Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito menyampaikan rasa keprihatinan yang mendalam kepada 118 anak yang meninggal karena gagal ginjal akut misterius.
"Kami sampaikan duka yang mendalam dan belasungkawa atas wafatnya anak-anak kita karena kasus gagal ginjal akut," ujar Penny dalam konferensi pers, Minggu (23/10/2022).
Penny menegaskan sesuai tugas dan fungsinya, BPOM melaksanakan pengawasan dan menindaklanjuti aspek-aspek yang terkait dengan produk obat dari permasalahan gagal ginjal akut
"Sesuai tugas fungsinya, Badan POM melakukan pengawasan sebelum market dan setelah post market . Namun, dalam hal ini juga industri Farmasi memegang tanggung jawab penuh untuk selalu menjamin keamanan mutu dan khasiat manfaat produk sebelum atau setelah beredar," tegas Penny.
Penny menegaskan semua industri farmasi yang memproduksi obat sirop berisiko mengandung pencemaran agar melaporkan hasil pengujian mandiri sebagai bentuk tanggung jawab pelaku usaha terhadap keamanan produknya.
"Juga upaya lain seperti mengganti formula obat dan atau bahan baku jika diperlukan, jadi ini sudah kami imbau sebelumnya dan proses berlanjut," katanya.
Penny mengungkapkan BPOM juga melakukan penelusuran berbasis risiko sampling dan pengujian sampel secara bertahap terhadap produksi obat yang berpotensi mengandung pencemaran.
"Itu sudah dilakukan, jadi jauh sebelum 19 Oktober ya dengan tidak lanjut terhadap produk dengan kandungan Dietilen Glikol dan Etilen Glikol melebihi batas aman," imbuhnya.
Penny menerangkan jika produk ditemukan melebihi ambang batas aman, maka akan diberikan sanksi administrasi atau peringatan keras.
"Sementara kegiatan pembuatan obat dibekukan, lalu pencabutan sertifikat cara pembuatan obat yang baik, dan penghentian sementara kegiatan iklan, sampai pembekuan izin edar atau pencabutan dengan melihat kasusnya satu persatu," tegasnya.