Berkaca pada Kasus Mario Dandy, Alissa Wahid: Jangan Manjakan Anak!

Jangan memudahkan hidup anak

Jakarta, IDN Times - Psikolog yang juga Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Alissa Wahid menyoroti kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Mario Dandy Satrio terhadap Cristalino David Ozora.

Mario melakukan penganiayaan secara brutal kepada David sampai koma. Ia meluapkan emosinya dan melakukan penganiayaan secara keji. Penganiayaan itu sempat direkam oleh temannya dan tersebar di jejaring media sosial.

Saat ini sudah ada dua orang tersangka dalam kasus ini. Keduanya adalah Mario Dandy Satrio (20) sebagai pelaku penganiayaan dan Shane Lukas Rotua (19) yang merekam proses penganiayaan.

Polisi kemudian menjerat Mario Dandy Satrio dengan Pasal 76c juncto Pasal 80 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak subsider Pasal 351 ayat 2 tentang penganiayaan berat.

Kemudian Shane dijerat 76 huruf C juncto Pasal 80 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Terhadap peristiwa ini, sebagai psikolog, Alissa Wahid berpesan kepada para orang tua untuk tidak memudahkan hidup anak-anaknya.

Sebab kata dia, nantinya anak cenderung akan merasa bahwa segala sesuatu bisa diselesaikan oleh orang tua. Mereka juga gampang merasa dilindungi orang tua. Menurut dia, anak juga harus diajarkan untuk bertanggung jawab.

“Kedua, jangan memudahkan hidup anak. Karena ketika memudahkan hidup anak akan menyusahkan anak ketika menjadi dewasa. Jadi merasa apa-apa merasa bisa diselesaikan orang tua, dilindungi orang tua, anak harus bisa belajar tanggung jawab,” katanya kepada IDN Times, dihubungi, Senin (27/2/2023) malam.

1. Tanggung jawab perkembangan anak bukan di orang lain

Berkaca pada Kasus Mario Dandy, Alissa Wahid: Jangan Manjakan Anak!Ilustrasi anak-anak (IDN Times/Aryodamar)

Lebih jauh, Alissa Wahid juga berpesan bahwa tumbuh kembang anak merupakan tanggung jawab orang tua. Para orang tua juga harus paham bahwa porsi untuk menerapkan nilai-nilai kepada sang anak ada di internal keluarga, bukan di sekolah.

Orang tua memiliki tongkat komando untuk membentuk karakter anak. Karena orang tua memiliki peran yang sangat besar, maka harus mampu memastikan proses tumbuh kembang sang anak.

“Jadi tongkat komandonya ada di orang tua. Karena tidak ada kepentingan yang lebih besar dari pada orang tuanya. Sebagai yang punya kepentingan kita yang harus memastikan proses tubuh kembang anak kita yang harus memastikan,” tutur dia.

Baca Juga: Keluarga Belum Tanggapi Permintaan Maaf Mario, Fokus Kesembuhan David

2. Keputusan kecil menjadi bencana

Berkaca pada Kasus Mario Dandy, Alissa Wahid: Jangan Manjakan Anak!IDN Times/Galih Persiana

Selain itu, Alissa Wahid juga berpesan kepada para remaja untuk bisa belajar dengan baik dari kasus Mario Dandy Satrio. Menurut dia dalam kasus ini, keputusan kecil menjadi sebuah bencan yang besar.

ia juga meminta supaya para remaja untuk tidak mudah terpengaruh hasutan teman-temannya. Sebab kata dia pengaruh terbesar seorang remaja adalah teman sebayanya.

“Jadi jangan mau dipengaruhi jadilah orang yang mempengaruhi. Pengaruh remaja itu teman sebabnya. Hati-hati dalam mengambil keputusan karena kita tidak bisa menolak konsekuensi dari keputusan itu. Keputusan ngomong A ke orang lain itu harus hati-hati,” jelasnya.

3. Aksi brutal Mario berefek domino, termasuk pada sang ayah

Berkaca pada Kasus Mario Dandy, Alissa Wahid: Jangan Manjakan Anak!Sosok MDS pelaku pengeroyokan anak pengurus GP Ansor (IDN Times/Amir Faisol)

Sebelumnya, aksi keji Mario Dandy berdampak besar. Sang ayah, Rafael Alun Trisambodo dinonaktifkan dari pekerjaannya sebagai pejabat pajak, hingga akhirnya memutuskan mengundurkan diri.

Tak hanya itu, kekayaan ayah Mario Dandy yang menyentuh Rp56,10 miliar menjadi sorotan publik.

Bahkan, PPATK dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah mengendus ketidakwajaran kekayaan Rafael Alun.

Mario Dandy yang baru akan masuk semester 2 harus dikeluarkan oleh kampusnya di Universitas Prasetya Mulya. Hal ini juga menimpa kekasihnya, AG, yang dikeluarkan dari sekolahnya.

Baca Juga: Transaksi Mencurigakan Pejabat Pajak Dilaporkan ke KPK Sejak 2012

4. KPK bakal usut kekayaan Rafel Alun, ayah Mario

Berkaca pada Kasus Mario Dandy, Alissa Wahid: Jangan Manjakan Anak!Rafael Alun Trisambodo /(screenshoot video)

KPK memastikan akan mengusut tuntas harta-harta milik Rafael Alun Trisambodo di luar yang tercatat di Laporan Hasil Kekayaan Penyelenggara Negera (LHKPN).

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan pihaknya sudah bertemu dengan Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan untuk mendalami asal-usul harta kekayaan Rafael Alun Trisambodo.   

“KPK sudah bertemu dengan Irjen Kemenkeu, kami akan memeriksa tidak terbatas hanya kepada harta yang dilaporkan di LHKPN,” katanya dalam Ngobrol Seru - Kasus Harta Pejabat Pajak dan Pemberantasan Korupsi by IDN Times.

Ghufron mengatakan, KPK akan mencari data-data lain dengan bekerja sama dengan Itjen Kemenkeu. Dia juga memastikan bahwa pihaknya segera melakukan ekspose untuk kasus Rafael Alun Trisambodo.

“Ini mohon semoga dalam waktu secepatnya ada hasil, nanti kami akan ekspose lebih lanjut,” ujar dia.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya