Wamenkominfo: AI Membantu Sekaligus Jadi Ancaman bagi Jurnalisme

Jurnalisme di era disrupsi digital

Jakarta, IDN Times – Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria mengatakan bahwa digitalisasi dan perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) membantu tapi juga memberikan ancaman di dunia jurnalisme

Hal tersebut dia ungkapkan pada acara Konvensi Nasional Media Massa dengan tema “Pers Mewujudkan Demokrasi di Era Digital”, yang digelar dalam rangka perayaan Hari Pers Nasional di Candi Bentar Hall, Putri Duyung Ancol, Jakarta Utara, Senin (19/2/2024). 

Pada kesempatan ini, Nezar menyampaikan berbagai informasi tentang peran AI dalam dunia jurnalisme serta seputar pentingnya mengasah etika penggunaannya. 

Berikut IDN Times sajikan rangkuman dari pembahasannya. Yuk, disimak baik-baik!

Baca Juga: Jurnalisme di Era Disrupsi Digital, Pentingnya Membangun Kepercayaan

1. Digitalisasi menyebabkan pergeseran pola komunikasi user

Wamenkominfo: AI Membantu Sekaligus Jadi Ancaman bagi JurnalismeAcara Konvensi Nasional Media Massa 2024 (youtube.com/@PWIOfficial)

Nezar mengatakan bahwa ada pergeseran di dunia media seiring dengan terjadinya perkembangan digitalisasi pada tingkat global. 

Audience kita, yang dulu dikuasai media mainstream, itu kemudian diambil oleh platform media sosial,” kata dia. 

Menurutnya, platform-platform media sosial seperti Facebook, TikTok, Google dan lainnya sangat menguasai audiens di jagat digital internet. Dia menuturkan bahwa semakin terkoneksi dunia dengan internet, maka semakin hilang audiens yang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan media.

Nezar menganggap ini sebagai dampak dari perubahan pola komunikasi para user

“Dulu lembaga-lembaga media yang menyampaikan konten, sekarang para user di platform media sosial juga bisa produksi konten. Mereka bisa menyebarkannya dan menjadi media tersendiri,” ujar Nezar.

2. Penggunaan AI membantu mencari, memproduksi, dan mendistribusikan berita

Wamenkominfo: AI Membantu Sekaligus Jadi Ancaman bagi JurnalismePresentasi Wakil Menkominfo Nezar Patria pada acara Konvensi Nasional Media Massa, Senin (19/2/2024) (youtube.com/@PWIOfficial)

Jika bicara tentang digitalisasi, tidak bisa lepas dengan perkembangan AI. Menurutnya, kini hampir semua media besar di luar negeri, seperti Forbes, The New York Times, Wall Street Journal, dan lainnya sudah menerapkan AI ke dalam operasional mereka. Sama halnya dengan perusahaan-perusahaan media dalam negeri. 

“Eksplorasi soal (AI) ini terus berkembang, saya kira terus menguat, terutama dalam proses produksi, distribusi, dan pengumpulan berita,” kata Nezar. 

AI kini dapat membantu ruang redaksi dalam mencari berita dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi yang ada di internet. Lalu, AI juga dapat memproduksi berita dengan adanya teknologi AI generatif. 

Dia mencontohkan ChatGPT sebagai salah satu teknologi AI yang sering digunakan oleh publik untuk memproduksi teks.

“ChatGPT kecerdasannya semakin baik dan dia nyaris hampir mirip dengan kemampuan manusia untuk membuat satu narasi,” ujarnya. 

Sedangkan untuk distribusi berita, AI dapat membantu lewat algoritma media sosial, dengan cara menentukan audiens sesuai target yang optimal.

3. Etika penggunaan AI dalam dunia jurnalisme akan menjadi tantangan

Wamenkominfo: AI Membantu Sekaligus Jadi Ancaman bagi JurnalismeWakil Menkominfo Nezar Patria pada acara Konvensi Nasional Media Massa, Senin (19/2/2024) (youtube.com/@PWIOfficial)

Nezar menjelaskan, AI harus diatur secara etis. Itu karena ada risiko dari penggunaan teknologi ini terhadap manusia.

"Karena apa? Karena ada sisi-sisi risiko dari penggunaan teknologi ini bagi umat manusia," ucapnya. 

Dia menuturkan bahwa sebenarnya ada hal yang menakutkan terkait penggunaan AI, yaitu hilangnya sejumlah lapangan kerja. Dunia jurnalisme pun tak luput dari ancaman ini. 

"Hampir semua pertemuan internasional tentang AI selalu membahas apakah artificial general intelligence (AGI) cukup aman buat manusia,?" kata dia. 

Oleh karena itu, terkait penggunaan AI dalam dunia jurnalisme, satu hal yang paling substansial menurut Nezar adalah faktor manusia di dalam membuat keputusan-keputusan terkait apa saja yang harus diberitakan. 

“Apakah mesin bisa menggantikan manusia dalam soal itu? Sisi etika ini mungkin akan menjadi tantangan,” ujarnya. 

Baca Juga: Penerapan AI Dukung Kinerja Jurnalis Lebih Cepat dan Efisien

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya