20 Kewajiban Suami Terhadap Istri Menurut Islam, Amalkan!

Kewajiban seorang suami terhadap istri yang pertama adalah memberikan mahar. Pemberian mahar tidak hanya menjadi syarat untuk menikah saja, tapi juga merupakan bentuk pemenuhan kewajiban suami saat awal menikah.

Allah SWT sudah berfirman di dalam surah An-Nisa ayat 4 yang berbunyi, "Berikanlah maskawin kepada perempuan yang kamu nikahi sebagai pemberian dengan penuh kerelaan."

Seorang suami juga wajib selalu menghormati istri dalam keadaan apa pun. Sikap menghormati di sini bisa dilakukan dengan berbagai cara. Contohnya menghargai setiap ucapan dan pendapatnya, menjaga nama baiknya, melakukan apa yang ia perintahkan, dan lain sebagainya.

Seorang suami harus menafkahi istrinya secara lahir maupun batin. Salah satunya dengan cara memberikan dan mencukupi segala kebutuhan rumah tangga yang sumbernya berasal dari hasil pekerjaan yang halal dan baik. Dalam Islam, seorang suami harus bisa menjamin kelangsungan hidup istri dan anak-anaknya jika ada.

Kewajiban suami terhadap istri selanjutnya yaitu selalu menunjukkan rasa cinta dan kasih sayangnya yang tulus kepada istri. Sebenarnya kewajiban ini juga diemban oleh istri. Keduanya harus sama-sama saling menyayangi dan mencintai.

Caranya mulai dari hal-hal yang sederhana, seperti berkomunikasi dengan baik, menghindari perdebatan, hingga menghindari mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati pasangan.

Kewajiban suami terhadap istri berikutnya adalah membimbing istri. Sebagai imam dalam keluarga, seorang suami harus membimbing istri dan keluarganya untuk selalu berada di jalan Allah SWT. Selain itu, seorang suami juga harus membimbing dan mengajarkan istri soal hal-hal sosial.

Kewajiban ini sudah dijelaskan oleh Allah SWT pada surah At-Tahriim ayat 6 yang artinya, "Wahai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan anakmu dan istrimu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah SWT terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka. Dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

Dalam kehidupan sosial, seorang suami harus selalu menjaga aib istrinya. Hindari menceritakan keburukan atau kejelekan istri kepada orang lain, apalagi hal-hal yang sifatnya privasi. Jika melakukannya, maka akan memunculkan berbagai masalah dan konflik, baik antara suami dan istri maupun hubungannya dengan keluarga besar atau orang lain.

Dalam Islam, orang yang memiliki kedudukan paling buruk di hari akhir adalah suami yang sering menceritakan kejelekan istrinya sendiri. Selain itu, dalam kehidupan sosial, istri yang aibnya dibuka oleh suaminya sendiri tentu akan merasa tersakiti perasaannya, kecewa, dan sedih.

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, seorang suami sebagai imam juga harus menjadi kepala keluarga yang baik. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjadi pemimpin dalam rumah tangga, misalnya memenuhi kebutuhan keluarga, menyayangi keluarga, memberikan contoh yang baik, dan sebagainya.

Namun, perlu dicatat bahwa menjadi kepala bukan berarti menjadi yang paling dominan dalam keluarga. Pemimpin yang baik adalah yang mengerti, memahami, dan memberi kesempatan kepada anggota-anggotanya untuk bersuara serta mengambil keputusan atas apa yang dikehendakinya. Sebab, yang terpenting adalah suami dan istri harus saling membantu, saling menyayangi, dan sebagainya.

Siapa yang bilang tugas untuk melayani hanya menjadi tanggung jawab istri? Kenyataannya suami juga harus mampu melayani istri dengan sepenuh hati. Buka telinga lebar-lebar untuk mendengar dan mengerti perasaan istri. Sediakan tempat, waktu, dan tenaga untuk berbicara berdua.

Tanyakan apa yang dibutuhkan olehnya, sehingga komunikasi yang terjalin pun akan makin baik. Bantu istri jika membutuhkan pertolongan, baik yang berkaitan dengan pekerjaan maupun rumah tangga.

Masih berkaitan dengan kewajiban suami terhadap istri sebelumnya, yakni seorang suami sebisa mungkin memenuhi keinginan istrinya. Namun, dengan catatan keinginan tersebut harus didiskusikan terlebih dulu. Apakah nantinya akan menjadi beban keluarga atau tidak, bertentangan dengan nilai agama atau tidak, dan sebagainya.

Dalam kehidupan sosial, sikap saling memaafkan adalah nilai yang dijunjung tinggi dan alangkah baiknya harus senantiasa dilakukan. Dalam kehidupan rumah tangga, seorang suami harus bersedia memaafkan kesalahan istrinya dengan lapang dada. Begitu juga sebaliknya.

