok, Sika sering dipilih untuk tilawah yang bersifat pribadi atau saat momen keagamaan yang tenang. Irama ini memberikan efek spiritual yang kuat, membuat pendengar lebih mudah merenung terhadap pesan ayat yang dibacakan. Sangat cocok bagi kamu yang ingin membangun suasana tilawah yang penuh kekhusyukan.
7. Irama Nahawand kuat dalam menyampaikan ayat-ayat sedih

Nahawand sering digunakan untuk membaca ayat-ayat bertema sedih, seperti kisah azab, nasihat kematian, atau penyesalan. Dengan lima tingkatan nada, irama ini menghadirkan suasana yang menyayat hati dan menyentuh batin. Karakternya membuat tilawah terasa lebih hidup dan emosional.
Penggunaan Nahawand sangat cocok dalam acara keagamaan yang bertema renungan atau muhasabah. Irama ini juga bisa dikombinasikan dengan irama lain untuk menciptakan dinamika bacaan yang lebih menarik. Dengan penguasaan yang baik, Nahawand mampu menjadi media yang efektif untuk menyampaikan pesan Alquran secara menyentuh.
Menguasai berbagai irama baca Alquran bukan hanya soal memperindah suara, tetapi juga cara memperdalam makna ayat yang dibaca. Setiap irama memiliki karakter dan kekuatan masing-masing yang bisa dipilih sesuai tema ayat. Yuk, latih tilawahmu dengan berbagai irama agar bacaanmu makin berkesan dan menyentuh hati!