Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Sikap Gentle yang Masih Jarang Dipraktikkan Pria Zaman Sekarang

ilustrasi pria gentle (freepik.com/fxquadro)
Intinya sih...
  • Mendengarkan tanpa menghakimi adalah sikap gentle yang langka di zaman sekarang.
  • Mengakui kesalahan dengan lapang dada menunjukkan kedewasaan emosional dan keberanian.
  • Menghormati ruang dan keputusan orang lain adalah bentuk cinta yang paling tinggi dan membuat orang merasa nyaman.

Di tengah hiruk pikuk dunia modern, definisi “pria gentle” kadang terasa kabur. Banyak yang mengira sikap gentle itu cuma soal membukakan pintu, memberi bunga, atau cara bicara yang halus. Padahal, jadi pria yang gentle lebih dari sekadar gesture manis yang terlihat di permukaan. Gentle itu soal karakter, tentang bagaimana kamu memperlakukan orang lain dengan respek, empati, dan tanggung jawab. Sayangnya, banyak sikap gentle yang perlahan memudar, tertutupi oleh ego atau tuntutan maskulinitas zaman sekarang.

Kalau kamu ingin jadi pria yang benar-benar dihargai, bukan cuma karena penampilan atau prestasi, maka punya sikap gentle adalah salah satu kuncinya. Bukan berarti harus berubah jadi orang lain, tapi lebih ke arah memahami bagaimana jadi pribadi yang dewasa dan penuh empati. Nah, di bawah ini ada tujuh sikap gentle yang masih jarang dipraktikkan pria zaman sekarang, tapi justru paling berdampak dalam kehidupan sosial dan hubungan pribadi.

1. Mau mendengarkan tanpa menghakimi

ilustrasi pria mendengarkan temannya bercerita (pexels.com/Katerina Holmes)
ilustrasi pria mendengarkan temannya bercerita (pexels.com/Katerina Holmes)

Mendengarkan itu beda dengan sekadar diam saat orang lain bicara. Sikap gentle muncul saat kamu benar-benar hadir, menyimak dengan empati tanpa buru-buru menyela atau langsung memberi solusi. Banyak pria masih merasa harus “memperbaiki” sesuatu ketika seseorang curhat, padahal kadang orang hanya butuh didengar. Dengan mendengarkan, kamu menunjukkan bahwa kamu peduli dan menghargai perasaan orang lain.

Sikap ini mungkin terdengar sederhana, tapi efeknya besar banget. Orang akan merasa nyaman, aman, dan dihargai saat kamu bisa mendengar dengan hati. Gentle itu bukan tentang menunjukkan siapa yang paling tahu, tapi siapa yang paling bisa hadir. Dan percaya deh, pria yang bisa mendengar dengan tulus itu langka—dan sangat dicari.

2. Mengakui kesalahan dengan lapang dada

ilustrasi meminta maaf (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Banyak pria tumbuh dengan anggapan bahwa meminta maaf adalah tanda kelemahan. Padahal justru sebaliknya, mengakui kesalahan butuh keberanian dan kematangan emosional. Sikap gentle terlihat ketika kamu tidak menyalahkan keadaan, orang lain, atau bersembunyi di balik alasan. Kamu cukup bilang, “Maaf, aku salah,” tanpa perlu embel-embel panjang yang malah bikin runyam.

Pria yang gentle tahu bahwa tidak semua hal harus sempurna. Kadang kesalahan adalah bagian dari proses jadi lebih baik. Tapi kalau kamu bisa menghadapinya dengan jujur dan terbuka, kamu menunjukkan sisi dewasa yang banyak orang kagumi. Nggak perlu takut jadi kecil, karena justru di situ kamu kelihatan besar.

3. Menghormati ruang dan keputusan orang lain

ilustrasi pria ngobrol dengan temannya (pexels.com/August de Richelieu)
ilustrasi pria ngobrol dengan temannya (pexels.com/August de Richelieu)

Kadang kita merasa tahu apa yang terbaik buat orang lain, terutama orang yang kita sayang. Tapi sikap gentle justru muncul ketika kamu bisa menahan ego dan menghormati batasan yang dibuat orang lain. Baik itu pasangan, teman, atau rekan kerja, semua orang berhak punya ruang dan keputusan sendiri.

Pria gentle paham bahwa mencintai bukan berarti mengontrol. Memberi kebebasan dan kepercayaan adalah bentuk cinta yang paling tinggi. Dan ketika kamu bisa tetap hadir tanpa harus mengekang, kamu akan jadi sosok yang dihargai dan dirindukan. Orang akan merasa nyaman berada di sekitarmu, karena mereka tahu kamu tidak akan menekan atau memaksa.

4. Tidak meremehkan pekerjaan atau peran orang lain

ilustrasi menghargai orang lain (pexels.com/Gustavo Fring)

Sikap gentle juga tercermin dari cara kamu menghargai apa pun pekerjaan atau posisi seseorang. Entah itu petugas kebersihan, staf kantor, atau ibu rumah tangga, semua layak dihormati tanpa pandang status. Pria gentle tidak menilai orang dari seberapa besar gaji atau gelarnya, tapi dari nilai kemanusiaannya.

Ketika kamu bisa memperlakukan semua orang dengan hormat dan setara, kamu menunjukkan integritas yang sejati. Kamu tidak merasa lebih hebat hanya karena berada di posisi yang lebih tinggi. Sikap seperti ini masih langka, tapi sangat berarti. Karena gentle bukan tentang pamer kekuatan, melainkan memperkuat orang lain lewat respek yang kamu berikan.

5. Menahan emosi tanpa jadi pasif

ilustrasi pria menyendiri (pexels.com/Sharon Manuel joy)

Gentle bukan berarti kamu harus menahan semua emosi dan pura-pura tenang terus. Tapi kamu juga nggak harus meledak-ledak setiap kali ada masalah. Pria gentle tahu cara mengekspresikan emosinya dengan tenang, jelas, dan tidak menyakiti orang lain. Dia tahu kapan harus bicara, dan kapan cukup menarik napas panjang.

Ini bukan soal menekan perasaan, tapi mengelolanya dengan bijak. Kamu tetap bisa marah atau kecewa, tapi tidak dengan cara yang kasar atau menyakitkan. Sikap ini justru menunjukkan bahwa kamu punya kendali atas dirimu sendiri. Dan itu adalah tanda kedewasaan yang sulit dicapai kalau kamu belum benar-benar kenal sama emosimu.

6. Memberi tanpa perlu dilihat

ilustrasi seseorang berdonasi (pexels.com/RDNE Stock project)

Di era sekarang, semua hal rasanya ingin dibagikan ke media sosial. Termasuk saat kamu membantu orang lain atau melakukan kebaikan. Tapi pria gentle justru merasa cukup dengan memberi tanpa perlu sorotan atau tepuk tangan. Dia tahu bahwa nilai kebaikan itu ada pada dampaknya, bukan pada pengakuan orang.

Saat kamu bisa berbuat baik diam-diam, itu menunjukkan bahwa kamu tulus. Kamu tidak sedang membangun citra, tapi benar-benar peduli. Dunia butuh lebih banyak pria seperti ini—yang tahu caranya hadir tanpa harus jadi pusat perhatian. Sikap seperti ini nggak akan bikin kamu terlihat lemah, malah bikin kamu lebih kuat dan dihormati.

7. Tidak merasa malu menunjukkan sisi lembut

ilustrasi pria yang bersedih (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi pria yang bersedih (pexels.com/MART PRODUCTION)

Ada anggapan lama bahwa pria harus selalu keras, tegas, dan tahan banting. Tapi kenyataannya, sisi lembut dalam diri pria bukan kelemahan, itu kekuatan. Pria gentle tidak malu menangis, memeluk, atau menunjukkan kasih sayang. Dia tahu bahwa menjadi manusia utuh artinya menerima semua sisi dalam diri, termasuk yang lembut.

Ketika kamu bisa menunjukkan empati, kasih, dan perhatian tanpa merasa canggung, kamu memberi ruang buat hubungan yang lebih hangat. Dan di situlah gentle tumbuh, dari keberanian untuk jadi manusia, bukan robot yang selalu harus kuat. Dunia sudah cukup keras, dan pria gentle bisa jadi angin sejuk yang dibutuhkan banyak orang.

Di balik semua kekuatan fisik dan ambisi, pria tetap manusia yang butuh koneksi dan kelembutan. Sikap gentle bukan hal yang ketinggalan zaman, justru jadi nilai lebih di tengah dunia yang makin kompetitif dan dingin. Jadi pria gentle itu bukan tentang jadi beda, tapi tentang jadi otentik dan peduli.

Kalau kamu mulai mempraktikkan satu demi satu sikap gentle di atas, kamu nggak hanya akan disukai, tapi juga dihargai dan dikenang. Sikap gentle membuat relasi jadi lebih hangat, lingkungan kerja lebih nyaman, dan hubungan personal lebih bermakna. Kamu bisa mulai dari hal-hal kecil, seperti menahan komentar sinis atau mendengar tanpa menyela. Perubahan nggak perlu besar, yang penting konsisten. Jadikan gentle sebagai bagian dari karakter, bukan sekadar pencitraan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us