Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tanda Gebetan Punya Commitment Issue yang Harus Kamu Waspadai

ilustrasi bertengkar (pexels.com/Timur Weber)
Intinya sih...
  • Menghindari pembicaraan soal masa depan, menolak komitmen dalam hubungan jangka panjang.
  • Sulit memberi label hubungan, tidak nyaman dengan kejelasan dan komitmen.
  • Terlalu menjaga jarak secara emosional, takut terluka dan tidak layak dicintai sepenuhnya.

Hubungan romantis memang tak selalu berjalan mulus, apalagi jika kamu tengah mendekati seseorang yang ternyata punya commitment issue. Tanpa disadari, sikapnya yang terlihat cuek atau plin-plan bisa menjadi pertanda bahwa dia belum siap menjalin hubungan yang serius. Tanda-tanda ini kadang terselubung, tapi jika diperhatikan dengan seksama, cukup jelas menunjukkan ketidakmatangan emosional.

Mengenali sejak awal bisa menyelamatkanmu dari hubungan yang melelahkan secara mental. Maka dari itu, memahami pola perilaku yang mengindikasikan commitment issue sangat penting. Berikut tujuh tanda yang patut kamu waspadai!

1. Menghindari pembicaraan soal masa depan

ilustrasi bertengkar (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Saat kamu mulai bicara tentang masa depan, dia langsung mengalihkan topik atau merespons dengan candaan. Reaksi ini menunjukkan bahwa dia tidak nyaman dengan ide hubungan jangka panjang. Jika terus terjadi, bisa jadi ini adalah bentuk penolakan halus terhadap komitmen.

Dia mungkin juga merasa takut kehilangan kebebasan atau takut akan tanggung jawab yang datang dari hubungan serius. Keengganan untuk membicarakan rencana bersama bisa menandakan bahwa dia belum siap membayangkan kamu sebagai bagian dari hidupnya dalam jangka panjang. Padahal, komunikasi soal masa depan adalah bagian penting dalam membangun hubungan yang sehat.

2. Sulit memberi label hubungan

ilustrasi bertengkar (pexels.com/RDNE Stock project)

Meski sudah sering pergi bareng dan saling perhatian, dia enggan menyebut kalian sebagai pasangan. Ketika kamu menyinggung status hubungan, dia menjawab dengan abu-abu atau justru terkesan defensif. Sikap ini bisa menjadi sinyal bahwa dia belum siap memberikan komitmen yang jelas.

Memberi label dalam hubungan bukan sekadar formalitas, tapi bentuk kejelasan dan komitmen. Jika seseorang merasa nyaman tanpa kejelasan, itu bisa berarti dia tidak ingin terikat. Ini tentu berisiko jika kamu menginginkan hubungan yang lebih serius.

3. Terlalu menjaga jarak secara emosional

ilustrasi bertengkar (pexels.com/RDNE Stock project)

Dia mungkin terlihat terbuka soal hal-hal sepele, tapi menghindar saat kamu ingin mengenalnya lebih dalam. Orang dengan commitment issue cenderung menjaga jarak secara emosional untuk melindungi diri dari keterikatan. Mereka takut terluka atau merasa tidak layak dicintai sepenuhnya.

Ketika kamu mencoba mendekat secara emosional, dia malah menarik diri atau jadi lebih dingin. Ini bisa membuatmu merasa seperti berjalan sendiri dalam hubungan. Padahal, kedekatan emosional adalah fondasi penting dalam hubungan yang saling mendukung.

4. Hubungan terasa seperti roller coaster

ilustrasi bertengkar (pexels.com/Vera Arsic)
ilustrasi bertengkar (pexels.com/Vera Arsic)

Hari ini dia begitu manis dan perhatian, tapi besok bisa tiba-tiba dingin atau menghilang. Perubahan suasana hati dan sikap yang ekstrem sering kali menunjukkan ketidakstabilan emosional. Ini bisa menjadi tanda bahwa dia tidak memiliki komitmen yang stabil terhadap hubungan.

Hubungan seperti ini akan sangat menguras energi karena kamu selalu menebak-nebak perasaannya. Ketidakpastian seperti ini bukanlah pertanda hubungan yang sehat. Stabilitas adalah elemen penting dalam membangun kepercayaan satu sama lain.

5. Enggan memperkenalkan ke lingkungan terdekat

ilustrasi bertengkar (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)
ilustrasi bertengkar (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)

Kalau sudah lama dekat tapi dia tak juga mengenalkan kamu ke teman atau keluarganya, ini bisa jadi tanda dia menyembunyikan hubungan tersebut. Seseorang yang serius biasanya ingin melibatkanmu dalam kehidupannya secara utuh. Sebaliknya, yang punya commitment issue cenderung menjauhkanmu dari lingkaran sosialnya.

Bisa jadi dia takut hubungan ini akan dianggap serius oleh orang-orang terdekatnya. Atau, dia memang tidak melihat hubungan ini sebagai sesuatu yang layak dipublikasikan. Padahal, mengenalkan pasangan ke lingkungan terdekat adalah langkah penting dalam membangun keterikatan yang sehat.

6. Pernah gagal dalam hubungan jangka panjang

ilustrasi sedih (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi sedih (pexels.com/SHVETS production)

Riwayat asmara yang penuh dengan hubungan singkat bisa menjadi indikator kuat. Meski tidak semua orang dengan masa lalu seperti itu punya commitment issue, tapi jika dia selalu menghindar dari hubungan serius, patut diwaspadai. Apalagi jika dia sering menyalahkan mantan-mantannya.

Pola hubungan yang tidak pernah berlanjut ke tahap serius bisa menunjukkan bahwa dia memang tidak siap berkomitmen. Jika tidak ada refleksi atau usaha memperbaiki pola tersebut, kemungkinan besar akan terulang lagi. Ini bisa membuat kamu terjebak dalam hubungan yang tidak berkembang.

7. Fokus berlebihan pada kebebasan pribadi

ilustrasi memandang (pexels.com/Keira Burton)
ilustrasi memandang (pexels.com/Keira Burton)

Orang yang terlalu menekankan pentingnya kebebasan pribadi dalam konteks hubungan bisa jadi memiliki ketakutan terhadap komitmen. Mereka takut bahwa hubungan akan membatasi ruang geraknya. Padahal, hubungan sehat tetap memberikan ruang bagi masing-masing individu.

Jika dia sering menyebut bahwa dia tidak mau dikekang atau ingin menikmati hidup sebebas mungkin, ini bisa jadi sinyal bahwa dia tidak siap terikat. Hubungan bukan soal mengikat, tapi soal tumbuh bersama. Komitmen bukan penghalang kebebasan, justru bisa memperkuat kepercayaan dan rasa aman.

Mengenali tanda-tanda commitment issue bisa membantu kamu mengambil keputusan yang lebih bijak dalam menjalani hubungan. Jika sudah melihat banyak sinyal merah, jangan ragu untuk mengevaluasi kembali. Ingat, kamu layak mendapatkan cinta yang pasti dan penuh komitmen.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us