Kewajiban suami terhadap istri yang lainnya adalah tidak boleh pelit dalam memenuhi kebutuhan istri dan keluarga. Seorang suami tidak boleh terlalu perhitungan dalam memberikan nafkah. Sebab, bagaimana pun kebutuhan yang harus dipenuhi adalah untuk keluarga.

Dalam sebuah hubungan pernikahan, sudah sepatutnya antara suami dan istri memiliki komunikasi yang baik. Salah satu kunci dalam sebuah hubungan adalah komunikasi.

Bagaimana bisa sebuah hubungan berjalan lancar jika salah satu pihak justru mengambil jarak dan tidak menyampaikan apa yang ia butuhkan dan inginkan. Oleh sebab itu, suami maupun istri harus selalu berbicara dan bertutur kata yang baik kepada pasangannya.

Allah SWT juga sudah berfirman dalam surah Ali-Imran ayat 159 yang artinya, "Maka berkat rahmat Allah, engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karenanya, maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT mencintai orang yang bertawakal."

Selain kewajiban untuk memenuhi kebutuhan jasmani, seorang suami juga harus mampu memenuhi kebutuhan batin dan lahiriah istrinya. Seorang suami harus menciptakan hubungan yang mesra, intim, dan penuh rasa cinta serta kasih sayang kepada istrinya.

Satu hal mendasar yang paling utama dari hubungan intim suami istri adalah consent. Kedua pihak harus secara sadar memahami apa yang dilakukan dan apa dampak yang akan dihasilkan dari aktivitas tersebut. Keduanya juga harus memahami satu sama lain dan tidak boleh ada unsur paksaan sama sekali.

Nilai sosial yang juga berlaku dalam hubungan antara suami dan istri adalah menepati janji yang sudah diucapkan suami kepada istri. Jika seorang suami berani menjanjikan sesuatu kepada istrinya, maka ia juga harus mampu menepatinya. Dengan begitu, hubungan suami istri akan makin harmonis.

Salah satu kewajiban suami terhadap istri yang kerap terlewatkan adalah tidak menaruh curiga dan prasangka buruk terhadapnya. Suami dan istri harus saling terbuka dengan apa yang dirasakan. Jika salah satu pihak saja memilih diam, maka akan menimbulkan prasangka dan rasa curiga dengan pasangan. Hal itu sudah pasti tidak baik untuk sebuah hubungan dan bisa menyebabkan keretakan rumah tangga.

Saat sedang sendiri dan tidak ada istri bersama kamu, bersikaplah lapang dan mandiri untuk melakukan segala sesuatunya. Jangan terlalu bergantung karena seorang suami juga harus mampu melayani dirinya dengan baik. Seorang suami juga tidak boleh mengeluh saat istrinya sedang tidak bersamanya.

Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa ayat 4 yang artinya, "Berikanlah maskawin kepada perempuan yang kamu nikahi sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu yang sedap lagi baik akibatnya."

Maksudnya, suami memang dibolehkan menggunakan harta istri selama sudah mendapat persetujuan darinya. Namun, suami tetap tidak boleh mengklaim harta benda milik istri sebagai kepemilikannya dengan sesuka hati. Oleh sebab itu, seorang suami harus menjaga harta istrinya sebaik mungkin.

Seorang suami selain menghormati istrinya juga harus menjaga nama baik dan memuliakan keluarga istrinya. Misalnya, bersilaturahmi dengan keluarga besarnya, membantu jika sedang mengalami kesulitan, sesekali mengirimkan bingkisan, dan sebagainya. Dengan begitu, hubungan suami dan istri pun makin tenteram serta harmonis.

Seorang suami juga harus memberikan pendidikan agama yang cukup untuk istrinya dan bukan hanya nilai-nilai dalam kehidupan duniawi. Misalnya, mengajarkan Al-Qur'an, selalu mengajak istri untuk melakukan hal-hal kebaikan, mengingatkan istri jika melakukan perbuatan yang dilarang agama, dan sebagainya.

Nafkah yang diberikan suami kepada istri bukan hanya berbentuk uang tunai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, utamanya juga menyediakan tempat tinggal untuk suami dan istri.

Meski begitu, tidak semua pasangan suami istri segera mampu untuk mendapatkan tempat tinggal. Oleh sebab itu, pentingnya komunikasi dengan pasangan untuk menentukan arah kehidupan ke depannya. Misalnya, apakah memilih untuk sementara menempati rumah orang tua, mengontrak rumah, menyewa indekos untuk pasangan suami istri, atau pilihan-pilihan lainnya.

Demikianlah penjelasan tentang 20 kewajiban suami terhadap istri yang harus dilakukan dan diamalkan dalam bahtera rumah tangga. Kewajiban-kewajiban ini membuktikan kalau bukan hanya istri yang memiliki seabrek kewajiban terhadap suami. Sebab, keduanya sama dan setara, sehingga harus saling membantu dan menyayangi.