Melihat Kreasi Unik Fashion Sulam Tangan di Kota Malang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Nurul Hidayati (42), tampak sedang merapikan pakaian hasil sulam tangan di ruang tamu rumahnya Jl. Sunan Muria II, Lowokwaru, Kota Malang. Di rumah itu, tangan-tangan terampil para pemuda tengah menari memainkan jarum dan benang sulam untuk beberapa produk mukena dan kerudung. Ada pula beberapa dari mereka tengah menjahit baju.
Menjelang lebaran, pesanan beberapa produk fashion sulam tangan Almira milik Nuruk ini memang mengalami peningkatan jelang lebaran. Untuk itu proses pengerjaan butuh tambahan tenaga agar pesanan bisa dituntaskan.
1. Pesanan mulai meningkat kembali
Nurul menceritakan bahwa lebaran tahun ini dirinya bisa bernafas lega. Karena pesanan fashion sulam tangan miliknya perlahan mulai meningkat. Jika dibandingkan lebaran tahun lalu, kondisi saat ini masih jauh lebih baik. Tahun ini produk fashion sulam tangan miliknya masih cukup banyak menerima pesanan. Paling tidak proses produksi masih tetap bisa berjalan walaupun tidak terlalu signifikan.
Ia menuturkan bahwa pada saat sebelum pandemik di bulan biasa dirinya bisa menerima pesanan hingga 2000 pieces fashion sulam tangan setiap bulan. Jumlah tersebut akan meningkat 100 persen ketika mendekati lebaran. Bahkan untuk produk unggulan seperti mukena sampai kerap kehabisan stok.
"Kalau lebaran tahun ini pesanan yang masuk masih 70 persen dari total pesanan di bulan biasa sebelum pandemik. Ini masih lebih baik karena lebaran tahun lalu barang yang keluar hanya 10 persen saja," katanya Jumat (30/4/2021).
Baca Juga: Inovasi Fashion Muslim, Mukena Asal Bandung Jadi Pionir Bahan Organik
2. Pilih jenis fashion classic dan new classic
Wanita yang juga merupakan Dosen Universitas Negeri Malang, Prodi Tata Busana itu menambahkan bahwa untuk produk-produk yang dihasilkan di Almira Fashion kebanyakan bertema classic dan new classic. Nurul beralasan bahwa gaya busana classic memang lebih bisa diterima banyak kalangan. Terutama bagi mereka para wanita yang tidak ingin terlalu mencolok dalam berbusana. Selain itu, gaya busana classic dan new classic cenderung long life style artinya gaya busana tersebut akan terus bisa eksis dan tetap memiliki penggemarnya sendiri. Untuk itu, sebagian besar produk yang dihasilkan di Almira Fashion merupakan pakaian-pakaian dengan gaya classic.
"Karena produk kami ini sifatnya handmade, maka stok selalu tersedia banyak. Tetapi kami juga menerima pesanan sesuai dengan request dari costumer," imbuhnya.
Editor’s picks
3. Proses dikerjakan dari sampai selesai
Untuk proses pengerjaannya sendiri menurut Nurul semuanya dilakukan di Almira Fashion. Proses awal adalah menentukan desain dari produk fashion yang akan dibuat. Setelah itu tahap berikutnya adalah menentukan bahan dan proses menjahit sesuai desain yang ditetapkan. Setelah proses menjahit selesai baru berikutnya adalah proses sulam tangan. Untuk pengerjaan sulam tangan, Nurul memberdayakan ibu-ibu disekitar tempat tinggalnya. Sekarang ada kurang lebih 100 orang ibu-ibu yang ia berdayakan untuk membantu proses pengerjaan sulam tangan.
"Prosesnya sendiri memerlukan waktu yang bervariasi. Paling memakan waktu memang saat sulam tangan. Untuk motif yang sederhanan bisa dalam 2-3 hari selesai. Tetapi motif rumit biasanya bisa memakan waktu hingga sepekan lebih," katanya.
4. Harga puluhan ribu hingga jutaan
Untuk harga jual sendiri bervariasi mulai dari Rp 85 ribu hingga Rp 1,25 juta. Harga juga menyesuaikan dengan model desain serta motif sulam tangan. Semakin rumit dan sulit motif dan desain yang diinginkan maka harganya juga semakin mahal. Sejauh ini, Nurul menyebut bahwa hampir semua produk yang ia buat diminati masyarakat. Hanya saja, untuk segmentasi pasar, Nurul menyebut bahwa dirinya memang menyasar pada wanita usia 30 tahun ke atas. Hal itu lantaran kebanyakan wanita diusia tersebut tidak terlalu memusingkan masalah style dan gaya berpakaian. Kecenderungannya adalah lebih mengedepankan kenyamanan.
"Kalau untuk cara pemasaran sendiri kami memanfaatkan semua platform media sosial saat ini," jelasnya.
5. Sudah tembus pasar ekspor
Menariknya produk fashion sulam tangan yang dikembangkan Nurul tersebut saat ini sudah menembus pasar ekspor. Beberapa produknya rutin dikirim ke Jerman dan Spanyol. Proses ekspor sendiri justru malah baru dimulai saat sebelum pandemik melanda. Ia mengakui bahwa ekspor produk tersebut cukup membantu bagi dirinya untuk bisa bertahan selama masa pandemik.
"Kalau yang ekspor ini kebanyakan baju-baju daily untuk spring dan summer," tandasnya.
Baca Juga: 10 Model Outfit Batik Kekinian untuk Kondangan, Hype dan Pasti Unik
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.