Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Men Hack: Cara Membuat Resolusi Tahun Baru yang Bisa Dijalankan

ilustrasi perayaan tahun Baru
ilustrasi perayaan tahun Baru (pexels.com/Rakicevic Nenad)
Intinya sih...
  • Mulai dari masalah nyata, bukan versi ideal diri. Resolusi yang relevan dengan masalah nyata lebih mudah dijalankan karena terasa dekat dengan keseharian.
  • Kecilkan target, besarkan konsistensi. Target kecil justru lebih tahan lama, konsistensi jauh lebih menentukan daripada target besar yang cepat ditinggalkan.
  • Ubah resolusi jadi sistem, bukan janji. Sistem membantu resolusi berjalan otomatis tanpa perlu motivasi besar setiap hari.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tiap akhir tahun, banyak pria menyusun resolusi dengan penuh semangat. Targetnya besar, niatnya serius, tapi sering kali berhenti di pertengahan jalan. Bukan karena malas, melainkan karena resolusinya tidak realistis dan terlalu abstrak.

Resolusi yang bisa dijalankan bukan soal seberapa ambisius, tapi seberapa masuk akal dan dekat dengan keseharian. Dengan pendekatan yang lebih taktis, resolusi tahun baru bisa benar-benar berubah jadi kebiasaan nyata.

1. Mulai dari masalah nyata, bukan versi ideal diri

ilustrasi pria berjalan (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi pria berjalan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Banyak resolusi gagal karena berangkat dari gambaran diri yang terlalu sempurna. Ingin langsung disiplin, produktif, sehat, dan sukses sekaligus.

Lebih efektif jika resolusi dimulai dari masalah paling sering muncul. Misalnya sering menunda, gampang terdistraksi, atau boros. Resolusi yang relevan dengan masalah nyata lebih mudah dijalankan karena terasa dekat dengan keseharian.

2. Kecilkan target, besarkan konsistensi

ilustrasi pria naik tangga (pexels.com/eclipse_images)
ilustrasi pria naik tangga (pexels.com/eclipse_images)

Resolusi sering runtuh karena targetnya terlalu besar di awal. Olahraga tiap hari, bangun jam lima, atau menabung separuh gaji terdengar hebat tapi berat.

Target kecil justru lebih tahan lama. Mulai dari olahraga dua kali seminggu atau menabung nominal kecil tapi rutin. Konsistensi jauh lebih menentukan daripada target besar yang cepat ditinggalkan.

3. Ubah resolusi jadi sistem, bukan janji

ilustrasi pria bermain laptop
ilustrasi pria bermain laptop (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Janji pada diri sendiri mudah dilanggar karena tidak punya mekanisme pengingat. Resolusi yang kuat perlu sistem pendukung.

Misalnya mengatur alarm, menyiapkan jadwal tetap, atau membuat lingkungan yang mendukung. Sistem membantu resolusi berjalan otomatis tanpa perlu motivasi besar setiap hari.

4. Fokus pada proses, bukan hasil cepat

ilustrasi melakukan hal positif sebagai bagian dari proses (pexels.com/Anete Lusina)
ilustrasi melakukan hal positif sebagai bagian dari proses (pexels.com/Anete Lusina)

Banyak pria berhenti karena merasa hasilnya lambat. Padahal perubahan besar memang tidak terasa dalam hitungan minggu.

Dengan fokus pada proses, tekanan jadi lebih ringan. Selama rutinitas dijalankan, hasil akan mengikuti. Cara ini membuat resolusi lebih tahan terhadap rasa bosan dan frustrasi.

5. Beri ruang gagal tanpa berhenti total

ilustrasi laki-laki terkena tekanan sosial (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi laki-laki terkena tekanan sosial (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Kegagalan kecil sering membuat resolusi ditinggalkan sepenuhnya. Sekali bolong, langsung merasa semuanya sia-sia.

Padahal, gagal sesekali itu wajar. Yang penting adalah kembali ke jalur tanpa drama berlebihan. Resolusi yang bisa dijalankan adalah yang memberi ruang salah, tapi tidak menyerah.

Pada akhirnya, resolusi tahun baru yang berhasil bukan yang paling keren, tapi yang paling realistis. Resolusi perlu dirancang sesuai ritme hidup, bukan melawan semuanya sekaligus.

Dengan pendekatan yang lebih taktis dan jujur pada diri sendiri, resolusi tidak lagi jadi ritual tahunan. Ia berubah menjadi langkah kecil yang konsisten, dan perlahan benar-benar mengubah hidup.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us

Latest in Men

See More

Profil Eric Rosen, Master Catur Internasional Suami Irene Sukandar

26 Des 2025, 19:10 WIBMen