TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ditolak Rumah Sakit, Bayi Berusia Satu Bulan Asal Pariaman Meninggal 

Keluarga menuding RS lebih mementingkan pasien COVID-19

Isyana, Bayi berusia Satu Bulan, Putri Fery Hermansyah dan Rydha Yang Ditelantarkan Paramedis. Dok. IDN Times

Padang, IDN Times - Kemalangan menimpa pasangan Fery Hermansyah dan Rydha, sebab bayinya bernama Isyana yang berusia satu bulan meninggal dunia. Menurut warga Jawi Jawi II Pariaman Tengah, Kota Pariaman, Sumatera barat (Sumbar) ini, putrinya ditelantarkan pihak RSUP M Djamil Padang.

Bayi Isyana ditolak pihak rumah sakit karena alasan bangsal anak sedang penuh. Empat jam bayi Isyana bertahan di dalam mobil ambulance yang membawanya dari Rumah Sakit Umum Aisyyah Pariaman, hingga oksigen habis dan Isyana meninggal dunia.

Meski peristiwa itu terjadi pada Rabu lalu (29/4), namun kejadian ini viral di media sosial atau medsos pada Minggu (3/5), setelah ayah bayi Isyana menceritakannya lewat unggahan di medsos.

Baca Juga: Nekat Masuk Sumbar, 350 Kendaraan Dipaksa Balik Arah

1. Bayi Isyana dirujuk RS Aisyyah Pariaman ke RSUP M Djamil Padang

Pexels

Rydha menjelaskan, bayinya mengalami sesak nafas usai menyusui sekitar 10.00 WIB, Rabu (29/4). Ia membawa putrinya ke Rumah Sakit Umum Aisyyah Pariaman. Namun karena keterbatasan peralatan medis, putrinya itu dirujuk ke RSUP M Djamil Padang.

"Kita berangkat difasilitasi ambulance RSU Aisyyah Pariaman. Ada tim medis yang ikut. Menurut mereka anak kami tidak ada gejala COVID-19 sama sekali, hanya keterbatasan alat,” kata Rydha, Minggu (3/5).

Ia juga menjelaskan, jika putrinya didiagnosis COVID-19 maka tim medis akan dikirim ke RSUD Pariaman sebagai rumah sakit rujukan corona, bukan ke RSUP M Djamil Padang yang jaraknya cukup jauh.

2. Keluarga menunggu lama di depan meja administrasi

Ambulance Yang membawa Isyana, Bayi berusia Satu Bulan, Putri Fery Hermansyah dan Rydha dari RS Aisyiyah Pariaman. Dok. IDN Times

Menurut Rydha dirinya lama menunggu di depan ruang administrasi, tak ada satupun paramedis yang datang untuk menjelaskan proses selanjut tindakan untuk Isyana. Setelah pukul 21.00 WIB, perawat yang baru masuk shift jaga melihat Isyana sudah membeku.

"Mungkin mereka takut karena semua keluarga saya malam itu berontak, dan tidak terima dengan standar operasional prosedur RSUP M Djamil. Karena sudah tidak sanggup lagi menunggu lama dan tidak ada kepastian, kami membawa Isyana pulang,” kata Rydha.

3. Isyana bergantung hidup dari oksigen di ambulance

Fery Hermansyah saat mengaji di depan jasad putrinya. Dok. IDN Times

Rydha menyebut saat tiba di RSUP M Djamil Padang sekitar pukul 14.00 WIB, putrinya tidak mendapat pelayanan dari paramedis yang sedang bertugas. Dirinya hanya diberitahu bangsal anak sudah penuh. Padahal kata Rydha, dirinya mendapat informasi kalau bangsal anak dalam keadaan sepi.  

Sejak pukul 14.00 WIB sampai 17.00 WIB, putrinya hanya bertahan di ambulance hingga oksigen habis dan Isyana menghembuskan nafas terakhir.

“Pihak RS lebih mementingkan tes COVID-19 pada semua pasien yang datang ke IGD, daripada menyelamatkan nyawa seorang anak bayi umur satu bulan dalam kondisi sangat kritis. Kami datang tak disambut, tak dilayani. Bahkan sampai satu jam lebih saya dan bayi menunggu di ambulance karena tidak ada respon dari mereka," ujar Rydha.

Baca Juga: 13 Tenaga Medis RSUD Padang Panjang Tertular COVID-19 dari Pasien

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya