TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ketum PERSI Ungkap Kegagalan Komunikasi Pemerintah Soal COVID-19 

Pemerintah diminta gunakan bahasa yang dikenal masyarakat

Ilustrasi COVID-19. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Kuntjoro Adi Purjanto menilai, terjadi kegagalan komunikasi pemerintah ke masyarakat dalam penanganan COVID-19. Kondisi ini menjadi sesuatu hal yang perlu direfleksikan dan menjadi bahan evaluasi seluruh pihak terkait.

"Dengan bahasa bahasa asing, dengan kulturnya masing-masing, dengan keyakinan dan polanya masing-masing segmen pasarnya tuh khusus gitu bahasanya jangan disamakan," ujar Kuntjoro dalam sesi Public Health: Vaccine What To Expect dalam acara Media Group News Summit Indonesia 2021 yang ditayangkan secara virtual, Rabu (27/1/2021).

Baca Juga: Rumah Sakit Disebut 'COVID-19kan' Pasien, PERSI: Semangat Nakes Runtuh

1. Informasi soal penanganan COVID-19 harus disesuaikan

Ilustrasi personel Satgas Mobile COVID-19 memeriksa kondisi pasien diduga terjangkit virus Corona (COVID-19) di ruang isolasi Rumah Sakit Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (11/3). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Ia meminta pihak-pihak yang memberikan informasi dapat menyesuaikan penggunaan bahasa agar masyarakat mengerti. Misalnya saja, soal perebutan jenazah di rumah sakit, padahal kuasa rumah sakit terhadap pasien hanya sampai di ruang jenazah.

"Kita sering mendengar ada perebutan jenazah di rumah sakit, direbut jenazahnya, padahal kuasa rumah sakit hanya sampai kamar jenazah aja," ujar Kuntjoro.

2. Kuntjoro mempertanyakan mengapa pemerintah tak menggunakan gotong-royong

Ketua Umum PERSI, dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes (IDN Times/Dini Suciatingrum)

Contoh lainnya adalah penggunaan kata kolaborasi dalam vaksinasi COVID-19. Kuntjoro mempertanyakan mengapa pemerintah tak menggunakan kata gotong-royong yang lebih dikenal masyarakat.

"Yang tidak asing di Indonesia coba gotong-royong gitu aja lah, pakainya kok kolaborasi, gotong-royong itu, gotong-royong komunitas sangat diperlukan," jelasnya.

Baca Juga: RS Rujukan COVID-19 Jateng Penuh, Ombudsman Koordinasi dengan PERSI

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya