Kemenkes Akan Latih Hansip Jadi Pelacak Penyebaran COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyadari bahwa strategi pelacakan kontak atau contact tracing penyebaran COVID-19 di Indonesia harus diperbaiki. Hal itu merujuk pada acuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa contact tracing harus dilakukan oleh 30 tracer atau pelacak per 100 ribu penduduk.
"Kedua, setiap kali ada orang kena dalam waktu paling lama seminggu itu 30 kontak eratnya harus di-trace, dicek, itu kita masih sangat jauh," kata Budi dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta yang ditayangkan secara langsung oleh YouTube DPR RI, Selasa (12/1/2021).
Baca Juga: Menkes: Perang Lawan COVID-19 Seperti Operasi Kontra Intelijen
1. Ada satu juta hansip yang bisa dilibatkan dalam tracing kontak erat pasien COVID-19
Menkes Budi menjelaskan, Indonesia membutuhkan 80 ribu tracer. Untuk memenuhi hal tersebut, Budi berkomunikasi dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dan mendapatkan informasi, Polri memiliki 60 ribu Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) di seluruh desa.
"Pak Tito juga bilang ada Linmas (Perlindungan Masyarakat) atau hansip sekitar satu juta yang sebenarnya kita bisa pakai, bisa ajarkan bagaimana melakukan tracing," ujarnya.
2. Ada 30 ribu Babinsa yang juga bisa dilibatkan sebagai tracer COVID-19
Editor’s picks
Selain itu, Budi juga mengaku berkomunikasi dengan Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Hadi Tjahjanto terkait kemungkinan dilibatkannya Bintara Pembina Desa (Babinsa) sebagai petugas contact tracing COVID-19.
"Panglima memiliki 30 ribu Babinsa, kita bisa akses," ujarnya.
3. Pihak-pihak tesebut akan diajarkan tata cara melakukan tracing
Menurut Budi, pihak-pihak tersebut bisa diberikan pelajaran tentang tata cara melakukan tracing terhadap kontak erat dengan pasien COVID-19. Setelah itu, daftar kontak erat akan diberikan kepada Puskesmas di wilayah terdekat untuk tes swab antigen.
"Sehingga dengan demikian kita bisa identifikasi secara cepat apakah orang-orang itu sudah kena (COVID-19)," ujarnya.
Baca Juga: Erick Thohir: Budi Gunadi Kompeten Sukseskan Vaksinasi COVID-19