Mengikatkan diri dalam sebuah hubungan asmara memang gampang-gampang susah. Ada kalanya salah satu pihak menjadi sosok yang berperan lebih dominan. Misalnya saja pria, lantaran dialah yang kelak menjadi kepala keluarga. Sebab semandiri apapun seorang wanita, pada akhirnya dia tetap akan membutuhkan sandaran.
Kendati demikian, ketahuilah lima resah berikut yang sekiranya dirasakan kekasihmu apabila kamu menjadi sosok yang terlampau dominan nih, bro. Toh, ujung-ujungnya juga demi kebaikan kalian.
Diapun sama denganmu, dia punya mimpi-mimpi yang ingin diwujudkannya. Mimpinya juga tak kalah penting dari arti sosokmu baginya. Namun, jika kamu terlalu menyita peran dalam hubungan kalian, lambat-laun dia mungkin akan semakin jauh dari mimpinya itu.
Lantaran kamu yang terlalu mengekang langkahnya. Cobalah untuk memberinya ruang bergerak. Ingat, di hidupnya tak hanya ada kamu, bro.
Bukan tak mungkin, sikapmu akan membuatnya seolah merasa terintimidasi secara psikologis. Kamu tahu bahwa dia mencintaimu dengan begitu dalam. Akan tetapi dia juga ingin mengembangkan dirinya atau sesederhana melakukan hal-hal yang digemarinya bersama teman-temannya.
Sayangnya, kamu terlalu menyita banyak momen di hidupnya. Misalnya saja dengan begitu membatasinya hangout dengan kawannya, melarangnya menjalin relasi dengan rekan pria, dan lainnya. Seolah kamu memanfaatkan rasa sayangnya itu sebagai senjata supaya dia tidak lepas.
Masing-masing kalian pasti memiliki hal yang tidak disukai dari pasangan. Seyogyanya melalui hal itu pulalah kalian saling belajar untuk saling memahami. Namun, jika kamu terus melarangnya ini-itu bahkan untuk hal sepele, tentunya dia pasti merasa terkekang.
Untuk beberapa hal, dia akan mengikuti maumu. Namun, di sisi lain, kamupun harus sanggup meredam ego untuk perkara yang tidak disenanginya. Intinya, tidak ada alasan baginya untuk menjadi pihak yang harus selalu mengalah.
Dia bukan boneka. Dia adalah manusia yang punya rasa. Dan, kamu tidak berhak untuk semaumu mengatur jalan hidupnya walaupun kalian saling cinta. Sikap posesifmu yang dominan secara tidak sadar telah membuatnya terlalu menjadi penurut terhadapmu.
Kamu tidak pantas memperlakukannya seperti boneka. Hargailah dia sebagai seorang manusia. Hubungan itu menggunakan kata 'saling', bukan semata berlandaskan ego salah satu pihak belaka.
Jangan salahkan dia apabila akhirnya dia lelah dan menyerah untuk bertahan denganmu. Jika bersama dengan sosok sepertimu hanya akan membuatnya gerah, maka dia punya hak untuk menemukan sosok lain yang bersedia mendampingi langkahnya, bukannya mengatur apalagi menghentikan langkahnya.