Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ada Fenomena Matahari di Atas Kakbah pada 15-16 Juli, Cek Arah Kiblat

Salat Idul Fitri 1446 H di Masjid Istiqlal, Senin (31/3)2025). (IDN Times/Amir Faisol)
Salat Idul Fitri 1446 H di Masjid Istiqlal, Senin (31/3)2025). (IDN Times/Amir Faisol)
Intinya sih...
  • Matahari tepat di atas Kakbah pada 15-16 Juli 2025
  • Umat Islam dapat memastikan arah kiblat dengan mudah tanpa alat bantu khusus
  • Pengecekan arah kiblat saat Istiwa A‘zam perlu perhatikan waktu, benda patokan, dan permukaan tempat pengecekan

Jakarta, IDN Times - Fenomena astronomi Istiwa A‘zam akan terjadi pada 15 dan 16 Juli 2025. Fenomena astronomi Istiwa A‘zam yaitu matahari melintas tepat di atas Kakbah. Saat itu, bayangan benda yang berdiri tegak lurus akan menunjuk arah yang berlawanan dari arah kiblat.

Terkait fenomena ini, Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau masyarakat dapat memanfaatkan momen ini untuk mengukur atau mengkalibrasi arah kiblat secara mandiri.

1. Matahari berada tepat di atas Kakbah pada Selasa dan Rabu

Jemaah beribadah depan Kakbah (IDN Times/Sunariyah)
Jemaah beribadah depan Kakbah (IDN Times/Sunariyah)

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kemenag, Arsad Hidayat menjelaskan, berdasarkan kajian ilmu falak, terdapat berbagai metode untuk menentukan arah kiblat, seperti penggunaan kompas, teodolit, hingga memanfaatkan fenomena Istiwa A‘zam.

“Peristiwa Istiwa A‘zam atau Rashdul Kiblat akan terjadi pada Selasa dan Rabu, 15 dan 16 Juli 2025, yang bertepatan dengan 19 dan 20 Muharam 1447 H, pukul 16.27 WIB atau 17.27 WITA. Pada saat itu, matahari berada tepat di atas Kakbah,” ujar Arsad di Jakarta, dikutip dari situs kemenag.go.id, Minggu (13/7/2025).

2. Kesempatan bagi umat Islam untuk pastikan arah kiblat secara mudah

Direktur Bina Haji, Arsad Hidayat saat menjadi pemateri Bimtek PPIH 2024, Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (20/3/2024). Dokumentasi Kemenag
Direktur Bina Haji, Arsad Hidayat saat menjadi pemateri Bimtek PPIH 2024, Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (20/3/2024). Dokumentasi Kemenag

Ia mengatakan, fenomena ini menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk memastikan arah kiblat secara mudah, tanpa memerlukan keahlian atau alat bantu khusus. “Di saat Istiwa’ A‘zam, siapa saja, tanpa perlu memiliki keahlian atau perangkat teknologi tertentu, dapat ‘meluruskan’ arah kiblatnya sendiri,” ucap Arsad.

Menurutnya, momen ini bersifat konfirmatif. Jika arah kiblat yang selama ini digunakan sudah tepat, maka fenomena ini akan memperkuat ketepatan tersebut. Namun jika masih ada keraguan, ini menjadi waktu yang paling ideal untuk memverifikasi arah kiblat.

3. Hal yang perlu diperhatikan untuk pengecekan arah kiblat saat Istiwa A‘zam

Suasana di Masjidil Haram Makkah, Arab Saudi pada Rabu (21/05/2025) pagi (IDN Times/Yogi Pasha)
Suasana di Masjidil Haram Makkah, Arab Saudi pada Rabu (21/05/2025) pagi (IDN Times/Yogi Pasha)

Lebih lanjut, Arsad memaparkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengecekan arah kiblat saat Istiwa A‘zam. Pertama, benda yang digunakan sebagai patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus, bisa dengan bantuan lot atau bandul.

Kedua, permukaan tempat pengecekan harus datar dan rata. Ketiga, waktu pengukuran harus disesuaikan dengan waktu resmi, seperti yang dikeluarkan BMKG, RRI, atau Telkom.

“Ketepatan waktu sangat penting agar bayangan yang dihasilkan benar-benar mengarah sesuai posisi matahari yang sedang berada di atas Kabah,” jelasnya.

Arsad menambahkan, fenomena ini hanya terjadi dua kali dalam setahun, dan menjadi sarana edukatif sekaligus spiritual bagi umat Islam untuk menjaga akurasi arah kiblat dalam ibadahnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us