TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gempa 5,1 SR Goyang Sumatera Barat, Ini Pemicunya

Tidak berpotensi tsunami

Peta Gempabumi 5.1 skala ritcher Pesisir Selatan. IDN Times/Andri NH

Padang, IDN Times - Sebagian masyarakat di beberapa wilayah di Sumatra Barat, Rabu (5/8/2020) pukul 06.51 WIB dikejutkan dengan getaran gempa bumi yang dirasa cukup kuat.

Berdasarkan analisis  Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), getaran lindu yang memiliki parameter update dengan magnitudo 5,1 dari awalnya 5,2 ini, dirasakan di wilayah Kota Padang Pariaman, Padang Pariaman Padang Panjang, Bukittinggi, Agam. 

“Dirasakan di beberapa wilayah,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, Rabu (5/8/2020).

1. Akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia

Peta Gempabumi 5.1 skala ritcher Pesisir Selatan. IDN Times/Andri NH

Menurut Rahmat Triyono, episenter gempa bumi ini terletak pada koordinat 1,66 Lintang Selatan dan 100,25 Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 49 kilometer Barat Daya Pesisir Selatan, Sumatera Barat pada kedalaman 41 kilometer.

Jenis dan Mekanisme gempa bumi ini, jika memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah Lempeng Eurasia. 

“Mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik,” ujar Rahmat.

2. Gempa tidak berpotensi tsunami

Ilustrasi (IDN Times/Ayu Afria Ulita)

Meski getaran dirasa cukup kuat dan gempa bumi ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi dangkal, namun kata Rahmat Triyono tidak berpotensi tsunami. Hasil monitoring  belum ada  gempa-gempa susulan.

Namun mengingat Sumatra Barat salah satu wilayah yang rawan kegempaan, BMKG tetap mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada. Karena, potensi gempabumi dapat terjadi kapan saja 

“Gempa ini tidak berpotensi tsunami. Untuk masyarakat, kita diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hindari  bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa,” kata Rahmat Triyono.

 

Baca Juga: 4 Jenis Gempa Bumi yang Paling Sering Terjadi, Ketahui Perbedaannya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya