Kenapa Parfum Bisa Berbau Berbeda di Tiap Orang?

- Perbedaan pH kulit memengaruhi reaksi parfum
- Tingkat minyak alami di kulit memperkuat atau menahan wangi parfum
- Pola makan sehari-hari dan suhu tubuh juga memengaruhi wangi parfum
Parfum seringnya memberikan pengalaman yang tidak sama pada setiap orang, walaupun memakai produk yang sama. Mungkin kamu pernah menghirup wangi parfum yang sangat harum pada temanmu, tetapi saat mencobanya sendiri, hasilnya malahan terasa kurang cocok atau berbeda sama sekali.
Hal tersebut tak sekadar perasaan, namun melainkan reaksi kimia yang nyata antara parfum dan tubuh masing-masing orang. Terdapat berbagai faktor unik pada tubuh manusia yang memberikan pengaruh pada bagaimana parfum berevolusi dan menyebar sesudah disemprotkan ke kulit. Berikut alasannya.
1. Perbedaan pH kulit

pH kulit setiap orang tidak sama, dan hal ini dapat memberikan pengaruh pada bagaimana parfum bereaksi sesudah disemprotkan. pH yang terlalu asam atau terlalu basa bisa mengubah struktur molekul parfum.
Perubahan tersebut dapat mengakibatkan wangi parfum bergeser dari yang seharusnya. Ini mengakibatkan satu parfum yang sama dapat tercium lebih tajam atau lebih lembut tergantung orangnya. Inilah alasan kenapa parfum sangat personal dan hasilnya tidak dapat ditebak hanya dari botolnya.
2. Tingkat minyak alami (sebum) di kulit

Kulit manusia memproduksi minyak alami (sebum) yang dapat memperkuat atau menahan wangi parfum lebih lama. Orang dengan kulit berminyak umumnya menjadikan parfum lebih awet dan lebih "terikat" pada kulit.
Sebaliknya, kulit kering cenderung menyebabkan parfum lebih cepat menguap dan kurang tahan lama. Hal tersebut tak hanya tentang ketahanan, namun juga mengenai perubahan aroma dari waktu ke waktu. Sebum memiliki peran yang besar dalam menghasilkan karakter akhir dari wewangian di kulit seseorang.
3. Pola makan sehari-hari

Makanan yang kita konsumsi memberikan pengaruh pada bau tubuh dan akhirnya juga memengaruhi wangi parfum. Makanan dengan aroma yang kuat seperti bawang, kari, atau makanan pedas bisa mengubah bau kulit secara halus.
Saat parfum bercampur dengan aroma tubuh yang telah dipengaruhi makanan, maka hasilnya akan sangat berbeda. Bahkan, konsumsi kafein dan alkohol pun dapat mempercepat penguapan parfum. Hal tersebut menjelaskan mengapa parfum dapat lebih “nendang” atau malah “aneh” bergantung pada pola makan seseorang.
4. Suhu tubuh dan lingkungan

Suhu tubuh yang lebih tinggi akan mempercepat penguapan parfum dan dapat menyebabkan aroma top notes mudah menghilang. Pada orang dengan suhu tubuh lebih hangat, parfum dapat terasa lebih kuat atau cepat mengalami perubahan.
Selain itu, lingkungan yang panas dapat memberikan pengaruh pada kinerja parfum, terlebih di area kulit yang kerapkali berkeringat. Sebaliknya, suhu tubuh yang lebih dingin menjadikan parfum lebih stabil dan tak cepat mengalami penguapan. Hal tersebut membuat pengalaman wewangian sangat subjektif tergantung pada suhu dan keadaan di sekitarnya.
5. Kebiasaan merokok atau konsumsi obat-obatan

Kebiasaan merokok dapat memberikan pengaruh pada aroma alami kulit dan juga daya cium seseorang. Zat kimia yang berasal dari rokok atau obat-obatan tertentu dapat memengaruhi metabolisme tubuh dan mengubah cara parfum bekerja.
Di samping itu, bau sisa rokok di kulit dan pakaian dapat bercampur dengan parfum. Hal tersebut akan mengubah kesan parfum, terlebih yang beraroma floral atau citrus. Tak hanya itu, obat-obatan juga bisa mengubah bau keringat atau sebum, jadi memberikan pengaruh pada hasil akhir parfum.
Karena terdapat banyak faktor yang memengaruhi, dalam pemilihan parfum disarankan untuk tidak hanya berdasarkan aroma di botol atau di orang lain. Kamu bisa mencobanya secara langsung di kulitmu sendiri supaya kamu benar-benar memahami bagaimana parfum tersebut bisa bereaksi dan berkembang seharian.