Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Perbedaan Sepatu Derby dan Oxford, Pilih Mana?

ilustrasi sepatu derby (pexels.com/Jonathan Borba)
Intinya sih...
  • Struktur tali: oxford lebih tertutup, derby lebih terbuka
  • Fleksibilitas gaya: derby lebih serbaguna, oxford lebih kaku
  • Kesan penampilan: oxford tampil rapi maksimal, derby lebih santai

Buat sebagian besar pria, sepatu formal cuma dianggap sebagai pelengkap penampilan. Padahal, kalau dicermati lebih dalam, ada banyak jenis sepatu formal yang punya karakter dan fungsi berbeda, termasuk derby dan oxford. Kedua jenis sepatu ini memang sering terlihat mirip di mata orang awam, tapi sebenarnya mereka punya perbedaan mencolok yang layak dipahami. Kalau salah pilih, penampilan bisa terasa janggal atau gak sesuai konteks acara.

Mengetahui perbedaan sepatu derby dan oxford bukan cuma soal gaya, tapi juga menunjukkan selera dan ketepatan dalam berbusana. Sepatu bisa berbicara banyak tentang kepribadian dan perhatian terhadap detail, terutama dalam situasi formal seperti wawancara kerja, pertemuan bisnis, atau pesta pernikahan. Lewat pembahasan ini, pria awam gak cuma tahu mana yang cocok, tapi juga bisa lebih percaya diri saat memilih sepatu formal yang pas untuk berbagai momen penting.

1. Struktur tali: oxford lebih tertutup, derby lebih terbuka

ilustrasi sepatu oxford (pexels.com/Spencer M.)

Perbedaan paling utama antara sepatu oxford dan derby ada pada bagian konstruksi tali. Sepatu oxford menggunakan sistem closed lacing, yaitu bagian lubang tali dijahit di bawah vamp (bagian atas sepatu). Hal ini membuat tampilan oxford terlihat lebih ramping, formal, dan menyatu sempurna di bagian atas kaki. Cocok banget dipakai untuk acara yang menuntut kesan elegan dan konservatif.

Sedangkan sepatu derby menggunakan sistem open lacing, di mana bagian lubang tali dijahit di atas vamp, sehingga kelihatan lebih terbuka dan fleksibel. Struktur ini memberikan ruang lebih lebar untuk kaki, apalagi buat yang punya punggung kaki tinggi. Karena terlihat lebih santai dan kasual dibandingkan oxford, sepatu derby lebih pas untuk dipakai sehari-hari atau acara semi-formal. Kesan formalnya tetap ada, tapi gak sekaku oxford.

2. Fleksibilitas gaya: derby lebih serbaguna, oxford lebih kaku

ilustrasi sepatu derby (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Sepatu derby unggul dalam hal fleksibilitas penggunaan. Karena desainnya yang lebih terbuka dan santai, derby bisa dipadukan dengan celana bahan, chino, bahkan celana jeans yang rapi. Pilihan warna dan bahan juga lebih bervariasi, seperti suede dan nubuck, yang membuat sepatu ini terasa cocok untuk gaya smart casual. Derby memberi ruang berekspresi tanpa kehilangan kesan rapi.

Di sisi lain, sepatu oxford lebih kaku dalam hal gaya. Biasanya, hanya cocok dipasangkan dengan setelan formal seperti jas atau tuxedo. Warna yang umum adalah hitam dan cokelat tua, jarang ada eksperimen dalam hal material. Sepatu ini cocok dipakai saat menghadiri acara resmi seperti wisuda, pertemuan direksi, atau resepsi formal yang menuntut penampilan penuh wibawa.

3. Kesan penampilan: oxford tampil rapi maksimal, derby lebih santai

ilustrasi sepatu oxford (pexels.com/Alizada Saleh)

Kalau tujuannya membuat kesan pertama yang kuat dalam suasana resmi, sepatu oxford jelas unggul. Potongan rapi dan siluet ramping membuatnya terlihat mewah dan presisi. Banyak pria profesional memilih oxford untuk menciptakan kesan disiplin, elegan, dan siap kerja. Sepatu ini juga punya reputasi sebagai pilihan klasik yang gak pernah salah.

Namun, sepatu derby justru tampil lebih ramah dan membumi. Walau tetap kelihatan sopan, derby memberi kesan bahwa pemakainya fleksibel dan terbuka. Cocok dipakai dalam lingkungan kerja kreatif atau saat bertemu klien dalam suasana kasual. Sepatu ini menciptakan citra profesional yang lebih luwes tanpa kehilangan aura kompeten.

4. Kenyamanan dan konstruksi: derby lebih nyaman dipakai seharian

ilustrasi sepatu derby (pexels.com/Anastasia Nagibina)

Dalam hal kenyamanan, sepatu derby sering dianggap lebih unggul. Sistem open lacing memberi ruang yang cukup untuk kaki agar gak terasa sempit, terutama bagi pria yang sering bergerak atau berdiri lama. Bagian atas sepatu yang gak terlalu ketat juga meminimalkan rasa pegal saat digunakan dalam waktu panjang. Ini alasan kenapa banyak pekerja memilih derby untuk aktivitas sehari-hari.

Sementara itu, sepatu oxford cenderung terasa lebih ketat dan kaku karena desain closed lacing-nya. Walaupun terlihat menawan, sepatu ini bisa terasa gak nyaman kalau dipakai terlalu lama tanpa istirahat. Beberapa model juga menggunakan sol yang keras dan kurang fleksibel. Sepatu oxford lebih cocok dipakai dalam durasi pendek saat keperluan formal tertentu.

Memahami perbedaan sepatu derby dan oxford bisa jadi langkah awal buat membentuk gaya pribadi yang kuat. Masing-masing punya fungsi dan karakter tersendiri, tergantung situasi dan preferensi. Gak perlu bingung lagi saat memilih sepatu formal, karena sekarang sudah tahu mana yang pas sesuai kebutuhan.

Memilih sepatu bukan cuma soal warna dan ukuran, tapi juga tentang bagaimana sepatu tersebut menunjang kepribadian. Dengan tahu perbedaan ini, gak hanya penampilan yang lebih terarah, tapi juga rasa percaya diri ikut meningkat. Sepatu yang tepat bisa membuat langkah jadi lebih mantap dan penuh gaya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us