Waspada! 132.496 Orang di Indonesia Berstatus Suspect COVID-19

Kasus positif COVID-19 di tanah air mencapai 282.724 orang

Jakarta, IDN Times - Dalam sebulan terakhir, angka kasus suspect COVID-19 di Indonesia terus meningkat signifikan. Hal itu selaras dengan makin masifnya kasus positif COVID-19 di tanah air. Misalnya, saja hari ini, Selasa (29/9/2020), Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan jumlah orang dengan status suspect secara nasional sebanyak 132.496 orang.

Satgas Penanganan COVID-19 mencatat, dari 28 September 2020 pukul 12.00 WIB hingga 29 September 2020 pukul 12.00 WIB, jumlah spesimen yang dites COVID-19 berjumlah 37.158 spesimen dari 27.891 orang. Namun, pada hari ini, masih ada 65 dari 343 laboratorium yang belum menyerahkan hasil pemeriksaan spesimen ke Satgas COVID-19.

Baca Juga: [LINIMASA] Perkembangan Terbaru Vaksin COVID-19 di Dunia

1. Kasus positif COVID-19 di Indonesia mencapai 282.724 orang

Waspada! 132.496 Orang di Indonesia Berstatus Suspect COVID-19Ilustrasi swab test. ANTARA FOTO/Didik Suhartono

Dari jumlah pemeriksaan spesimen tersebut, kasus positif COVID-19 naik 4.002 per hari ini. Dengan demikian, kasus virus corona di Indonesia telah mencapai 282.724 orang.

Peningkatan angka kematian akibat virus corona juga terjadi, menjadi 10.601 kasus. Walau demikian, kasus sembuh juga terus naik dan sekarang berada di angka 210.437 orang.

2. Kasus COVID-19 sudah tersebar ke 497 kabupaten dan kota

Waspada! 132.496 Orang di Indonesia Berstatus Suspect COVID-19Seorang tenaga kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri lengkap membawa sample tes usap (swab test) COVID-19 milik warga (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Virus corona telah menyebar ke 497 kabupaten dan kota di 34 provinsi tanah air. Berikut ini data rincian penyebarannya:

1. Aceh 4.471 kasus
2. Bali 8.745 kasus
3. Banten 5.499 kasus
4. Bangka Belitung 347 kasus
5. Bengkulu 665 kasus
6. Yogyakarta 2.607 kasus
7. DKI Jakarta 72.577 kasus
8. Jambi 490 kasus
9. Jawa Barat 21.759 kasus
10. Jawa Tengah 22.205 kasus
11. Jawa Timur 43.450 kasus
12. Kalimantan Barat 974 kasus
13. Kalimantan Timur 8.438 kasus
14. Kalimantan Tengah 3.634 kasus
15. Kalimantan Selatan 10.289 kasus
16. Kalimantan Utara 575 kasus
17. Kepulauan Riau 2.200 kasus
18. Nusa Tenggara Barat 3.289 kasus
19. Sumatera Selatan 5.985 kasus
20. Sumatera Barat 6.180 kasus
21. Sulawesi Utara 4.456 kasus
22. Sumatera Utara 10.211 kasus
23. Sulawesi Tenggara 2.819 kasus
24. Sulawesi Selatan 15.501 kasus
25. Sulawesi Tengah 402 kasus
26. Lampung 875 kasus
27. Riau 7.270 kasus
28. Maluku Utara 2.059 kasus
29. Maluku 2.815 kasus
30. Papua Barat 2.088 kasus
31. Papua 5.999 kasus
32. Sulawesi Barat 773 kasus
33. Nusa Tenggara Timur 406 kasus
34. Gorontalo 2.671 kasus.

3. COVID-19 terbukti menular melalui airborne

Waspada! 132.496 Orang di Indonesia Berstatus Suspect COVID-19Ilustrasi. Pengoperasian laboratorium PCR COVID-19 (ANTARA FOTO/Makna Zaezar)

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengungkapkan, virus COVID-19 dapat menyebar melalui udara dan hal ini bukan suatu temuan baru. Bahkan, Amin sudah mencurigai hal ini sejak awal kemunculan COVID-19.

"Jika ada droplet kemudian ada aliran udara yang cukup kuat (virus COVID-19), bisa terbawa angin dan terbang karena volumenya jadi lebih kecil, relatif ringan karena kadar airnya berkurang," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa 7 Juli 2020.

Amin menerangkan, virus COVID-19 bisa keluar bersama droplet (cairan terkecil) yang dihasilkan ketika bersin atau batuk. Droplet yang menempel pada benda-benda yang tersentuh orang lain bisa menularkan virus-virus tersebut.

Namun, sebagian virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan mudah menyebar di udara.

"Sebagian besar memang menular melalui droplet, tapi dalam situasi tertentu bisa. Seperti di rumah sakit saat dilakukan prosedur pemasangan ventilator, pengisapan lendir, atau terapi nebulizer," jelasnya.

Bahkan menurut Amin, sudah ada bukti dari pengamatan bahwa virus COVID-19 menular melalui airbone. Dia mencontohkan kasus di suatu restoran yang tertutup, misal pengunjung di meja yang bersin maka virus bisa saja satu ruangan kena.

"Ini juga bisa terjadi di ruang kerja, di perkantoran dengan AC split serta tertutup maka droplet bisa terembus udara dan hanya berputar satu ruangan," imbuhnya.

Baca Juga: [LINIMASA-4] Perkembangan Terkini Pandemik COVID-19 di Indonesia

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya