TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Museum Tutup karena Virus Corona? Jangan Sedih, Nikmati Lewat Virtual

Fitur virtual reality tersedia untuk menambah kesan nyata

IDN Times/Aulia Fitria

Jakarta, IDN Times - Dalam rangka penerapan social distancing atau menjaga jarak untuk menghindari penyebaran virus corona COVID-19, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menawarkan layanan museum digital. Hal itu dinilai dapat menjadi alternatif saat sejumlah museum ditutup.

"Penutupan dan pembatasan kunjungan ke museum ini kami lakukan untuk menjamin keamanan dan keselamatan para pengunjung museum, serta menghindari kondisi yang tidak diinginkan akibat COVID-19," ujar Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid di Jakarta, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Selasa (17/3).

Baca Juga: Virus Corona: Apa Itu Virus? Ini Asal Muasal dan Cara Terbentuknya

1. Sejarah dan budaya di museum bisa dinikmati secara virtual

IDN Times/Aulia Fitria

Museum digital memiliki arti yaitu masyarakat bisa mengunjungi museum secara virtual. Hal tersebut sejalan dengan resminya Google memasukkan beberapa museum dan situs di Indonesia ke dalam Platform Google Arts & Culture sejak 27 Oktober 2016 yang lalu.

Platform itu dioperasikan melalui satu teknologi baru yang dinamakan Art Camera and Google Cardboard.

"Kami berharap penutupan museum tidak berpengaruh kepada masyarakat karena sudah dapat dengan mudah mengakses informasi budaya Indonesia," ujarnya.

2. Candi Borobudur bisa dinikmati dengan virtual reality, loh!

Dok.IDN Times/Istimewa

Melalui hal tersebut, ujar Hilmar, masyarakat juga dapat memanfaatkan virtual reality melalui ponsel dengan aplikasi Google Art & Culture yang tersedia di Android dan iOs. Dengan demikian, informasi budaya Indonesia dapat dinikmati tanpa harus mengunjungi langsung museumnya secara fisik

"Beberapa informasi budaya Indonesia lainnya yang dapat dinikmati melalui aplikasi tersebut di antaranya menjelajahi Museum Situs Manusia Purba Sangiran dan Museum Nasional. Sampai berwisata di Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Ratu Boko dengan Virtual Tour 360 derajat," tutur Hilmar.

3. Sejarah di Monas hingga pengetahuan di museum batik juga bisa kamu nikmati

Pameran Melati Suryodarmo dalam Museum Macan. 26 Februari 2020. IDN Times/Klara Livia

Ia juga menjelaskan, selain museum yang berada di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, masyarakat juga dapat melihat beberapa situs lainnya seperti Museum Tekstil Jakarta, Museum Seni Rupa dan Keramik di Jakarta, Galeri Batik YBI, Monumen Nasional (MONAS) di Jakarta, Yayasan Biennale Yogyakarta, dan Agung Rai Museum of Art (ARMA) di Bali.

Bahkan, Google Art and Culture telah mencakup beberapa alat dan sumber daya pendidikan untuk guru dan siswa.

"Ada video pendidikan, yang tersedia melalui saluran YouTube dan disematkan di halaman web Google Arts & Culture. Selanjutnya, dua halaman yang disebut "Lihat Seperti Pakar" dan "DIY" menyediakan beberapa kegiatan untuk pengguna situs, mirip dengan yang sering ditemukan di galeri seni," katanya.

Pada fitur tersebut, juga terdapat kuis yang meminta pengguna mencocokkan lukisan dengan gaya tertentu. Atau ada juga fitur yang lain, misalnya meminta pengunjung untuk menemukan simbol dalam lukisan tertentu yang mewakili kisah yang disediakan.

Baca Juga: 1.500 Mahasiswa Unmul Gagal Wisuda karena Virus Corona

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya