Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perbedaan Gitar Akustik dan Elektrik, Jangan Asal Beli!

ilustrasi gitar elektrik (unsplash.com/Franki Chamaki)
Intinya sih...
  • Gitar akustik menghasilkan suara dari resonansi bodi kayu
  • Gitar elektrik memiliki bodi lebih ramping dan fleksibel untuk gerak
  • Tekanan jari lebih besar dibutuhkan saat bermain gitar akustik

Banyak orang ingin belajar bermain gitar, tapi sering bingung menentukan pilihan antara gitar akustik atau elektrik. Memahami perbedaan gitar akustik dan elektrik akan membantu kamu menentukan mana yang lebih sesuai untuk kebutuhan bermain dan perkembangan kemampuan musikalmu.

Kedua jenis gitar memiliki keunggulan dan karakteristik masing-masing, baik dari segi suara, konstruksi, hingga gaya bermain yang cocok. Untuk membantumu menentukan pilihan yang sesuai, mari simak penjelasan lengkap tentang perbedaan gitar akustik dan elektrik berikut ini.

1. Gitar akustik menghasilkan suara dari resonansi bodi kayunya

ilustrasi gitar akustik (unsplash.com/De an Sun)

Gitar akustik memiliki bodi berongga yang berfungsi sebagai ruang resonansi alami. Ketika senar dipetik, getaran dari senar disalurkan ke bodi kayu melalui bridge dan menghasilkan suara tanpa bantuan perangkat elektronik. Bentuk bodi yang besar dan keberadaan lubang suara di tengahnya membuat getaran suara dapat diproyeksikan dengan volume yang cukup keras meskipun tanpa ampli.

Sebaliknya, gitar elektrik tidak mengandalkan rongga udara untuk menghasilkan suara. Gitar elektrik memiliki bodi padat dan menggunakan pickup yakni alat magnetik yang menangkap getaran senar untuk mengubahnya menjadi sinyal listrik. Sinyal tersebut lalu diteruskan ke amplifier agar bisa terdengar. Tanpa amplifier, suara gitar elektrik akan terdengar sangat pelan, hampir tak terdengar dalam ruangan yang luas.

2. Gitar elektrik memiliki bodi lebih ramping dan fleksibel untuk gerak

ilustrasi gitar elektrik (unsplash.com/Jeremy Allouche)

Desain gitar elektrik cenderung lebih ramping dibanding gitar akustik. Meskipun berat totalnya bisa lebih tinggi karena penggunaan logam dan elektronik di dalamnya, bodi padatnya tidak selebar gitar akustik. Hal ini membuat gitar elektrik lebih nyaman digendong, terutama saat digunakan dalam posisi berdiri dengan strap atau saat dimainkan dalam jangka waktu lama.

Gitar akustik cenderung lebih besar, terutama di bagian bodi, karena memang mengandalkan ruang tersebut untuk menghasilkan resonansi suara. Ukuran ini bisa terasa kurang nyaman untuk beberapa orang, terutama pemula bertubuh kecil. Gerakan lengan kanan juga bisa terbatas karena harus melingkari bodi gitar yang lebar demi bisa memetik atau menekan senar.

3. Tekanan jari lebih besar dibutuhkan saat bermain gitar akustik

ilustrasi gitar akustik (unsplash.com/Adi Goldstein)

Salah satu hal yang sering dikeluhkan pemula saat belajar gitar akustik adalah jari terasa cepat lelah. Hal ini terjadi karena gitar akustik menggunakan senar baja yang lebih tebal dan juga dipasang dengan tegangan tinggi. Jarak antara senar dan fretboard (action) juga cenderung lebih jauh, sehingga butuh tenaga lebih untuk menekan senar dengan benar agar menghasilkan nada yang jernih.

Sebaliknya, gitar elektrik biasanya punya action yang lebih rendah dan senar lebih tipis, sehingga tekanan jari yang dibutuhkan untuk menghasilkan nada jauh lebih ringan. Ini membuat permainan melodi cepat atau solo gitar terasa lebih mudah dilakukan. Maka tidak heran jika gitar elektrik lebih sering digunakan untuk memainkan genre seperti rock, blues, dan metal yang membutuhkan teknik permainan cepat.

4. Gitar elektrik membutuhkan perlengkapan tambahan untuk dimainkan

ilustrasi gitar elektrik (unsplash.com/Oleksandr Danylchenko)

Untuk bisa mengeluarkan suara maksimal, gitar elektrik  biasanya membutuhkan amplifier sebagai sumber suara utama. Selain itu, gitar elektrik juga kerap digunakan bersama efek suara seperti delay, reverb, hingga distortion untuk menambah karakter musik yang dihasilkan. Semua itu tentu membutuhkan kabel, pedal efek, serta sumber listrik tambahan.

Sebaliknya, gitar akustik bisa langsung dimainkan tanpa alat bantu lain. Ini menjadikannya lebih praktis dan mudah dibawa ke mana pun. Bahkan, dalam kondisi darurat seperti mati listrik atau bermain di luar ruangan, gitar akustik tetap bisa digunakan tanpa masalah. Kemudahan ini membuat gitar akustik sering menjadi pilihan utama untuk latihan mandiri atau pertunjukan akustik sederhana.

5. Gaya bermain dan teknik yang dikuasai bisa sangat berbeda

ilustrasi gitar akustik (unsplash.com/42 North)

Gitar akustik sangat cocok digunakan untuk permainan ritmik seperti memetik atau menggenjreng akor penuh. Teknik seperti fingerstyle, arpeggio, dan strumming sangat berkembang pada jenis gitar ini. Pemain gitar akustik sering menekankan pada kekayaan dinamika dan keindahan resonansi alami yang ditimbulkan oleh bodi kayu.

Sementara itu, gitar elektrik lebih mendukung permainan melodi, solo cepat, dan eksperimen nada melalui efek suara. Teknik bending, tapping, hingga slide lebih mudah diterapkan pada gitar elektrik karena konstruksinya mendukung fleksibilitas jari. Perbedaan ini membuat masing-masing jenis gitar memiliki komunitas dan aliran musik yang cenderung berbeda satu sama lain.

Menentukan antara gitar akustik dan elektrik bukanlah hal sepele, karena masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan yang tidak bisa kamu abaikan. Gitar akustik cocok bagi kamu yang menginginkan alat musik praktis dan ingin mengasah dasar permainan ritmis secara mendalam. Sementara itu, gitar elektrik lebih tepat untuk kamu yang tertarik mengeksplorasi gaya bermain melodi dan menggunakan berbagai efek suara modern. Memahami perbedaan gitar akustik dan elektrik sejak awal akan membantu kamu lebih tepat memilih jalur musik yang sesuai dengan gaya dan kebutuhan belajar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us