TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PGN Kembangkan LNG Bunkering Services, Sasar Penurunan Gas Rumah Kaca

PGN siapkan LNG Bunkering Terminals dan LNG Bunkering Vessel

PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina dan badan usaha gas bumi terbesar di Indonesia menyiapkan diri dalam penyediaan LNG Bunkering Services. (Dok. PGN)

Jakarta, IDN Times -- Liquified natural gas (LNG) merupakan energi fosil yang memiliki potensi besar untuk diutilisasi sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan bagi kapal laut. Penggunaan LNG sebagai bahan bakar kapal dapat mereduksi gas rumah kaca hingga 23 persen jika dibandingkan dengan bahan bakar berbasis minyak saat ini. 

Oleh karena itu, PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina dan badan usaha gas bumi terbesar di Indonesia menyiapkan diri dalam penyediaan LNG Bunkering Services. 

Baca Juga: PGN Berkolaborasi Kembangkan Proyek Biomethane di Sumsel

1. PGN tengah menggodok inisiatif strategis terkait LNG bunkering services, yaitu LNG Bunkering Terminals dan LNG Bunkering Vessels

PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina dan badan usaha gas bumi terbesar di Indonesia menyiapkan diri dalam penyediaan LNG Bunkering Services. (Dok. PGN)

Inovasi PGN ini dikemukakan oleh Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar dalam Indonesia Maritime Expo, Rabu (18/10/2023). Ia mengungkapkan bahwa PGN tengah menggodok inisiatif strategis terkait LNG bunkering services, yaitu LNG Bunkering Terminals dan LNG Bunkering Vessels. 

LNG Bunkering Terminals dirancang sejak Juli 2022 dengan skema shore-to-ship bunkering. Adapun terminal yang berpotensi dikembangkan untuk inisiatif ini adalah Terminal LNG Bontang dan Terminal LNG Arun. 

2. Faktor kunci sukses untuk menyediakan LNG Bunkering adalah peran seluruh stakeholder untuk menciptakan sebuah shared commitment

PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina berkomitmen dalam menjalankan fungsi midstream dan downstream dalam layanan gas bumi nasional. (dok. PGN)

Sedangkan LNG Bunkering Vessels menerapkan skema ship-to-ship bunkering. Inisiatif yang didesain pada Desember 2022 ini berpotensi dikembangkan di sejumlah titik pelabuhan di Batam, Tanjung Priok–Cilegon, Tanjung Perak, Bali–NTB, Makassar–Kaltim, dan Teluk Bintuni.

“Saat ini, LNG merupakan pilihan terbaik sebagai alternatif bahan bakar untuk kapal laut dalam rangka penurunan emisi. Selain itu, terdapat ketersediaan infrastruktur LNG di Bontang yang terletak di rute ALKI II yang melintasi Selat Lombok menuju Selat Makasar, rute ini lebih efisien untuk pelayaran dari Australia ke Asia Timur dan sebaliknya. Faktor kunci sukses untuk menyediakan LNG Bunkering adalah peran seluruh stakeholder untuk menciptakan sebuah shared commitment,” ujar Achmad. 

Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) merupakan alur yang ditetapkan untuk menghubungkan dua perairan bebas yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Alur laut ini ditetapkan untuk pelaksanaan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan berdasarkan Konversi Hukum Internasional. Semua kapal dan pesawat udara asing yang melintas ke utara atau ke selatan, harus melintasi ALKI.

Baca Juga: PGN Jaga Penyaluran Gas Bumi Sesuai Ketetapan Pemerintah

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya