Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Stigma Sosial tentang Cowok yang Gak Harus Kamu Ikuti, Catat!

ilustrasi cowok sedang mengaca (unsplash.com/Luigi Estuye, LUCREATIVE®)
ilustrasi cowok sedang mengaca (unsplash.com/Luigi Estuye, LUCREATIVE®)

Menjadi seorang cowok ternyata tak mudah lho, Bro. Ada banyak stigma yang beredar di masyarakat yang membuat cowok seolah harus mengikuti stigma tersebut. Padahal stigma yang beredar di masyarakat tentang cowok gak selamanya benar.

Demi menjadi seorang cowok yang bisa berdiri di atas kakinya sendiri, tanpa perlu terpengaruh stigma, yang justru menghambat keunikan diri kamu, maka kamu perlu tahu apa saja stigma tentang cowok yang sebenarnya gak perlu kamu ikuti. IDN Times akan bahas satu per satu stigma tersebut. Jadi lanjut baca artikelnya ya, Bro!

1. Cowok harus sudah sukses finansial sebelum usia tiga puluh tahun

ilustrasi cowok memiliki banyak uang (unsplash.com/Szabo Viktor)
ilustrasi cowok memiliki banyak uang (unsplash.com/Szabo Viktor)

Usia tiga puluh tahun seolah menjadi patokan kesuksesan seorang cowok. Padahal, gak semua orang punya latar belakang dan kesiapan yang sama saat memulai untuk sukses. Memang stabilitas keuangan buat seorang cowok adalah hal yang penting, namun kesuksesan gak harus diukur dari memiliki sejumlah uang dalam jangka waktu tertentu, bukan?

Selain itu, kesuksesan sebenarnya juga datang dari berbagai hal dan dalam jangka waktu yang berbeda-beda. Memang stigma untuk sukses sebelum usia tiga puluh tahun bagi sebagian orang, bisa dianggap sebagai sebuah dorongan untuk bekerja keras selagi masih muda. Namun, bagi sebagian orang lagi, hal ini justru bisa membuat kecemasan dan stres yang mengurangi nilai kehidupan.

Daripada kamu harus fokus mengumpulkan kekayaan dalam jumlah tertentu sebelum jangka waktu tertentu, ada baiknya untuk fokus pada pengembangan diri dan karier yang sedang kamu jalani. Maka sebenarnya uang juga akan mengikuti kualitas diri kamu, Bro. Ingat, kesuksesan adalah sebuah perjalanan panjang yang berbeda-beda bagi setiap orang.

2. Zaman sekarang harus jadi populer di media sosial

ilustrasi seorang cowok bermain sosial media (unsplash.com/Austin Distel)
ilustrasi seorang cowok bermain sosial media (unsplash.com/Austin Distel)

Di zaman internet seperti saat ini, banyak orang mengukur kualitas orang lain melalui sosial medianya. Salah satu yang paling parah adalah jumlah pengikut dan jumlah like konten yang kita unggah. Terkadang jumlah pengikut yang sedikit bisa dianggap kurang bergaul dan bersosial. Padahal kamu bukan seorang influencer media sosial, sehingga bukan hal yang penting untuk memiliki banyak pengikut di sana.

Jika kamu terlalu berpatokan pada stigma popularitas sosial media ini, maka kamu jadi sibuk untuk membangun kepribadian secara online melalui akun sosial media kamu. Sehingga kamu tidak sempat lagi membangun kepribadian asli pada dirimu. Padahal kepribadian diri kamu yang sesungguhnya, adalah yang diperlukan di kehidupan nyata. 

Manfaatkan sosial media untuk membangun relasi yang baik demi pengembangan diri kamu yang sesungguhnya, sehingga tidak perlu berpatokan pada jumlah pengikut atau like di sosial media. Jadikan sosial media salah satu alat tambahan untuk mengembangkan diri, bukan sebagai media utama yang justru membuat diri kamu kurang berharga di kehidupan nyata.

3. Tidak apa-apa bekerja hingga mengorbankan banyak hal selagi masih muda

ilustrasi cowok sedang bekerja (unsplash.com/Cytonn Photography)
ilustrasi cowok sedang bekerja (unsplash.com/Cytonn Photography)

Cowok memang perlu untuk bekerja agar bisa menghidupi diri sendiri dan keluarga jika sudah berumah tangga. Namun bekerja hingga mengorbankan banyak hal seperti kesehatan fisik, mental, dan hubungan sosial, tentu bukan hal yang baik, Bro.

Apalagi dengan adanya tren hustle culture belakangan ini, menjadikan bekerja hingga lupa waktu menjadi hal yang dilakukan beberapa cowok. Sehingga tren ini justru bisa mengacaukan keseimbangan hidup. Lebih baik menyeimbangkan kehidupan dengan tetap menjaga kesehatan baik fisik maupun mental, serta hubungan sosial, apalagi dengan keluarga, karena tujuan sebenarnya adalah membuat diri lebih bahagia dan nyaman dalam berkehidupan.

Selain itu kamu juga perlu memikirkan dampak jangka panjangnya. Dengan hidup lebih seimbang, maka kamu bisa menikmati karier dan kehidupan sosial dengan lebih baik, daripada harus mengorbankan hal-hal yang sebenarnya juga penting di hidup kamu yang justru nantinya akan menimbulkan kekosongan dalam menjalani hidup.

4. Cowok tidak perlu merawat tubuh

ilustrasi cowok sedang merawat tubuh (unsplash.com/Supply)
ilustrasi cowok sedang merawat tubuh (unsplash.com/Supply)

Stigma bahwa cowok akan berkurang kadar maskulinitasnya saat melakukan perawatan tubuh sering kita dengar. Padahal, perawatan tubuh sebenarnya juga penting dilakukan oleh cowok, lho!

Dengan perawatan tubuh yang tepat, seorang cowok jadi lebih sehat dan lebih percaya diri saat berhadapan dengan orang lain. Tampil maksimal dan sukses saat harus berhadapan dengan rekan bisnis atau relasi juga salah satu sisi maskulinitas, bukan? Jadi merawat tubuh justru juga bisa meningkatkan kadar maskulinitas seseorang. 

Stigma yang beredar di masyarakat tentang cowok terkadang menimbulkan tekanan tersendiri. Sehingga, jika kamu sudah tahu bahwa gak semua stigma di masyarakat harus diikuti, maka kamu bisa memaksimalkan potensi diri sebagai seorang cowok yang memiliki kelebihanmu sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us