Setiap cowok memiliki karakter yang berbeda dalam menyikapi suatu permasalahan yang ada, entah dari segi manakah mereka memandang. Bukan hal sepele lagi, namun ini sudah menjadi bagian naluri dalam diri yang dimiliki.
Keberadaan sikap yang melekat tentu saja akan mempengaruhi detail tentang bagaimana cara meluapkan sejumlah emosi, terutama emosi psikis yang jangkauannya hampir setiap hari digunakan. Apa saja sih, pengaruh yang ditunjukkan dari sikap itu? Let's check it out, Bro!
Kesibukanmu sebagai cowok yang semakin hari semakin bertambah, mulai dari sibuk kerja sambil kuliah, terkadang ketemu teman seperkumpulan untuk bermain futsal, atau masih bekerja mencari uang saku tambahan. Ingatlah kembali bahwa kamu butuh me time untuk mengajak dirimu lebih santai dari padatnya aktivitasmu yang melelahkan.
Tanpa kamu sadari, kesibukkanmu justru bikin kamu cepat capek psikis, lho. Kamu terlalu memforsir diri melakukan semua hal itu secara bersamaan. Pikiranmu dipaksa membagi-bagi sesuai apa yang ingin kamu lakukan.
Gak jadi masalah jika kamu bisa mengatur waktu dengan tepat serta nyaman bagimu. Tapi, kamu juga harus mengerti bahwa lelah fisik juga berpengaruh pada tingkat emosionalmu saat dihadapkan berbagai masalah yang belum sempat terpecahkan.
Berbagai hal yang ingin diraih memang menjadi keinginan untuk mendapatkan sebuah prestasi atau kebanggaan tersendiri. Tak ada yang salah dengan ambisi yang kamu miliki, tapi nafsu sering kali sulit dikontrol.
Padahal, sebenarnya ketika ambisi terhadap sesuatu hal sudah terpenuhi, maka kepuasan itu sendiri telah lahir dalam diri dengan rasa bahagia berkat usaha yang tak pernah lelah untuk mencapai apa yang menjadi keinginan sejak awal.
Sikap ambisiusmu yang tak pernah puas dengan apa yang sudah kamu raih sebelumnya, juga mempengaruhi psikismu akan sesuatu pencapaian yang masih menjadi bayang-bayang untuk mendapatkannya secara cepat atau lambat. Mending pikirkan dulu saja deh, kira-kira ambisimu yang lain akan jadi seperti apa nantinya saat keinginanmu belum juga terealisasikan.
Selanjutnya, sikapmu yang bikin kamu cepat capek psikismu yakni egois dalam diri yang ingin selalu menang sendiri terhadap sesuatu. Baik di dalam lingkup pertemanan atau saling beradu opini yang entah mengarah ke mana pembahasan itu berlangsung hingga tak berujung titik temu terangnya.
Jika egois dalam diri masih bergelut, alhasil kamu sendirilah yang akan cepat capek psikis menghadapinya karena dipusingkan oleh sikapmu yang ingin selalu menang sendiri. Lebih cepat capek psikismu, juga disebabkan tak ada kontrol untuk membatasi diri agar memilih bertindak 'mengalah' demi kenyamanan dirimu maupun orang lain.
Bukankah lebih baik tak memicu pertengkaran dengan siapa pun? Daripada menuruti ego yang hanya sekilas saja bisa menimbulkan rasa tak karuan dalam dada, sebab terlanjur melukainya dengan sebuah perkataan.
Pengaruh yang bikin cepat capek psikismu selanjutnya, kamu masih memiliki pemikiran yang kolot mengenai cara pandang terhadap sesuatu. Kenapa kok bisa seperti itu, sih? Pemikiran yang kolot berarti susah mendapatkan masukan atau saran dari orang lain, yang menyebabkan dirimu tetap saja kekeh untuk mempertahankan pola pikirmu.
Tak peduli kanan-kiri mau memberikan saran apa tentangmu, di sisi lain malah psikismu cepat capek dengan pertentangan prinsip yang sudah menjadi kebijakanmu sendiri yang memang menjadi ciri khasmu sejak dulu. Tak sedikitnya respons orang mengenai hal ini justru akan 'mempertanyakannya' kepada dirimu.
Capekmu akan terasa saat kamu mulai merasakan ketidaknyamanan dalam diri akibat perbedaan pola pemikiran antara satu orang dengan yang lainnya sampai mengambil spekulasi yang tak menentu.
Mendengarkan penjelasan orang lain yang jadi lawan bicara adalah sesuatu hal yang menjadi keharusan setiap orang agar apa yang ingin disampaikan berjalan lancar dan tanpa terjadi kesalahpahaman. Pernahkah kamu berada di posisi ini, di mana kamu tak mau mendengarkan penjelasan orang lain, teman, saudara, atau bahkan sampai orangtuamu sendiri, lantaran kamu merasa penjelasannya tak cukup mengobati rasa kecewa hingga marah yang berapi-api?
Berada di posisi yang terbilang sulit untuk menerima penjelasan dari orang memang tak mudah secepat membalikkan telapak tangan. Lantas, apa yang membuat psikismu sendiri capek karena hal semacam itu? Capek bisa berdatangan saat itu juga, ketika dirimu tak bisa mengendalikan perasaanmu yang tersulut karena kemarahanmu tak kunjung padam.
Sikap masing-masing cowok yang ditunjukkan memang berbeda-beda, terlepas dari semua itu, berilah dirimu sendiri untuk kembali berpikiran mengenai tindakanmu yang dapat merugikan kesehatan psikismu. Tetap kendalikan sikapmu, ya. Jangan lupa, kamu juga perlu untuk tetap tenang menghadapi masalah yang ada.