Antisipasi Kemarau Panjang, Kementan Bangun 2 Embung di Kab Purwakarta

Keberadaan embung bisa jadi solusi jika kekeringan terjadi

Jakarta, IDN Times -- Masih rendahnya curah hujan ditambah pasokan air yang kurang maksimal, embung (penampungan air), termasuk embung geomembrane, jadi andalan petani untuk menambah pasokan air. Baru-baru ini, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) memberi bantuan embung untuk Kabupaten Purwakarta.

Bantuan embung diberikan di dua lokasi, yakni Desa Wanasari K dan Desa Taringgul Tonggoh di Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta. Ketika daerah ini mengalami kekeringan, embung yang dikelola Kelompok Ini (Poktan) Mekar Sari II dan Karya Bakti I ini bakal bisa menampung air. 

1. Insfrastruktur air seperti embung sangat berguna dalam pengelolaan air lahan kering maupun tadah hujan

Antisipasi Kemarau Panjang, Kementan Bangun 2 Embung di Kab PurwakartaKementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) memberi bantuan embung untuk Kabupaten Purwakarta. (Dok. Kementan)

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil mengatakan, pemerintah harus melakukan upaya antisipasi perubahan iklim terutama kemarau. Karena memang manfaat infrastruktur air, seperti embung, dam parit, maupun long storage baru terasa ketika kemarau datang.

"Bangunan air seperti embung dan dam parit akan bermanfaat meskipun debit air kecil, air masih bisa teralirkan ke sawah-sawah petani. Sehingga petani bisa menambah pertanaman dalam setahun, dari satu kali menjadi dua kali," kata Ali Jamil, Sabtu (7/10/2023).

Ali Jamil menambahkan, insfrastruktur air ini juga sangat berguna dalam pengelolaan air lahan kering maupun tadah hujan. Dirinya berharap masyarakat dan para petani bisa menjaga dan merawat apa yang telah dibangun oleh pemerintah. 

"Saya pesan kepada petani dan masyarakat agar menjaga dan memelihara embung dengan baik. Jangan sampai rusak atau terbengkalai karena ini kan manfaatnya selain buat petani juga masyarakat bisa menggunakan air di sini saat kekeringan," ujarnya.

Baca Juga: Demi Masa Depan Pertanian, Kementan Terus Gencarkan Program Ini

2. Pembangunan embung diharapkan bisa menampung sumber air dan mengairi sawah

Antisipasi Kemarau Panjang, Kementan Bangun 2 Embung di Kab PurwakartaKementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) memberi bantuan embung untuk Kabupaten Purwakarta. (Dok. Kementan)

Direktur Irigasi Pertanian Ditjen PSP Rahmanto mengatakan, pembangunan embung, termasuk embung geomembrane, masih diandalkan untuk mengantisipasi musim kering pada 2023. Pembangunan itu diharapkan bisa menampung sumber air yang masih ada dan mengairi sawah sehingga mampu meminimalisasi kerugian petani. 

"Program pembangunan embung itu merupakan program strategis untuk penampungan air hujan atau sumber sumber air lainnya. Sehingga, ke depan, program embung geomembrane mampu mengantisipasi kekeringan di lahan pertanian kita," kata Rahmanto.

Menurutnya, pembuatan embung sangat diperlukan. Jika musim hujan mengurangi resiko banjir, di musim kemarau saat air dari irigasi tidak mencukupi, embung bisa dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk mengairi lahan padi atau tanaman pertanian lainnya.

"Kami meningkatkan pendapatan petani melalui penerapan pertanian yang lebih baik. Proyek konservasi lahan juga diharapkan menyelamatkan lahan kritis dengan menanamkan tanaman konservasi produktif," ujar Rahmanto.

3. Ucapan terima kasih dari kelompok tani

Antisipasi Kemarau Panjang, Kementan Bangun 2 Embung di Kab PurwakartaKementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) memberi bantuan embung untuk Kabupaten Purwakarta. (Dok. Kementan)

Ketua Poktan Mekar Sari II, Hendi, mengungkapkan, embung berlokasi di sawah tadah hujan. Embung ini dalam proses penggalian secara manual, karena lokasi sulit dijangkau dengan ekscavator.

"Dimensi embung (trapesium)  ini memiliki permukaan panjang 21 m, lebar 20 m. Untuk dasarnya memiliki panjang 19 m, lebar 18 m dan tinggi 2,5 m. Embung ini akan melayani luas lahan 24 Ha mengandalkan limpasan air hujan dan mata air. Saat ini produktivitas disini 5 ton/ha dengan pola tanam 2 kali dalam 1 tahun, diharapkan setelah ada embung bisa meningkat," kata Hendi.

Begitu juga dengan embung geomembran yang dikelola Poktan Karya Bakti I Desa Taringgul Tonggoh, yang juga melayani lahan seluas 25 Ha. Dimensi embung (trapesium) permukaan memiliki panjang 26 m, lebar 24 m. Sementara dasarnya memiliki panjang 18 m, lebar 16 m dan tinggi 2,3 m.

"Kami sangat bersyukur dan berterima kasih adanya embung ditempatkan di sini. Embung ini akan dimanfaatkan, ketika musim tanam kedua dulunya hanya mampu tanami 10 ha, sekarang sudah full tertanami 25 ha," ujarnya. (WEB)

Baca Juga: Lahan Pertanian di Lumajang Kekeringan, Kementan Lakukan Pengananan

Topik:

  • Ahmad Faisal

Berita Terkini Lainnya