Jakarta, IDN Times – Sudah lebih dari dua dekade sejak Munir Said Thalib, aktivis hak asasi manusia (HAM), dibunuh dengan racun arsenik di atas pesawat Garuda Indonesia pada 7 September 2004. Namun, semangat dan keberanian Munir masih hidup hingga hari ini, terutama di tengah generasi muda.
Istri Munir, Suciwati, mengenang suaminya bukan hanya sebagai seorang pejuang HAM, tetapi juga sosok dengan rasa cinta luar biasa pada bangsa dan negara.
“Kalau yang dikenang dari Cak Munir itu jelas keberaniannya. Rasa cintanya pada negara ini luar biasa. Dia konsisten terhadap penegakan HAM. Harusnya negara ini berterima kasih pada dia, karena pengakuan HAM di Indonesia juga diakui dunia internasional lewat suaranya,” ujar Suciwati kepada IDN Times, Sabtu (6/9/2025).