Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Malang, IDN Times - Guru TK di Kota Malang berinisial S (40) yang terjerat pinjaman online (pinjol) mengaku mendapat teror dari pihak jasa penagih utang (debt collector). Karena merasa terteror, guru tersebut bersama kuasa hukumnya membuat pengaduan ke Polresta Malang Kota, Kamis (20/5/2021).
Baca Juga: Waspada Guys, Ada 86 Pinjol Ilegal dan 26 Investasi Bodong
1. Mengadu ke polisi karena terus mendapat teror
Kuasa hukum dari guru korban pinjol saat usai membuat pengaduan. Dok/istimewa Kuasa hukum guru tersebut, Slamet Yuono menjelaskan, dirinya bersama klien tersebut datang untuk membuat pengaduan atas teror dari para debt collector itu. Karena dari 24 pinjaman online yang membelit S masih ada 19 pinjaman online yang masih berupaya melakukan penagihan dengan jasa debt collector kepada nomor pribadi S. Bahkan tercatat ada 84 nomor berbeda yang melakukan teror kepada S.
"Memang prosedurnya kami harus membuat aduan terlebih dahulu. Tetapi kami meyakini bahwa pihak kepolisian dengan alatnya yang canggih, pasti bisa mengungkap," urai Slamet Yuono, Kamis (20/5/2021).
2. Nilai ada unsur pidana atas teror tersebut
Guru korban pinjol bersama kuasa hukumnya saat di Polresta Malang Kota. Dok/istimewa Lebih jauh, Slamet menilai bahwa penagihan yang dilakukan para debt collector tersebut dia nilai sebagai teror yang sudah masuk ranah pidana. Menurutnya, teror yang dilakukan oleh para debt collector mulai dari ancaman hingga menggunakan kata-kata yang kurang pantas untuk seorang wanita. Untuk itu dirinya berharap kepolisian bisa segera mengeluarkan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil penyelidikan (SP2HP). Agar kasus tersebut bisa naik ke penyidikan.
"Kami berharap segera ada kejelasan dan kasus bisa segera dinaikan ke penyidikan hingga ada tersangka," tambahnya.
3. Polisi masih dalami kasus
Pexels.com/Porapak Apichodilok Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Tinton Yudha Riambodo membenarkan ada pengaduan dari guru TK terkait teror debt collector pinjaman online dari 24 aplikasi itu. Namun demikian, pihaknya masih ingin mendalami kasus tersebut terlebih dahulu. Termasuk mengumpulkan data-data terlebih dahulu.
"Kasus ini masih perlu kami dalami lagi," katanya.
4. Utang dilunasi Baznas
Kuasa hukum dari guru korban pinjol saat usai membuat pengaduan. Dok/istimewa Terpisah, penyelesaian tanggungan dari guru TK tersebut diambil oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Malang. Hal itu sesuai dengan arahan dari Pemkot Malang yang menunjuk Baznas untuk melakukan perhitungan jumlah utang dari guru tersebut.
Dari perhitungan yang dilakukan Baznas untuk pinjaman pokok dari guru tersebut mencapai Rp26 juta untuk 23 penyedia pinjaman online. Karena satu pinjol sudah dibayar oleh guru tersebut. Sesuai kesepakatan awal bahwa Pemkot Malang melalui Baznas membantu pelunasan untuk pinjaman pokok saja. Untuk teknis pelunasannya nantinya akan dikoordinasikan lagi dengan pihak Baznas.
"Dana pelunasan itu nanti dari Baznas. Teknisnya masih akan dikoordinasikan, apakah Baznas yang akan langsung menghubungi pinjol bersangkutan atau melalui kami," pungkas Slamet.
Baca Juga: Viral Guru TK Terjerat Pinjol, Walkot Malang Janji Bantu Pelunasan