3 Perbedaan Antara Baju PDL dan PDH yang Perlu Diketahui

- Perbedaan ketebalan kain: PDL menggunakan kain tebal untuk aktivitas lapangan, sementara PDH menggunakan kain tipis untuk kegiatan di ruangan atau acara formal.
- Perbedaan desain: PDH dirancang mirip kemeja kerja untuk lingkungan kantor, sedangkan PDL memiliki desain praktis dengan banyak saku untuk kegiatan lapangan.
- Perbedaan warna: PDH menggunakan warna cerah atau netral, sedangkan PDL lebih banyak menggunakan warna gelap agar tidak mudah terlihat kotor saat di lapangan.
Seragam dinas merupakan salah satu sebagai bentuk identitas yang penting dalam sebuah instansi. Selain berfungsi sebagai tanda kebersamaan, seragam juga mencerminkan kepribadian yang profesionalitas serta membedakan jenis pekerjaan yang dijalankan. Dalam hal ini, perbedaan baju PDH dan PDL sering menjadi perhatian karena keduanya memiliki fungsi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan kerja.
Kedua jenis pakaian ini sering kali terlihat mirip, namun sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup jelas, terutama dari segi fungsi dan desain. PDH lebih sering dipakai di lingkungan kantor, sementara PDL digunakan saat melaksanakan tugas di lapangan. Perbedaan tersebut juga bisa dilihat dari bahan, model, atribut, hingga warna yang digunakan. Nah, selain memiliki perbedaan dari kegunaannya, ada banyak sekali perbedaan lainnya yang perlu kamu ketahui, antara lain seperti di bawah ini!
1. Perbedaan dari ketebalan kain

Meskipun keduanya sama-sama berfungsi sebagai identitas resmi, namun perbedaan paling mendasar bisa dilihat dari ketebalan kain yang digunakan. Perbedaan ini tidak hanya soal tampilan, tetapi juga berkaitan erat dengan kenyamanan dan fungsinya.
Pada pakaian dinas lapangan atau PDL dirancang untuk dipakai di kegiatan outdoor yang lebih menantang. Karena itu, bahan kain yang dipakai umumnya lebih tebal, kokoh, dan tahan gesekan. Beberapa jenis kain yang sering digunakan antara lain canvas, ripstop, atau drill tebal. Ketebalan kain PDL membuatnya tidak mudah sobek, tahan lama, dan mampu memberikan perlindungan ekstra saat dipakai di lapangan. Meskipun terasa agak kaku, kelebihannya adalah daya tahan yang kuat sehingga cocok untuk aktivitas fisik yang intens.
Sedangkan pada pakaian dinas harian lebih sering digunakan di ruangan atau acara formal. Oleh karena itu, kain yang dipakai biasanya lebih tipis, ringan, dan halus. Jenis kain yang umumnya digunakan adalah high twist, oxford, atau drill tipis. Dengan ketebalan yang lebih ringan, PDH terasa nyaman dipakai dalam jangka waktu lama, tidak panas, dan tetap rapi untuk menunjang penampilan formal. Namun, ketahanan kainnya tidak sekuat PDL sehingga kurang cocok dipakai di lapangan terbuka.
2. Perbedaan dari segi desainnya

PDH dirancang untuk digunakan di lingkungan kantor. Bahannya yang halus, ringan, dan terbuat dari bahan katun atau campuran polyster dengan modelnya mirip kemeja kerja sehingga terlihat rapi dan formal. Atribut yang dipasang pada PDH juga sederhana, seperti nama, pangkat, dan logo instansi. Biasanya dipadukan dengan sepatu pantofel agar lebih menarik.
Sementara itu, PDL lebih ditujukan untuk kegiatan lapangan karena digunakan untuk kuat dalam menghadapi medan lapangan, seperti pakaian yang dipakai pada tim Basarnas, TNI, maupun karyawan yang bekerja di sektor pertambangan. Bahannya rata-rata lebih tebal dan kuat namun tidak membuat gerah, bahkan ada yang tahan debu atau air. Desainnya yang praktis dengan potongan longgar dan banyak saku untuk memudahkan aktivitas. Atribut pada PDL lebih menonjol, ditambah perekat atau badge. Serta sepatu yang dipakai pun biasanya boots atau sepatu lapangan.
3. Perbedaan dari warnanya

Seragam dinas tidak hanya berfungsi sebagai identitas, tetapi juga mencerminkan kondisi kerja pemakainya. Dua jenis seragam yang umum digunakan adalah Pakaian Dinas Harian (PDH) dan Pakaian Dinas Lapangan (PDL). Jika dilihat dari segi warna, keduanya memiliki perbedaan yang cukup jelas.
PDH umumnya menggunakan warna yang lebih cerah atau netral, seperti cokelat muda, krem, hingga hijau tua. Pemilihan warna ini bertujuan memberikan kesan rapi, formal, dan profesional karena PDH dipakai di lingkungan kantor atau situasi resmi. Warna yang terang dan sederhana ini juga membuat tampilan lebih bersih dan sesuai dengan nuansa kerja administrasi.
Di sisi lain, PDL lebih banyak menggunakan warna gelap, misalnya hijau tua, cokelat gelap, hitam, bahkan corak loreng. Warna ini dipilih karena lebih praktis untuk kegiatan lapangan agar tidak mudah terlihat kotor, serta bertujuan untuk mengelabui musuh. Dengan begitu, seragam tetap terlihat rapi dan nyaman dengan lengan panjang meski digunakan di kondisi kerja yang penuh aktivitas fisik.
Dengan memahami perbedaan baju PDH dan PDL di atas, setiap anggota instansi dapat menggunakan pakaian dinas sesuai kebutuhan dan situasi. PDH yang rapi dan formal cocok untuk kegiatan administratif, sedangkan PDL yang tangguh dan fungsional mendukung aktivitas lapangan. Pada akhirnya, keduanya memiliki peran penting dalam menunjang penampilan sekaligus menunjukan identitas profesional.