Starbucks Indonesia soal Boikot: Kami Tidak Punya Agenda Politik

Tetap transparan terhadap konflik Palestina-Israel

Jakarta, IDN Times – Konflik Palestina-Israel telah menyebabkan sales dari berbagai gerai bisnis menurun pesat. Sebab, masyarakat memboikot dengan tuduhan bahwa mereka memberi dukungan kepada operasi militer Israel terhadap warga Palestina. 

Salah satu gerai food & beverage yang terkena imbasnya adalah PT Sari Coffee Indonesia atau yang lebih dikenal akrab sebagai Starbucks Indonesia. 

Senior General Manager PT Sari Coffee Indonesia (Starbucks Indonesia), Avolina Maharjanti, mengatakan, pihaknya tidak memiliki agenda politik dengan isu tersebut.

“Dari sisi kami (Starbucks Indonesia), tidak punya agenda politik sama sekali. Kami tidak menggunakan keuntungan apa pun untuk mendanai operasi militer pemerintah mana pun," kata Avolina di acara Coffee Talk Media Interview di Starbucks Reserve Metropole, Jakarta Pusat, Kamis (29/2/2024). 

Baca Juga: Ada Aksi Bela Palestina di Monas, McD dan Starbucks Sarinah Tutup

1. Sikap Starbucks Indonesia tidak memihak kepada Israel

Starbucks Indonesia soal Boikot: Kami Tidak Punya Agenda PolitikLiryawati dan Avolina Raharjanti dari PT Sari Coffee Indonesia, Starbucks Indonesia (IDN Times/Amara Zahra)

Avolina menekankan, piihaknya menjunjung tinggi kemanusiaan dan tidak berpihak kepada pihak mana pun.

"Kami mengutuk kekerasan. Sama sekali tidak berpihak kepada pihak mana pun. Sikap itu sangat jelas!" kata dia.

Avolina mengatakan, Starbucks merupakan perusahaan publik yang semua aliran dananya terdaftar secara terbuka.

Oleh karena itu, mereka memastikan bahwa sama sekali tidak ada aliran dana yang digunakan untuk mendukung kekerasan Israel terhadap warga Gaza. 

“Itu yang selama ini kami coba sampaikan kepada pihak yang membuat isu-isu semakin menjadi besar,” ujarnya. 

Dia menambahkan, apakah masyarakat mau percaya atau tidak, faktanya adalah bahwa Starbucks tidak beragenda politik. 

“Cuma memang sesuau yang bisa kita kontrol, ya akan kita kontrol,” tambahnya.

Baca Juga: Rumor Indonesia Normalisasi Hubungan dengan Israel, Ini Kata Kemlu

2. Banyak miskomunikasi dan misinterpretasi publik terhadap Starbucks Indonesia

Starbucks Indonesia soal Boikot: Kami Tidak Punya Agenda PolitikTanggapan Starbucks mengenai konflik di Gaze (IDN Times/Amara Zahra)

Chief Marketing Officer Starbucks Indonesia, Liryawati, mengatakan, ada kesalahan persepsi yang perlu diluruskan oleh Starbucks Indonesia.

Dia mengatakan, Starbucks Indonesia adalah perusahaan lokal yang memberikan pekerjaan kepada 6 ribu karyawan lokal dan mendukung 70 ribu petani kopi di Indonesia. 

Namun demikian, Liryawati juga mengaku bahwa adanya isu ini, muncul miskomunikasi atau misinterpretasi yang tidak hanya berdampak kepada penjualan Starbucks, tetapi juga kepada kesejahteraan karyawan dan barista. 

“Tentunya sebagai perusahaan, menjaga keamanan dan kesehatan mental (karyawan) adalah prioritas utama kami,” kata Liryawati. 

Liryawati pun mengatakan, penjualan mengalami penurunan sebesar 30-35 persen secara keseluruhan. 

Baca Juga: Unilever Akui Boikot Bikin Penjualan di Indonesia Merosot

3. Starbucks Indonesia tidak ada rencana bicara panjang lebar terkait isu boikot

Starbucks Indonesia soal Boikot: Kami Tidak Punya Agenda PolitikAcara Coffee Media Talk Interview di Starbucks Reserve Metropole, Jakarta Pusat, Kamis (29/2/2024) (IDN Times/Amara Zahra)

Pada Jumat, 23 Februari 2024, akun Instagram Starbucks mengunggah sebuah deretan gambar kepada 2 juta followers-nya.

Tiga gambar tersebut mengungkapkan bahwa Starbucks atau Howard Schultz, Eks Chief Operating Officer Starbucks, tidak memberi dukungan finansial kepada pihak Israel sama sekali. Hal itu juga sekaligus meluruskan bahwa Starbucks tidak memiliki agenda politik.

Liryawati mengatakan, Starbucks akan terus bersikap transparan terhadap siapa pun yang mempertanyakan masalah boikot

“Saya pikir partner (barista) kita juga sudah terlatih dalam menjaga ketenangan, gak usah tersinggung. Transparan aja dan bicara (tentang) apa yang kita lakukan. Ini semua tentang melayani orang,” katanya. 

Namun demikian, belum ada rencana lain yang lebih spesifik dari Starbucks untuk meluruskan isu boikot ini secara terang-terangan. 

Liryawati juga menambahkan, Starbucks Indonesia tidak ada rencana untuk menyatakan secara panjang lebar tentang isu ini dalam waktu dekat.

"Karena situasi sedang sangat buruk, danmengingat kembali bahwa tidak lama kemarin terjadi pemilihan umum di Indonesia. Hal ini membuat Starbucks ingin lebih berhati-hati dan prioritaskan sensitivitas terhadap publik," ucap dia.

Baca Juga: Pasar Timur Tengah Merugi, Bos McDonald's Salahkan Aksi Boikot

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya