3 Tantangan Pencegahan Demam Berdarah di Masa Pandemik COVID-19

Jumantik kurang optimal karena ada social distancing

Jakarta, IDN Times - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Dokter Siti Nadia Tarmizi menjelaskan terdapat tiga tentangan terkait pencegahan demam berdarah di masa pandemik COVID-19. Hal pertama yang menjadi kendala adalah kegiatan Jumantik (Juru Pemantau Jentik) menjadi tidak optimal karena adanya social distancing.

Tantangan kedua yaitu banyaknya bangunan yang kosong karena sistem kerja dan belajar dari rumah selama pandemik. Bangunan kosong tersebut berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk demam berdarah.

"Ketiga, masyarakat banyak di rumah sehingga penting bahwa kita melakukan PSM (pembersihan sarang nyamuk) itu di rumah," ujarnya.

1. Selain melaksanakan protokol kesehatan COVID-19, pastikan juga lakukan PSM

3 Tantangan Pencegahan Demam Berdarah di Masa Pandemik COVID-19Seorang ibu mengompres kepala anaknya yang dirawat akibat terserang demam berdarah dengue (DBD) di RSUD TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (10/03/20). (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Selain melaksanakan protokol kesehatan COVID-19, ia mengimbau masyarakat untuk secara mandiri melalukan pembersihan sarang nyamuk di rumah. Selain itu, pembersihan sarang nyamuk juga harus dilakukan di rumah ibadah, sekolah hingga hotel.

"Trennya Bali itu untuk kabupaten kota adalah tiga (daerah dengan kasus) terbesar dan NTB kita melihat tiga terbesar, karena mungkin sudah terlalu lama aktivitas wisata di sana berhenti," ujarnya.

Baca Juga: Di Tengah Maraknya Virus Corona, Nyamuk Demam Berdarah Incar Warga DKI

2. Terserang kasus demam berdarah dan COVID-19, 439 kabupaten kota alami infeksi ganda

3 Tantangan Pencegahan Demam Berdarah di Masa Pandemik COVID-19Pasien DBD (ANTARA FOTO/Syaiful Arif)

Ia juga menjelaskan, dari 460 kabupaten kota yang melaporkan kasus demam berdarah, 439 kabupaten kota merupakan wilayah terinfeksi COVID-19. Dengan demikian, 439 wilayah tersebut mengalami infeksi ganda.

"Artinya memungkinkan seseorang, kalau dia terinfeksi COVID-19 dia juga dapat berisiko untuk terinfeksi demam berdarah," ujarnya.

3. Demam berdarah adalah penyakit yang belum memiliki obat dan vaksinnya masih belum efektif

3 Tantangan Pencegahan Demam Berdarah di Masa Pandemik COVID-19Sejumlah anak mendapat perawatan medis akibat terserang demam berdarah dengue (DBD) di RSUD TC Hillers, Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Rabu (11/3/2020). (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Ia menjelaskan, penyakit demam berdarah adalah salah satu penyakit yang hingga kini belum memiliki obat khusus. Selain itu, vaksin yang saat ini tersedia juga masih belum efektif.

"Salah satu upaya mencegahnya adalah menghindari gigitan nyamuk dan sama-sama virus ini," ujarnya.

Baca Juga: Kasus Demam Berdarah RI Capai 45.266, Meninggal Dunia 297 Orang

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya