CSIS: Hanya 59,5 Persen Warga Jakarta Percaya Vaksin COVID-19

38,8 persen warga lainnya tidak percaya pada vaksin

Jakarta, IDN Times - Hasil survei Center for Strategic and International Studies (CSIS) menunjukkan, sebanyak 89,5 persen warga DKI Jakarta percaya penyebaran COVID-19. Namun, dari angka tersebut hanya 59,5 persen yang percaya terhadap vaksin.

"Untuk mereka yang mengatakan percaya COVID-19 di Jakarta, 59,5 persen mengatakan percaya vaksin. Lalu 38,8 persen dari mereka yang percaya COVID-19, tidak percaya vaksin," ujar Peneliti CSIS Edbert Gani Suryahudaya saat konferensi pers melalui YouTube, Jumat (19/2/2021).

 

1. Ada 10,3 persen warga Jakarta tidak percaya COVID-19

CSIS: Hanya 59,5 Persen Warga Jakarta Percaya Vaksin COVID-19Hasil Survei Perilaku Masyarakat di Masa Pandemi oleh CSIS (YouTube CSIS Indonesia)

Ia juga menjelaskan bahwa 10,3 persen warga Jakarta tidak percaya adanya COVID-19. Dari angka tersebut, 24,4 persen percaya vaksin dan 75,6 persen lainnya tidak percaya vaksin.

"Jadi kita melihat ada hubungannya ya, bagi responden yang memang tidak percaya COVID-19 dan juga bagaimana mereka tidak percaya terhadap vaksin," kata Edbert.

Baca Juga: Minta Masyarakat Percaya Vaksin, Majelis Ulama Aceh: Tak Perlu Sanksi

2. Hanya 59,5 persen warga Jakarta yang percaya COVID-19 bersedia divaksinasi

CSIS: Hanya 59,5 Persen Warga Jakarta Percaya Vaksin COVID-19Hasil Survei Perilaku Masyarakat di Masa Pandemi oleh CSIS (YouTube CSIS Indonesia)

Pada data yang ditampilkan CSIS juga terlihat, hanya 59,5 persen dari warga Jakarta yang percaya COVID-19, bersedia divaksinasi. Sedangkan, 37,2 persen lainnya tidak bersedia melakukan hal itu.

"Mereka yang tidak percaya COVID-19 63,4 persen tidak bersedia divaksinasi, lalu 29,30 persen lainnya bersedia divaksinasi," ujar Edbert.

3. Metode Survei yang digunakan CSIS

CSIS: Hanya 59,5 Persen Warga Jakarta Percaya Vaksin COVID-19Konferensi Pers Hasil Survei Perilaku Masyarakat di Masa Pandemi oleh CSIS (YouTube CSIS Indonesia)

CSIS melakukan survei tersebut di Jakarta dan Yogyakarta dengan total 800 sample. Terdiri dari 400 sample di Jakarta dan 400 sample di Yogyakarta. Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan.

Populasi survei adalah seluruh penduduk yang telah berusia 17 tahun ke atas, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Sample sepenuhnya dipilih dengan metode acak.

Periode survei yaitu 13-18 Februari 2021. Margin of error survei pada level agregat dua provinsi dengan 800 sampel sebesar 3,46 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Sedangkan margin of error pada level provinsi sebesar 4,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca Juga: 7 Reaksi Warga Bali Soal Vaksin, Masih Ada yang Tak Percaya COVID-19

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya