“Sebagai perempuan Indonesia, saya menyadari bahwa kekuatan perempuan mampu memberikan kontribusi besar bagi lingkungan sekitarnya dan dunia. Kelembutan dan sifat welas asih perempuan akan semakin bercahaya ketika diiringi oleh kepribadian kokoh, kecerdasan, wawasan luas, dan cara berpikir yang terbuka, serta kemandirian,” tutur Naomi.
Naomi Julia Soegianto, Sang Pencipta Mahkota Miss Universe 3 Negara
Intinya sih...
- Naomi Julia Soegianto menciptakan mahkota Miss Universe Indonesia, Singapura, dan Hong Kong 2025 dengan filosofi yang menggambarkan kekuatan dan kelembutan perempuan.
- Mahkota tersebut mengusung tema Lotus Nusantara, Jiwanta, orchid Singapura, dan desain modern Hong Kong sebagai simbol kemerdekaan, kesabaran, dan karakter perempuan yang gesit.
- Naomi juga aktif dalam kegiatan sosial dan edukasi serta akan segera memiliki biografi berjudul Matahari Setelah Hujan yang menceritakan perjalanan hidupnya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)
Jakarta, IDN Times - Indonesia kembali menorehkan prestasi membanggakan di panggung internasional. Kali ini, lewat karya desainer perhiasan Naomi Julia Soegianto yang dipercaya merancang mahkota untuk Miss Universe Indonesia, Miss Universe Singapura, dan Miss Universe Hong Kong 2025. Kepercayaan besar ini tidak hanya berbicara soal sebuah aksesori penting dalam dunia pageant, tetapi juga menegaskan bahwa karya desainer Indonesia mampu menembus panggung dunia.
Bagi Naomi, mahkota bukan sekadar simbol kemenangan. Ia adalah karya seni yang membawa filosofi, budaya, serta kepribadian bangsa.
1. Filosofi dalam setiap desain
Naomi pertama kali dipercaya membuat mahkota Miss Universe Indonesia (MUID) pada 2024. Saat itu, ia memilih tema Lotus atau Teratai Nusantara sebagai simbol kekuatan dan kelembutan perempuan. Dengan kebebasan berkreasi, Naomi menghasilkan desain yang artistik, feminin, namun tetap modern dan kokoh.
“Kemerdekaan ini menjadi suatu hal yang sangat penting sehingga saya bisa berkreasi dengan sangat enjoy dan fokus,” ujarnya.
Untuk MUID 2025, Naomi kembali dipercaya menghadirkan mahkota dengan tema Jiwanta, yang berarti jiwa yang tenang dalam bahasa Sansekerta. Mahkota ini mengusung ornamen batik, mencerminkan kebijaksanaan, tekad kuat, serta kesabaran dalam berproses. Filosofi tersebut menurut Naomi sangat relevan di tengah dunia yang sarat dengan tantangan.
2. Menyerap semangat lintas negara
Tantangan lebih besar datang dari Singapura dan Hong Kong. Di Singapura, Naomi diminta merancang mahkota bertepatan dengan perayaan 60 tahun kemerdekaan negara tersebut.
“Mereka mengatakan bahwa tahun ini sangat bermakna bagi rakyat Singapura. Mereka menjawab, orchid atau anggrek, sebagai simbol populer. Mereka juga mengharapkan modern look, tidak terkesan tradisional, dan bright,” jelas Naomi.
Dari situlah lahir desain modern dengan 60 hiasan anggrek, penuh kilau dan kesan elegan. Sementara di Hong Kong, Naomi menangkap karakter perempuan yang gesit, mandiri, efisien, dan modern. Mahkotanya pun dibuat sederhana, elegan, sekaligus kokoh, merefleksikan gaya hidup masyarakat urban Asia Timur.
“Saya merancang mahkota dengan look yang simpel, sangat modern, sekaligus elegan dan kokoh,” katanya.
3. Jejak panjang di dunia perhiasan
Bakat Naomi tak lepas dari jejak sang ayah yang mendirikan PT UBS, salah satu perusahaan emas terbesar di Indonesia. Terinspirasi, Naomi kemudian membangun NJS, perusahaan emas yang ia rintis dari nol hanya dengan 1 kilogram emas. Kini, NJS berkembang pesat dan menempatkan Naomi sebagai desainer perhiasan papan atas tanah air.
Lebih dari sekadar bisnis, baginya perhiasan adalah refleksi filosofi hidup. Ia percaya desain bisa menjadi cermin kekuatan perempuan dalam menghadapi berbagai tantangan. Di luar karya, Naomi juga aktif dalam kegiatan sosial dan edukasi, menggerakkan banyak perempuan untuk mandiri serta berani berkarya. Tidak lama lagi, perjalanan hidupnya akan dibukukan dalam biografi berjudul Matahari Setelah Hujan karya Alberthiene Endah.
Naomi Julia Soegianto telah membuktikan bahwa mahkota bukan hanya lambang kemenangan, melainkan juga medium untuk menyampaikan filosofi dan budaya bangsa. Dari Teratai Nusantara hingga Jiwanta, dari anggrek Singapura hingga desain modern Hong Kong, Naomi menjadikan karyanya sebagai jembatan budaya Indonesia ke panggung dunia. Kepercayaan yang ia raih adalah bukti bahwa karya perempuan Indonesia mampu bersinar terang, setara dengan cahaya mahkota yang dikenakannya.
