Virus COVID-19 Menular Lewat Udara, Ketua Tim Pakar COVID-19 Tanya WHO

Hasil dari penelitian transmisi udara belum terbukti

Jakarta, IDN Times - Ratusan pakar dari berbagai belahan dunia mengklaim virus COVID-19 bisa menular melalui udara. Menanggaoi hal tersebut, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Wiku Adisasmito mengungkapkan pihaknya telah menanyakan secara langsung kepada badan PBB untuk Kesehatan Dunia (WHO) mengenai perkembangan penelitian virus SARS-CoV-2.

"WHO Indonesia berkoordinasi aktif dengan para peneliti sejak April lalu. Salah satunya mengenai penelitian transmisi atau penularan lewat udara. Hasil dari penelitian yang ada menunjukkan bahwa transmisi udara terbukti secara pasti," ujar Wiku seperti dilansir dari laman Covid.go id, Minggu (12/7/2020).

1. WHO akan merilis ringkasan penemuan peneliti

Virus COVID-19 Menular Lewat Udara, Ketua Tim Pakar COVID-19 Tanya WHOPetugas membersihkan bangku stadion di Stadion Sport Center Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (6/7/2020). Stadion yang menjadi markas tim Persita Tangerang tersebut tetap melakukan perawatan meski kompetisi Liga 1 masih diliburkan akibat pandemi COVID-19 dan belum dibuka untuk umum. (ANTARA FOTO/Fauzan)

Wiku menjelaskan WHO akan mendorong penelitian lebih lanjut di bidang ini. Seiring dengan transmisi melalui udara, dia melihat banyak rute transmisi lainnya, bekerja sama dengan para ahli dari berbagai bidang.

"WHO juga akan meringkas apa yang mereka ketahui dalam ringkasan ilmiah tentang transmisi, yang akan segera dirilis,” imbuh Wiku.

2. Transmisi COVID-19 melalui udara mungkin dapat terjadi pada kondisi tertentu

Virus COVID-19 Menular Lewat Udara, Ketua Tim Pakar COVID-19 Tanya WHOSuasana KRL jurusan Tanah Abang-Parung Panjang, Jumat (10/7/2020) (IDN Times/Herka Yanis).

Lebih lanjut, Wiku menjelaskan bahwa transmisi COVID-19 melalui udara mungkin dapat terjadi pada kondisi dan keadaan tertentu di mana suatu tindakan yang menimbulkan partikel aerosol dilakukan, seperti memasang dan melepas selang intubasi endotrakea, bronkoskopi, penyedotan cairan dari saluran pernapasan, pemakaian nebulisasi, tindakan invasif dan non invasif pada saluran pernapasan dan resusitasi jantung paru.

Sementara itu, publikasi baru-baru ini dari New England Journal of Medicine telah mengevaluasi ketahanan virus penyebab COVID-19.

Dalam kajiannya,  aerosol terkumpul melalui sebuah alat yang kemudian dimasukkan ke dalam tabung Goldberg dalam lingkungan terkendali laboratorium. Alat tersebut merupakan mesin berkekuatan tinggi dan tidak merefleksikan kondisi normal manusia saat batuk. 

3. Virus COVID-19 yang bertahan di udara hingga 3 jam tidak mencerminkan kondisi klinis manusia

Virus COVID-19 Menular Lewat Udara, Ketua Tim Pakar COVID-19 Tanya WHOidntimes.com/muhammad-rizal-santoso

Penemuan pada kajian itu menunjukkan bahwa virus COVID-19 yang mampu bertahan di udara hingga 3 jam ini tidak mencerminkan kondisi klinis manusia di saat batuk. Kondisi tersebut terjadi pada saat eksperimen dilakukan untuk melihat konsentrasi partikel yang melayang di udara.  

Berdasarkan bukti-bukti tersebut, WHO terus merekomendasikan pencegahan penularan yang disebabkan oleh droplet dari orang yang terinfeksi COVID-19. Pada lingkungan di mana dilakukan prosedur yang menghasilkan aerosol, WHO tetap merekomendasikan tindakan pencegahan berdasarkan tingkat risikonya.

4. Virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet jadi partikel lebih kecil

Virus COVID-19 Menular Lewat Udara, Ketua Tim Pakar COVID-19 Tanya WHOKepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio. (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Kepala Lembaga Biologi Molekuler EIjkman Prof Amin Soebandrio sebelumnya mengungkapkan penyebaran virus COVID-19 melalui udara bukan suatu temuan baru. Bahkan, Amin sudah mencurigai sejak awal kemunculan COVID-19.

"Jika ada droplet kemudian ada aliran udara yang cukup kuat (virus COVID-19) bisa terbawa angin dan terbang karena volumenya jadi lebih kecil, relatif ringan karena kadar airnya berkurang," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa (7/7/2020).

Amin menerangkan virus COVID-19 bisa keluar bersama droplet (cairan) yang dihasilkan ketika bersin atau batuk. Droplet yang menempel pada benda-benda yang tersentuh orang lain bisa menularkan virus-virus tersebut.

Namun, sebagian virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan mudah menyebar di udara.

"Sebagian besar memang menular melalui droplet, tapi dalam situasi tertentu bisa. Seperti di rumah sakit saat dilakukan prosedur pemasangan ventilator, penghisapan lendir, atau terapi nebulizer," jelasnya.

Baca Juga: Bersatu Lawan COVID-19 Jadi Sistem Kendali Pemerintah Tangani COVID-19

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya