4 Gempa Beruntun di Pulau Jawa Perlu Diwaspadai, Begini Alasan BMKG

Meski gempa beruntun tapi tidak saling terkait

Jakarta, IDN Times - Masyarakat dikejutkan dengan empat gempa bumi yang terjadi secara beruntun hari ini, Selasa (7/7/2020). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan empat gempa tersebut tidak saling berkaitan, sebab memiliki sumber gempa dan kedalaman berbeda.

“Baik gempa Laut Jawa di utara Jepara berkekuatan M6,1 yang terjadi pagi pukul 05.54 WIB, gempa selatan Banten M5,1 pukul 11.44 WIB, gempa selatan Garut M5,0 pukul 12.17 WIB, dan gempa selatan Selat Sunda M5,2 pada pukul 13.16 WIB,” tulis Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono melalui keterangan pers tertulis, Selasa.

1. Gempa beruntun di beberapa wilayah hanyalah kebetulan

4 Gempa Beruntun di Pulau Jawa Perlu Diwaspadai, Begini Alasan BMKGIlustrasi Gempa (IDN Times/Sukma Shakti)

Rahmat mengatakan, kejadian tersebut disebabkan manifestasi pelepasan medan tegangan pada sumber gempa masing-masing. Indonesia memang memiliki banyak sumber gempa, sehingga kejadian beruntun di lokasi berdekatan bisa terjadi.

“Masing-masing sumber gempa mengalami akumulasi medan tegangan sendiri-sendiri, mencapai stress maksimum sendiri-sendiri, hingga selanjutnya mengalami rilis energi sebagai gempa juga sendiri -sendiri. Ini konsekuensi logis daerah dengan sumber gempa sangat aktif dan kompleks,” tutur dia.

Dengan demikian, Rahmat menyimpulkan, kejadian gempa beruntun hari ini hanyalah sebuah kebetulan saja.

Baca Juga: Mengenal Sejarah Skala Richter Hingga Arti Skala MMI Gempa Bumi

2. Masyarakat diimbau waspada setelah adanya rentetan gempa di beberapa wilayah

4 Gempa Beruntun di Pulau Jawa Perlu Diwaspadai, Begini Alasan BMKGIlustrasi Gempa (IDN Times/Arief Rahmat)

Walaupun hanya kebetulan, Rahmat mengingatkan, rentenan gempa hari ini patut diwaspadai. Sebab, dalam ilmu gempa atau seismologi, khususnya pada teori tipe gempa terdapat tipe gempa besar yang kejadiannya diawali gempa pendahuluan atau gempa pembuka.

“Setiap gempa besar hampir dipastikan didahului dengan rentetan aktivitas gempa pembuka. Tetapi rentetan gempa yang terjadi di suatu wilayah juga belum tentu berakhir dengan munculnya gempa besar,” ujar dia.

3. Gempa di Banten dan selatan Garut memiliki sumber gempa berbeda

4 Gempa Beruntun di Pulau Jawa Perlu Diwaspadai, Begini Alasan BMKGIlustrasi Seismogram (IDN Times/Arief Rahmat)

Rahmat mengatakan, gempa yang terjadi di selatan Banten dan selatan Garut memiliki sumber gempa yang berbeda. Gempa Banten terjadi akibat adanya deformasi batuan pada slab Lempeng Indo-Australia di Zona Benioff di kedalaman 87 kilometer.

“Sementara, gempa selatan Garut dan selatan Selat Sunda dipicu oleh adanya deformasi batuan pada slab Lempeng Indo-Australia di Zona Megathrust,” tutur dia.

4. Gempa yang bersumber di Lebak sangat dirasakan warga Jakarta

4 Gempa Beruntun di Pulau Jawa Perlu Diwaspadai, Begini Alasan BMKGIlustrasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Sempat mengagetkan warga Jakarta, guncangan gempa M5,1 yang bersumber di Lebak, Banten, terjadi karena adanya fenomena efek tapak atau local site effect. Efek soft sedimen atau tanah lunak yang tebal di Jakarta memicu terjadinya resonansi gelombang gempa.  

Hal itu, menurut Rahmat, memicu guncangan gempa diamplifikasi dan diperbesar guncangannya, sehingga wilayah Jakarta sangat merasakan guncangan gempa tersebut.

“Dalam teori gempa disebutkan bahwa dampak gempa tidak saja akibat magnitudo gempa dan jaraknya dari sumber gempa, tetapi kondisi geologi setempat sangat menentukan dampak gempa,” ujar dia.

Baca Juga: Gempa Rangkasbitung Terasa Hingga Jabodetabek, Begini Penjelasan BMKG

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya