Kisah Pelik Novel Baswedan Berantas Korupsi di Negara Demokrasi

Dua pelaku teror air keras sedang jalani proses persidangan

Jakarta, IDN Times - Tiga tahun lalu, 11 April 2017, menjadi hari yang tidak akan bisa dilupakan oleh penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan. Bagimana tidak, pada hari itu ia mengalami kejadian yang bahkan efek buruknya masih dapat ia rasakan sampai saat ini, kehilangan pengelihatan.

Saat itu, tepatnya setelah melaksanakan salat subuh di masjid dekat rumahnya, Novel mengalami tindak teror yang menyeramkan. Wajah disiram air keras oleh orang yang tidak ia kenali. 

Kini, tiga tahun aksi teror itu sudah berlalu. Walau, terlihat tegar menghadapi teror, namun ketika peristiwa itu baru terjadi, ia mengaku sempat ketakutan akan mati usai disiram air keras. Usai disiram, ia mengaku sempat mengalami sesak nafas. 

Dua pria yang diklaim oleh Polri memang sedang menjalani proses persidangan di PN Jakarta Utara. Walau Novel meragukan dua pria yang juga berstatus personel Polri benar-benar pelaku lapangannya. 

Sebagai pengingat perjuangannya untuk tetap tegar memberantas korupsi di tengah keterbatasan indera penglihatannya, maka berikut kilas balik peristiwa teror yang dialami Novel 2017 lalu.

1. Novel disiram air keras usai melakukan salat subuh di masjid dekat rumahnya

Kisah Pelik Novel Baswedan Berantas Korupsi di Negara Demokrasi(Penyidik senior KPK Novel Baswedan) IDN Times/Ashari Arief

Novel menjelaskan, ia memang memiliki rutinitas salat subuh di masjid yang hanya berjarak 30-40 meter dari kediamannya. Mulanya pada 11 April 2017 subuh waktu itu, semua terlihat normal. Beberapa tetangga terlihat menjalankan salat di masjid yang sama. Ia pun sempat menyapa serta berbincang sebentar dengan mereka.

Setelah berbincang singkat dengan tetangga, tepat di tengah perjalanan menuju ke rumah, Novel mendengar suara kendaraan motor menuju ke arahnya.

"Saya kira tetangga saya pulang dari masjid dan mereka akan menyapa," ujar Novel seperti dikutip dari live streaming Instagram @Tempodotcom pada Sabtu (11/4).

Saat suara motor itu semakin mendekat, Novel pun mengarahkan wajahnya ke kanan untuk menyapa sang pengendara. Niat ramah itu berakhir dengan tumpahan cairan ke wajah dan tubuh Novel.

Dengan sigap, Novel langsung melepaskan jubah yang menjadi pakaiannya untuk menjalani ibadah. Firasatnya sudah tidak baik, ia berpikir cairan itu berbahaya.

"Saya menengok ke sebelah kanan saya, karena saya kira dia akan menyapa, tapi di saat bersamaan dia siram cairan cukup banyak. Saya gunakan jubah waktu itu, (karena) bahaya, saya lepas jubah saya," tuturnya mengenang peristiwa tiga tahun lalu itu. 

Baca Juga: Melihat Lagi Poin-Poin Penting Dakwaan Pelaku Teror ke Novel Baswedan

2. Usai disiram air keras, Novel Baswedan merasakan terbakar di kulit wajahnya

Kisah Pelik Novel Baswedan Berantas Korupsi di Negara DemokrasiPenyidik senior KPK Novel Baswedan. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Setelah membuka jubah yang ia kenakan, Novel pun langsung bergegas mencari air untuk membasuh kulit wajah dan tubuhnya. Novel merasakan kesakitan yang luar biasa, karena zat asam sulfat itu menimbulkan rasa terbakar di wajah dan indera penglihatannya. 

"Satu dua detik saya langsung merasakan terbakar kulit, sangat sakit sekali," ujarnya.

Ia mengatakan sengaja melepas jubahnya dengan harapan cairan asam sulfat tidak lebih parah di tubuhnya. Ketika itu, Novel masih belum tahu, cairan yang mengenai wajah dan matanya adalah asam sulfat. Yang ada di benaknya ketika itu, ia hanya ingin membasuh wajahnya dengan air. 

"Saya memilih untuk menyelamatkan muka dan penglihatan saya dulu, dan siramkan sebanyak mungkin air," tutur pria yang sempat jadi Kapolres di Bengkulu itu. 

3. Novel sempat merasakan gagal nafas dan tidak mampu lagi mencari air untuk membasuh wajah

Kisah Pelik Novel Baswedan Berantas Korupsi di Negara Demokrasi(Penyidik senior KPK Novel Baswedan) ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Dalam bincangnya dengan Pimred Koran Tempo, Budi Setiyarso, Novel juga mengaku sempat mengalami gagal nafas tak lama usai disiram air keras. Hal itu membuat ia tak lagi sanggup untuk mencari air guna membasuh wajah dan matanya dari cairan air keras.

"Saya gak bisa apa-apa lagi, saya (sempat mengalami) gagal nafas waktu itu. Lari saja sangat sulit" ujarnya.

Lantaran merasa butuh pertolongan, ia kemudian berteriak sekencang mungkin. Orang-orang yang mendengar, tak lama kemudian menghampiri Novel. 

"Tetangga saya tahu saya perlu dibantu untuk menuju air. Tidak lebih dari 20 detik, saya ke tempat air dan disiram sebanyak-banyaknya," kata dia lagi. 

Ia kemudian dilarikan ke rumah sakit yang berlokasi tak jauh dari kediamannya pada waktu itu. 

4. Tetangga sempat memperingatkan Novel ada orang yang mencurigakan mengintai rumahnya

Kisah Pelik Novel Baswedan Berantas Korupsi di Negara DemokrasiPenyidik senior KPK, Novel Baswedan (IDN Times/Axel Jo Harianja)

Sebelum wajahnya disiram dengan air keras, Novel mengaku sempat diperingatkan oleh para tetangga mengenai keberadaan orang-orang yang mencurigakan. Kata para tetangga, orang-orang itu sering mengamati tempatnya tinggal. 

"Ada orang-orang yang mencurigakan mengamati rumah saya dan orang-orang yang ada di rumah saya," tuturnya.

Kendati sudah diperingatkan, Novel tidak menyangka akan ada orang yang akan menyiramnya dengan air keras. 

5. Dua personel Polri ditangkap dan disebut sebagai pelaku lapangan teror ke Novel

Kisah Pelik Novel Baswedan Berantas Korupsi di Negara Demokrasi(Dua terdakwa kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan) ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Novel Baswedan akhirnya bergulir di pengadilan. Dua terdakwa yaitu Rahmat Kadir Mahulette dan Rony Buggi ikut dihadirkan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada (19/3) lalu. 

Proses peradilan tetap digelar kendati wabah virus corona sudah mulai menyergap Indonesia. Humas PN Jakarta Utara, Djuyamto mengatakan walau sidang digelar, pihak pengadilan sudah melakukan upaya pencegahan.

Ada penyesuaian yang diberlakukan di dalam ruang sidang. Salah satunya dengan memperhatikan jarak antar pengunjung ruang sidang. 

"Tentu ada penyesuaian (saat di ruang persidangan). Disesuaikan dengan ruang sidang dan social distancing," ungkap Djuyamto melalui pesan pendek. 

Kendati terungkapnya dua terdakwa dan pelaku lapangan masih penuh dengan tanda tanya, namun pihak kepolisian tetap bersikukuh dan yakin dua anggota Brimob itu lah yang menyiram air keras ke Novel. 

https://www.youtube.com/embed/hf-qy7y4XVg

Baca Juga: Tim Advokasi Minta Tunda, Sidang Penyiram Novel Baswedan Tetap Digelar

Topik:

Berita Terkini Lainnya