TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pewaris Tahta Tan Malaka: Sejarah Akan Membuktikan 

Menurut Hengky, pahlawan juga dikenal karena pemikirannya

Ilustrasi: Foto Tan Malaka Dirumah Kelahiran Pandam Gadang, Suliki. IDN Times/Andri NH

Padang, IDN Times - Raja Adat Keselarasan Bungo Setangkai Suliki Limapuluh Kota, Hengky Novaron Arsil Datuak Tan Malaka menegaskan, konsep dan pemikiran oleh tokoh Tan Malaka akan dibuktikan seiring berjalannya waktu.

Menurut Hengky, sosok Tan Malaka dikenal tak hanya dari jasanya sebagai pahlawan nasional, tapi penulis buku 'Materialisme, Dialektika, Logika (Madilog)' itu memiliki konsep pemikiran dan filosofi yang cukup relevan.

“Biarkan sejarah akan membuktikan relevansi dari konsep pemikiran dan filosofi Tan Malaka. Nasionalisme dan perjuangan Tan Malaka bagi kepentingan bangsa dan negara sudah tidak perlu diragukan lagi, dengan dikeluarkan Keputusan Presiden nomor 53 Tahun 1963 tentang Ibrahim Datuk Tan Malaka sebagai pahlawan nasional,”kata Hengky yang sebagai penerus tahta atau gelar Datuak Tan Malaka ketujuh ini, Selasa (4/1/2021).

Baca Juga: Kisah Tan Malaka, Hidup Membujang dan Sibuk Mengejar Kemerdekaan RI

1. Bahan renunang bagi generasi muda

Ranji Keluarga Tan Malaka. IDN Times/Andri NH

Menurut Hengky, konsep dan pemikiran yang dilahirkan Tan Malaka bisa dijadikan bahan renungan bagi generasi muda kita. Rekognisi, pengakuan, dan penghormatan masyarakat terhadap Tan Malaka, akan terus berkembang sejalan dengan semakin banyaknya karya maupun buku-buku yang ditulis kalangan akademisi di dalam dan luar negeri.

Satu hal yang sudah jelas kata Hengky, perjuangan baik fisik maupun non fisik Tan Malaka sudah memberi andil besar kepada kemerdekaan Indonesia. Paling tidak menurutnya, pemikiran Tan Malaka bisa menjadi kontrol sosial dan penyeimbang para tokoh nasional ketika itu.

2. Dari bukunya kita tahu pemikiran dan perjuangan Tan Malaka

Berbagai sumber

Meski sempat kesulitan izin terbit dan edar, namun pemikiran dan perspektif Tan Malaka yang tertuang dalam buku akhirnya bisa menguji seberapa jauh relevansi pemikiran dan perjuangan tokoh tersebut, khususnya saat perjuangan kemerdekaan Indonesia pada waktu itu.

“Jadi apakah perlu meletakkan Tan Malaka dalam sejarah Indonesia? Bila iya, bagaimana meletakannya dalam konteks sejarah Indonesia itu? Apakah penulisan sejarah formal perjuangan Tan Malaka menjadi konsumsi pendidikan sejarah bagi siswa sekolah menjadi sangat urgent?,” tanya Hengky.

Ia menambahkan, prakarsa pemerintah untuk memfasilitasi penulisan sejarah pahlawan nasional Tan Malaka bisa bermanfaat bagi generasi muda, sepanjang tulisan itu objektif. Namun situasi seperti sekarang, proses sejarah penulisan Tan Malaka katanya diserahkan kepada mekanisme pasar.

“Kalau ada kecenderungan dari kalangan akademisi untuk mendukung atau memberikan justification terhadap konsep-konsep pemikiran Tan Malaka, maka hal itu tidak bisa disalahkan. Kalau kalangan akademisi cenderung sebaliknya, di mana kalangan akademisi menganggap konsep pemikiran Tan Malaka sudah tidak relevan dengan zaman sekarang, maka hal itu juga tidak bisa disalahkan,” kata Hengky.

Baca Juga: Biografi Tan Malaka, 23 Kali Pakai Nama Samaran

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya