Pemuda Pandeglang Bertemu Paus Fransiskus: Dunia Harus Berdamai

Tantangan antarumat agama adalah kemiskinan

Jakarta, IDN Times - Deni Iskandar, seorang pemuda asal Pandeglang, Banten, berkesempatan bertemu dengan Pimpinan Katolik Dunia, Paus Fransiskus, di Vatikan, Roma, Italia.

Kesempatan Deni bertemu Paus Fransiskus setelah ia menerima beasiswa dari Nostra Aetate Foundation Disastery Interreligious Dialogue, Vatikan.

Deni adalah satu-satunya alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menerima beasiswa tersebut. Selain Deni, ada juga mahasiswi dari Filipina yang mendapatkan beasiswa yang sama.

Baca Juga: Cerita Deni Iskandar Pemuda Asal Pandeglang Bertemu Paus Fransiskus

1. Tertarik mempelajari studi Gereja Katolik dan Dialog Lintas Agama

Pemuda Pandeglang Bertemu Paus Fransiskus: Dunia Harus BerdamaiDeni Iskandar pemuda asal Pandeglang Banten bertemu Pimpinan Katolik Dunia, Paus Fransiskus (Dok. Pribadi)

Deni tertarik melanjutkan studi tentang Gereja Katolik dan Dialog Lintas Agama di Vatikan. Ia menilai Gereja Katolik pasca-Konsili Vatikan II menjadi lebih moderat, terbuka, dan progresif, terlebih dalam hal memajukan dialog lintas agama dengan spirit hidup bersama, secara praktis.

Deni mengaku mendapat beasiswa studi lanjut dari Pontifical University (Universitas Kepausan) Saint Thomas Aquinas "Angelicum" di Roma. Namun, studi lanjut tersebut belum dapat direalisasikan karena terkendala biaya hidup dan penginapan atau tempat tinggal.

Deni menilai pasca-Konsili Vatikan II, Gereja Katolik lebih terbuka dan progresif. Terlebih dalam hal memajukan dialog lintas agama, dengan semangat Living Together.

"Jadi memang harus kita akui bahwa Gereja Katolik itu pasca-Konsili Vatikan II ini, lebih terbuka dan progresif. Terlebih dalam hal memajukan dialog lintas agama, dengan semangat Living Together itu," kata dia, dikutip dari siaran YouTube Padre Marco, Minggu (20/8/2023).

2. Dokumen Human Fraternity membawa revolusi Gereja Katolik

Pemuda Pandeglang Bertemu Paus Fransiskus: Dunia Harus Berdamaiilustrasi Gereja Katedral Jakarta (19/4/2023). (IDN Times/Herka Yanis)

Menurut Deni, ada banyak dokumen maupun ensiklik Gereja Katolik yang bicara tentang konsep dialog lintas agama, yang terbaru adalah, dokumen Human Fraternity.

Dokumen Human Fraternity adalah dokumen apostolik Paus Fransiskus saat bersilaturahmi dengan Grand Syekh Tayyeb, Imam besar al-Azhar, yang bertempat di Abu Dhabi.

Baca Juga: Paus Fransiskus Akan Kunjungi Mongolia, Bawa Misi Perdamaian

3. Tantangan semua umat manusia, bukan lagi perang antaragama

Pemuda Pandeglang Bertemu Paus Fransiskus: Dunia Harus Berdamaiilustrasi Gereja Katedral Jakarta (19/4/2023). (IDN Times/Herka Yanis)

Menurut Deni, saat ini alam berubah dan berdampak pada tatanan dunia yang juga sudah berubah. Tantangan semua umat manusia, bukan lagi perang antaragama maupun saling hujat dan membenci satu sama lain atas nama agama.

Lebih dari itu, tantangan pemeluk agama saat ini adalah kemiskinan, kesehatan global, perubahan iklim, dan korupsi, yang merugikan banyak orang.

"Kita semua harus sadar bahwa saat ini tatanan dunia sudah berubah, musuh kita bukan lagi antar pemeluk agama. Musuh nyata agama adalah kemiskinan, kesenjangan, perubahan iklim, kesehatan global, juga perubahan iklim. Nah, oleh karena itu, semua pemeluk agama itu harus bahu-membahu menyelesaikan persoalan itu,” kata Deni.

“Terlebih, Islam dan Gereja Katolik, itu jelas punya tanggung jawab, terlebih saat ini sudah ada dokumen Human Fraternity itu kan, jadi standing-nya sudah jelas" tegas dia.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya