Pelaku ledakan SMAN 72 ditetapkan sebagai Anak Berkonflik dengan Hukum (ABH). (IDN Times/Irfan Fathurohman)
Dari olah TKP ditemukan serpihan plastik berupa jeriken dan paku. Jeriken berukuran satu liter digunakan sebagai pembungkus struktur peledak dan paku digunakan untuk memberikan dampak kerusakan ledakan.
"Paku itu ada paku baja, dan paku seng, yang ada payungnya, seperti itu, yang ada berserak di dalam masjid," ujar Henik.
Untuk tenaga peledakan, ditemukan empat baterai serta alat pemicu ledakan. Namun, di masjid sebagai lokasi utama ledakan, tidak ditemukan remote untuk mengendalikan ledakan.
"Bahwa power yang digunakan oleh terduga itu menggunakan empat buah baterai A4, kemudian inisiatornya adalah electric mass, kemudian explosive-nya mengandung potassium chloride, kemudian switching-nya menggunakan receiver yang dikendalikan dengan remot, namun remot tidak kami temukan dalam masjid," ucap Henik.
"Kemudian casing-nya itu jeriken plastik 1 liter, dan kemudian sharpnel-nya paku," imbuhnya.