Jhonatan Yuditya, Pemimpin Muda Dayak Peduli Pendidikan dan Lingkungan
Latar pendidikan tak halangi kontribusinya ke lingkungan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Jhonatan Yuditya Pratama, seorang pemimpin muda Dayak di Pontianak, Kalimantan Barat, menyampaikan awalnya bisa tertarik mendirikan Sakolah Budaya Patamuan Talino. Sekolah itu untuk menjaga adat, alam, hutan, dan mencegah terjadinya climate racism dan climate injustice.
Hal itu diceritakan Jhonatan dalam program “101 Climate Change Actions” yang diselenggarakan oleh IDN Times pada 16 Desember 2021.
IDN Times menjadikan Desember sebagai bulan Peduli Perubahan Iklim. Program tersebut tayang di Instagram @idntimes, mulai pukul 16.00 WIB.
Baca Juga: Ecocamp, Pendidikan Iklim Informal Bangun Kesadaran Lingkungan
1. Berawal setelah lulus SMA
Jhonatan menyampaikan semuanya berawal pada saat menamatkan bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Saat itu, ia memikirkan bagaimana caranya agar bisa berkontribusi bagi masyarakat terutama masyarakat adat.
“Bermula pada 2017 saat saya baru tamat SMA. Saya mulai memikirkan apa sekiranya pelayanan yang dapat saya berikan ke masyarakat. Saya memiliki ketertarikan dalam mengajar anak-anak. Dari sana, bersama anak-anak muda lainnya menginisiasi gerakan sekolah adat di mana kami bersama-sama saling sharing pengalaman dan pengetahuan terutama pengetahuan adat," kata pria yang akrab disapa Jho tersebut dalam live Instagram IDN Times, Kamis (16/12/2021).
"Dari sana, saya mulai membuka pikiran saya lebih jauh terkait isu-isu lingkungan yang sedang dihadapi masyarakat adat. Dari sana, kesadaran saya terhadap lingkungan semakin terpacu,” ungkapnya
Baca Juga: Seni Tani, 'Bangunkan' Lahan Tidur di Perkotaan untuk Pertanian