3 Tantangan Pencegahan Demam Berdarah di Masa Pandemik COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Dokter Siti Nadia Tarmizi menjelaskan terdapat tiga tentangan terkait pencegahan demam berdarah di masa pandemik COVID-19. Hal pertama yang menjadi kendala adalah kegiatan Jumantik (Juru Pemantau Jentik) menjadi tidak optimal karena adanya social distancing.
Tantangan kedua yaitu banyaknya bangunan yang kosong karena sistem kerja dan belajar dari rumah selama pandemik. Bangunan kosong tersebut berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk demam berdarah.
"Ketiga, masyarakat banyak di rumah sehingga penting bahwa kita melakukan PSM (pembersihan sarang nyamuk) itu di rumah," ujarnya.
1. Selain melaksanakan protokol kesehatan COVID-19, pastikan juga lakukan PSM
Selain melaksanakan protokol kesehatan COVID-19, ia mengimbau masyarakat untuk secara mandiri melalukan pembersihan sarang nyamuk di rumah. Selain itu, pembersihan sarang nyamuk juga harus dilakukan di rumah ibadah, sekolah hingga hotel.
"Trennya Bali itu untuk kabupaten kota adalah tiga (daerah dengan kasus) terbesar dan NTB kita melihat tiga terbesar, karena mungkin sudah terlalu lama aktivitas wisata di sana berhenti," ujarnya.
Baca Juga: Di Tengah Maraknya Virus Corona, Nyamuk Demam Berdarah Incar Warga DKI
2. Terserang kasus demam berdarah dan COVID-19, 439 kabupaten kota alami infeksi ganda
Ia juga menjelaskan, dari 460 kabupaten kota yang melaporkan kasus demam berdarah, 439 kabupaten kota merupakan wilayah terinfeksi COVID-19. Dengan demikian, 439 wilayah tersebut mengalami infeksi ganda.
"Artinya memungkinkan seseorang, kalau dia terinfeksi COVID-19 dia juga dapat berisiko untuk terinfeksi demam berdarah," ujarnya.
3. Demam berdarah adalah penyakit yang belum memiliki obat dan vaksinnya masih belum efektif
Ia menjelaskan, penyakit demam berdarah adalah salah satu penyakit yang hingga kini belum memiliki obat khusus. Selain itu, vaksin yang saat ini tersedia juga masih belum efektif.
"Salah satu upaya mencegahnya adalah menghindari gigitan nyamuk dan sama-sama virus ini," ujarnya.
Baca Juga: Kasus Demam Berdarah RI Capai 45.266, Meninggal Dunia 297 Orang