4 Perbedaan Fingerstyle dan Strumming, Teknik Penting untuk Gitaris

Intinya sih...
Teknik dasar: fingerstyle lebih kompleks, strumming lebih ritmis
Suara dan nuansa: fingerstyle lebih detail, strumming lebih penuh
Kesulitan dan tantangan: fingerstyle butuh ketelitian, strumming butuh konsistensi
Dalam dunia gitar, dua teknik paling mendasar namun sering diperdebatkan adalah fingerstyle dan strumming. Meskipun keduanya sama-sama digunakan untuk mengiringi lagu, cara memainkan, karakter suara, dan nuansa yang dihasilkan sangat berbeda. Fingerstyle lebih menekankan permainan jari-jari tangan kanan secara langsung ke senar, sementara strumming fokus pada gerakan menyapu senar dengan pick atau jari. Memahami perbedaan keduanya bisa membantu gitaris memilih pendekatan yang paling sesuai dengan gaya bermusik.
Buat yang baru belajar gitar maupun yang sudah lama berkutat dengan instrumen ini, mengenal dua teknik tersebut secara lebih dalam bisa membuka banyak kemungkinan baru dalam permainan. Fingerstyle sering dianggap lebih kompleks karena memadukan melodi, harmoni, dan ritme secara bersamaan. Sementara itu, strumming memberikan kekuatan pada ritme dan groove yang kuat, sangat cocok untuk mengiringi lagu-lagu pop atau akustik ringan. Yuk, simak perbedaan mendasar antara fingerstyle dan strumming lewat penjelasan di bawah ini.
1. Teknik dasar: fingerstyle lebih kompleks, strumming lebih ritmis
Fingerstyle merupakan teknik yang menggunakan jari-jari tangan kanan, biasanya ibu jari, telunjuk, tengah, dan manis, untuk memetik senar secara langsung. Teknik ini memungkinkan pemain memainkan melodi utama, harmoni, dan bass secara bersamaan dalam satu waktu. Karena setiap jari punya tugas masing-masing, koordinasi dan ketepatan sangat penting dalam fingerstyle. Teknik ini sering dipakai dalam genre seperti klasik, folk, jazz, bahkan fingerstyle modern yang lebih eksperimental.
Sementara itu, strumming adalah teknik menyapu senar dengan pola ritmis, baik menggunakan pick maupun jari tangan. Gerakan menyapu ini biasanya dilakukan ke atas dan ke bawah sesuai dengan irama lagu yang dimainkan. Strumming memberikan kesan dinamis dan mengisi ruang ritme secara konsisten, membuatnya cocok untuk mengiringi lagu dengan pola akor yang stabil. Gitaris pemula biasanya mulai dari teknik ini karena lebih mudah dikuasai dibandingkan fingerstyle.
2. Suara dan nuansa: fingerstyle lebih detail, strumming lebih penuh
Fingerstyle menghasilkan suara yang lebih jernih dan detail karena setiap senar dipetik secara individu. Teknik ini memungkinkan permainan dengan dinamika yang kaya, termasuk sentuhan halus dan aksen yang spesifik. Bahkan dalam aransemen solo, fingerstyle bisa membuat satu gitar terdengar seperti tiga instrumen sekaligus, melodi, bass, dan ritme. Permainan ini memberikan nuansa intim dan emosional yang kuat dalam setiap petikan.
Sebaliknya, strumming menawarkan suara yang tebal dan resonan karena hampir semua senar dimainkan sekaligus dalam satu gerakan. Nuansa yang dihasilkan cenderung lebih padat dan menyatu, cocok untuk menciptakan suasana ramai atau energik. Pola strumming yang konsisten juga membuat pendengar lebih mudah ikut menyanyikan lagu atau bergoyang mengikuti irama. Ini alasan kenapa banyak lagu pop, reggae, dan country mengandalkan teknik ini.
3. Kesulitan dan tantangan: fingerstyle butuh ketelitian, strumming butuh konsistensi
Fingerstyle punya tingkat kesulitan yang cukup tinggi karena melibatkan banyak aspek teknis dalam satu permainan. Gitaris harus membagi fokus antara jari-jari tangan kanan yang memainkan melodi dan bass, serta tangan kiri yang menekan akor atau nada. Koordinasi antar jari sangat penting, apalagi saat memainkan lagu kompleks dengan perubahan tempo atau teknik tambahan seperti tapping dan harmonik. Belajar fingerstyle memang menantang, tapi hasilnya sangat memuaskan.
Strumming terlihat lebih sederhana, tapi tetap punya tantangan tersendiri, terutama dalam menjaga ritme yang stabil. Ketukan yang gak tepat bisa membuat keseluruhan lagu terdengar kacau atau gak sinkron. Gitaris harus menguasai dinamika dalam strumming agar permainan terdengar hidup, gak monoton atau terlalu kaku. Meski terlihat gampang, strumming butuh latihan konsisten agar permainan terasa natural dan bertenaga.
4. Kegunaan dalam lagu: fingerstyle cocok untuk solo, strumming unggul untuk iringan
Fingerstyle sering dipilih saat seorang gitaris ingin menampilkan permainan solo yang utuh tanpa perlu alat musik lain. Karena teknik ini bisa mengisi banyak elemen musik secara bersamaan, fingerstyle sangat cocok untuk pertunjukan tunggal atau lagu-lagu instrumental. Gitaris fingerstyle sering menciptakan aransemen unik dari lagu populer dengan sentuhan personal yang mendalam. Teknik ini juga sangat fleksibel untuk eksperimen bunyi dan komposisi.
Strumming justru bersinar ketika dipakai dalam pengiringan lagu, baik saat tampil solo maupun bersama grup. Teknik ini memudahkan penonton untuk ikut bernyanyi atau menghentakkan kaki mengikuti irama. Karena fokusnya pada ritme dan pola akor, strumming juga ideal untuk jam session atau tampil spontan tanpa banyak persiapan. Banyak musisi jalanan dan penyanyi kafe mengandalkan strumming sebagai dasar penampilan mereka.
Sebagai penutup, fingerstyle dan strumming sama-sama penting dalam perjalanan musikal seorang gitaris. Keduanya punya kekuatan masing-masing yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan dan karakter lagu. Gak ada teknik yang lebih unggul dari yang lain, semuanya bergantung pada gaya bermusik dan ekspresi yang ingin disampaikan. Jadi, gak ada salahnya menguasai dua-duanya dan memadukannya untuk hasil permainan yang lebih kaya dan berwarna.