Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Jenis Kain yang Bisa Bikin Tubuh Mudah Bau, Hindari!

ilustrasi bau badan (freepik.com/benzoix)
ilustrasi bau badan (freepik.com/benzoix)
Intinya sih...
  • Poliester tidak menyerap keringat dengan baik dan cenderung menahan panas tubuh, menyebabkan bau tidak sedap menempel lebih lama.
  • Akrilik tidak punya kemampuan bernapas seperti bahan alami, menciptakan lingkungan lembap ideal untuk pertumbuhan bakteri penyebab bau.
  • Rayon mudah lembap dan menyimpan bau jika tidak dirawat dengan baik, membuatnya kurang cocok jika kamu mudah berkeringat.

Tubuh yang cepat bau bisa disebabkan bukan hanya oleh keringat, tapi juga jenis kain pakaian yang dipakai. Beberapa bahan pakaian justru menyerap bau dan membuatnya menetap lebih lama. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui mana saja kain yang perlu dihindari untuk menjaga kesegaran tubuh.

Kain-kain ini biasanya tidak menyerap keringat dengan baik atau malah menahan panas tubuh. Akibatnya, bakteri penyebab bau mudah berkembang biak. Yuk, simak daftar tujuh jenis kain yang sebaiknya dihindari agar tetap segar sepanjang hari!

1. Poliester

ilustrasi kain kaos (pixabay.com/yaoyaoyao5yaoyaoyao)

Poliester adalah kain sintetis yang umum digunakan untuk pakaian olahraga maupun fashion. Sayangnya, bahan ini tidak menyerap keringat dengan baik dan cenderung menahan panas tubuh. Akibatnya, keringat yang terperangkap bisa menyebabkan bau tidak sedap menempel lebih lama.

Selain itu, pori-pori kecil pada kain poliester bisa jadi tempat ideal bagi bakteri untuk berkembang biak. Walaupun mudah kering, bau yang menempel di kain ini sulit dihilangkan sepenuhnya. Tak heran kalau pakaian poliester cepat membuat tubuh terasa tidak segar.

2. Akrilik

ilustrasi kain kaos (pixabay.com/liqiying)

Akrilik adalah kain buatan yang terasa hangat dan ringan, sering dipakai untuk sweater. Namun, kain ini tidak punya kemampuan bernapas seperti bahan alami. Alhasil, panas dan keringat terperangkap di dalamnya.

Kondisi tersebut menciptakan lingkungan yang lembap dan hangat, ideal untuk pertumbuhan bakteri penyebab bau. Pakaian berbahan akrilik juga sulit menyerap keringat sehingga mudah terasa gerah. Kalau kamu ingin tetap wangi seharian, hindari memakai akrilik saat cuaca panas.

3. Rayon

ilustrasi kain kaos (pixabay.com/liqiying)

Rayon merupakan kain semi-sintetis yang dikenal ringan dan lembut di kulit. Tapi, bahan ini mudah lembap dan menyimpan bau jika tidak dirawat dengan baik. Terutama dalam kondisi panas atau lembap, rayon bisa memperburuk bau badan.

Proses pembuatan rayon melibatkan bahan kimia yang membuatnya kurang menyerap keringat. Kombinasi kelembapan dan panas ini menyebabkan bau mudah menempel. Meski nyaman dipakai, rayon bukan pilihan terbaik jika kamu mudah berkeringat.

4. Nylon

ilustrasi kain kaos (pixabay.com/MabelAmber)

Nylon terkenal tahan air dan kuat, sering digunakan dalam pakaian olahraga dan jaket. Namun, bahan ini punya kelemahan karena tidak menyerap keringat dengan baik. Keringat yang tertahan membuat tubuh terasa panas dan cepat bau.

Selain itu, nylon menciptakan penghalang antara kulit dan udara, mempercepat timbulnya bau. Karena sifatnya yang menutup pori-pori, kain ini memperparah kondisi bau badan. Lebih baik memilih bahan alternatif yang lebih adem dan menyerap keringat.

5. Spandeks

ilustrasi kain kaos (pixabay.com/PublicDomainPictures)

Spandeks atau elastane populer karena kelenturannya, terutama pada pakaian olahraga. Sayangnya, kain ini juga membuat tubuh cepat gerah karena tidak bisa bernapas. Akibatnya, keringat dan panas terjebak dan mempercepat timbulnya bau.

Penggunaan spandeks sebaiknya dibatasi pada aktivitas ringan atau tempat bersuhu sejuk. Jika dipakai terlalu lama dalam kondisi panas, tubuh akan mudah bau. Jadi, penting untuk mempertimbangkan jenis kain lain yang lebih breathable.

6. Satin

ilustrasi kain kaos (pixabay.com/Alterfines)

Satin memiliki permukaan yang halus dan mengilap, memberikan kesan elegan. Namun, kain ini tidak cocok dipakai lama saat cuaca panas karena tidak menyerap keringat. Permukaannya yang licin justru memerangkap panas dan kelembapan.

Akibatnya, tubuh menjadi lebih cepat berkeringat dan rentan menimbulkan bau. Satin lebih cocok digunakan untuk acara singkat atau dalam ruangan ber-AC. Hindari memakainya seharian jika ingin tetap merasa segar.

7. Kulit sintetis

ilustrasi jaket kulit (freepik.com/Freepik)
ilustrasi jaket kulit (freepik.com/Freepik)

Kain berbahan kulit sintetis memang terlihat mewah dan keren. Tapi bahan ini tidak menyerap keringat sama sekali, bahkan bisa membuat kulit sulit bernapas. Suhu tubuh akan cepat naik dan menyebabkan keringat berlebih.

Saat keringat bercampur dengan permukaan kulit sintetis, bau tidak sedap mudah timbul. Selain itu, kulit sintetis bisa menyebabkan iritasi karena kurangnya sirkulasi udara. Lebih baik memilih bahan kulit asli atau kain bernapas untuk kenyamanan maksimal.

Kesimpulannya, pemilihan bahan pakaian sangat memengaruhi kebersihan dan kesegaran tubuh. Kain yang tidak menyerap keringat cenderung memicu bau badan lebih cepat. Yuk, lebih bijak dalam memilih bahan pakaian agar tetap wangi dan percaya diri setiap hari!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us