Kini Ada 76.981 Kasus COVID-19 di Indonesia, Tersebar di 461 Daerah  

Ada penambahan 1.282 kasus COVID-19 baru hari ini

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Pemerintah untuk Percepatan Penanganan Virus Corona atau COVID-19, Achmad Yurianto, mengatakan ada penambahan 1.282 kasus baru pada Senin (13/7/2020). Sehingga kini total kasus COVID-19 di Indonesia mencapai 76.981.

"DKI Jakarta melaporkan 281 kasus baru, namun melaporkan sembuh sebanyak 208 orang," kata Achmad Yurianto melalui streaming YouTube BNPB Indonesia, Senin (13/7/2020).

1. Sebaran kasus COVID-19 di 34 provinsi Indonesia

Kini Ada 76.981 Kasus COVID-19 di Indonesia, Tersebar di 461 Daerah  Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat patroli protokol kesehatan di Kecamatan Tandes, Selasa (7/7/2020) petang. Dok Humas Pemkot Surabaya

Virus corona telah menyebar di 34 provinsi di Indonesia. Setelah DKI Jakarta, Jawa Timur menjadi provinsi dengan penambahan kasus terbanyak kedua hari ini dengan 219 kasus positif COVID-19 baru.

Berikut ini data rincian penyebaran virus corona di 461 kabupaten kota di 34 provinsi di Indonesia :

1. Aceh 106 kasus
2. Bali 2.257 kasus
3. Banten 1.600 kasus
4. Bangka Belitung 172 kasus
5. Bengkulu 163 kasus
6. Yogyakarta 379 kasus
7. DKI Jakarta 14.797 kasus
8. Jambi 122 kasus
9. Jawa Barat 5.160 kasus
10. Jawa Tengah 5.573 kasus
11. Jawa Timur 16.877 kasus
12. Kalimantan Barat 355 kasus
13. Kalimantan Timur 695 kasus
14. Kalimantan Tengah 1.222 kasus
15. Kalimantan Selatan 4.218 kasus
16. Kalimantan Utara 215 kasus
17. Kepulauan Riau 332 kasus
18. Nusa Tenggara Barat 1.573 kasus
19. Sumatera Selatan 2.703 kasus
20. Sumatera Barat 800 kasus
21. Sulawesi Utara 1.680 kasus
22. Sumatera Utara 2.367 kasus
23. Sulawesi Tenggara 518 kasus
24. Sulawesi Selatan 7.097 kasus
25. Sulawesi Tengah 193 kasus
26. Lampung 209 kasus
27. Riau 243 kasus
28. Maluku Utara 1.143 kasus
29. Maluku 900 kasus
30. Papua Barat 286 kasus
31. Papua 2.365 kasus
32. Sulawesi Barat 143 kasus
33. Nusa Tenggara Timur 121 kasus
34. Gorontalo 363 kasus

Dalam proses verifikasi lapangan 34 kasus.

2. COVID-19 menular melalui airbone

Kini Ada 76.981 Kasus COVID-19 di Indonesia, Tersebar di 461 Daerah  Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla (JK) bersama dengan Kepala Lembaga Eijkman Profesor Amin Subandrio di Kantor Eijkmen (Dok. Tim Media JK/PMI)

Kepala Lembaga Biologi Molekuler EIjkman Prof Amin Soebandrio mengungkapkan penyebaran virus COVID-19 dapat melalui udara dan hal itu melalui bukan suatu temuan baru. Bahkan, Amin sudah mencurigai sejak awal kemunculan COVID-19.

"Jika ada droplet kemudian ada aliran udara yang cukup kuat (virus COVID-19) bisa terbawa angin dan terbang karena volumenya jadi lebih kecil, relatif ringan karena kadar airnya berkurang," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa 7 Juli 2020.

Amin menerangkan virus COVID-19 bisa keluar bersama droplet (cairan) yang dihasilkan ketika bersin atau batuk. Droplet yang menempel pada benda-benda yang tersentuh orang lain bisa menularkan virus-virus tersebut.

Namun, sebagian virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan mudah menyebar di udara.

"Sebagian besar memang menular melalui droplet, tapi dalam situasi tertentu bisa. Seperti di rumah sakit saat dilakukan prosedur pemasangan ventilator, penghisapan lendir, atau terapi nebulizer," jelasnya.

