Presiden Afrika Selatan dan Ketua Uni Afrika, Cyril Ramaphosa (paling kanan), dalam sebuah pertemuan dengan pejabat Uni Eropa pada 3 Desember 2020. (Twitter.com/CyrilRamaphosa)
Persamaan nasib melahirkan pergerakan-pergerakan kemerdekaan di antara negara-negara pada Benua Asia dan Afrika. Persamaan nasib ini mewujudkan solidaritas rakyat Asia-Afrika yang sejak 65 tahun lalu lahir dalam Konferensi Asia Afrika, pada tanggal 18 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung.
Konferensi Asia Afrika disponsori oleh lima negara yaitu Myanmar, India, Indonesia, Pakistan dan Sri Lanka. Pertemuan ini melibatkan 24 negara lainnya dari Asia dan Afrika yang berlangsung dari tanggal 18 April hingga 24 April 1955. Konferensi Asia Afrika menghasilkan kesepakatan berupa Komunike Akhir Konferensi Asia Afrika yang dimuat dalam Dasasila Bandung.
Diadakan pertamakali di Bandung pada tahun 1955, membuat Bandung didaulat menjadi secara simbolis sebagai Ibu Kota Asia-Afrika. Sehingga, pada perayaan 60 tahun KAA pada tahun 2015 lalu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menetapkan tanggal 24 April sebagai Hari Solidaritas Asia-Afrika.
Itulah penjelasan mengenai sejarah Hari Solidaritas Asia-Afrika. Semoga dengan adanya hari ini, solidaritas antar bangsa akan tetap terjalin, ya!