Bahkan menurut Amin, sudah ada bukti dari pengamatan bahwa virus COVID-19 menular melalui airbone. Dia mencontohkan kasus di suatu restoran yang tertutup, misal pengunjung di meja yang bersin maka virus bisa saja satu ruanhan kena.

"Ini juga bisa terjadi di ruang kerja, di perkantoran dengan AC split serta tertutup maka droplet bisa terhembus udara dan hanya berputar satu ruangan," imbuhnya.

3. Kasus positif COVID-19 di dunia mencapai 13 juta orang

Kini Ada 76.981 Kasus COVID-19 di Indonesia, Tersebar di 461 Daerah  Suasana di unit perawatan intensif COVID-19 di Houston, Texas, Amerika Serikat, pada 29 Juni 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Callaghan O'Hare

Mengutip situs worldometers.info, hingga 13 Juli 2020 pukul 15.41 WIB, secara global terdapat 13.049.162 orang terpapar virus corona. Kasus terbanyak masih berada di Amerika Serikat dengan 3.413.994 kasus.

Dari 13 juta kasus itu, 571.807 di antaranya meninggal dunia. Sementara pasien yang sembuh mencapai 7.591.966 orang.

4. Pengertian dan gejala-gejala COVID-19

Kini Ada 76.981 Kasus COVID-19 di Indonesia, Tersebar di 461 Daerah  IDN Times/Debbie Sutrisno

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama Virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menyebar ke wilayah lain di Tiongkok dan ratusan negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang mampu membunuh Virus Corona. Kendati, persentase kesembuhan COVID-19 cukup tinggi. Di beberapa negara seperti Vietnam angka kesembuhannya mencapai 100 persen. Bahkan, beberapa pakar kesehatan menyebut COVID-19 bisa sembuh sendiri jika imun penderitanya bagus. Sebaliknya, rata-rata angka kematian akibat corona berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per Selasa 17 Maret 2020, sebesar 4,07 persen. Sementara di Indonesia, hingga Kamis 19 Maret 2020 mencapai 8,37 persen.

Bagaimana gejala virus corona? Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Tapi dalam beberapa kasus, pasien positif Corona tak menunjukkan gejala khusus.

Hari pertama, penderita virus corona mengalami demam atau suhu tinggi, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil diare atau mual beberapa hari sebelumnya. Ada juga yang hilang penciuman. Hari kelima, penderita kesulitan bernapas, terutama penderita lansia atau mereka yang memiliki penyakit kronis.

Hari ketujuh, menurut penelitian Universitas Wuhan, gejala yang dialami penderita mulai semakin parah. Penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit. Hari kedelapan, penderita dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut. Paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernapas hingga menyebabkan gagal napas.

Hari ke-10, penderita dengan kasus ringan mengalami sakit perut dan kehilangan napsu makan. Hanya sebagian penderita yang meninggal dunia. Hari ke-17, rata-rata penderita sembuh dari virus corona dan keluar dari rumah sakit.

Bagaimana mencegah virus corona? Sering Mencuci tangan pakai sabun, gunakan masker bila batuk atau pilek, mengonsumsi gizi seimbang, hati-hati kontak dengan hewan, cukup istirahat dan olahraga, jangan konsumsi daging mentah, bila batuk, pilek, dan sesak segera ke fasilitas kesehatan.

Jika membutuhkan beberapa nomor telepon terkait virus corona, kamu bisa menghubungi beberapa nomor penting ini, yakni Hotline kemenkes (+62 812 1212 3119, 119 ext 9, (021) 521 0411), atau mengunjungi beberapa situs terkait virus corona antara lain kemkes.go.id, arcgis.org, jakarta.go.id, healthmap.org, jabarprov.go.id, cdc.gov, jhu.edu. Kamu juga bisa mengunjungi web resmi pemerintah daerah untuk mencari informasi terkait perkembangan virus corona di daerah kamu tinggal.

Baca Juga: Virus COVID-19 Menular Lewat Udara, Ketua Tim Pakar COVID-19 Tanya WHO

Topik:

  • Dwi Agustiar
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya